GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Rabu, 25 Desember 2013

[FF] Cherry Blossom Part.2[Last]


Author : Bie


“Mata ashita (sampai jumpa besok)” ucap Minran sambil melambaikan tangannya. Hyoyeon hanya tersenyum dan membalas lambaian tangannya. Ia merasa ada yang aneh tepat saat ia mulai melangkahkan kakinya menaiki bus sekolah. Ada sedikit keributan dibelakang, ia pun segera menoleh dan mendapati Minran tengah diseret oleh dua orang bertopeng menjauh dari gedung sekolah.
             “Ajusshi, aku pulang nanti saja” ucap Hyoyeon sambil berlari menyusul Minran.
             “Ini sudah malam Hyo”
             “Aku ada urusan mendadak”
             Hyoyeon pun diam-diam mengikuti mereka, kali ini ia benar-benar takut. Takut kalau tiba-tiba ada hantu yang muncul dihadapannya, dan takut kalau-kalau mereka menyadari kehadiran Hyoyeon lalu menculiknya.
             Tiba-tiba salah satu penculik itu menoleh dan Hyoyeon pun langsung berusaha menyembunyikan dirinya. Setelah dirasa aman, ia segera berlari untuk mencari bantuan.
             “Sepertinya ada yang mengikuti kita”
             “Sudahlah, lebih baik kita bawa dia masuk, aku sudah tidak sanggup lagi, sepertinya yeoja ini punya kekuatan super. Bobby berhenti menginjak kakiku, kau pikir itu tidak sakit, hah?”
             “Bobby?”
             “Ya! Kenapa kau menyebut namaku” desis namja yang tadi dipanggil dengan nama Bobby itu.
             “Kalau kau Bobby, pasti kau Hanbin” ucap Minran sambil menatap namja yang berdiri disamping Bobby. Kedua namja itu kini hanya bisa membelalakkan mata mereka.
***
             “Gawat…Gawaaaaaattt” teriak Hyoyeon yang berhasil membuat teman-temannya langsung menghentikan aktivitas mereka.
             “Kau kenapa?”
             “Xiumin-a, Minran..kau harus menolongnya”
             “Hah?” Xiumin masih tak mengerti kemana arah ucapan yeoja itu.
             “Minran diculik” jerit Hyoyeon, yang berhasil membuat Xiumin dan dua temannya ikut berjengit mendengarnya.
             “Penculik itu membawa Minran ke gudang, cepat selamatkan dia” teriak Hyoyeon panik, tapi Xiumin masti berdiri mematung ditempatnya.
***
             “Kenapa kau lakukan ini padaku, hah?” jerit Minran saat melihat orang yang menurutnya paling menyebalkan itu tengah berdiri di depannya.
             “Lagi-lagi kau menghancurkan semuanya”
             “Apa maksudmu?”
             “Kau pikir aku tidak tau apa yang kau bicarakan dengan guru BP?” tanya Sehun sambil mendekatkan wajahnya pada yeoja cantik dihadapannya. “Kudengar kau telah mengalahkanku” desisnya.
             “Sehun-a, Minseok hyung” bisik Chanyeol. Saat Sehun bersiap untuk berbalik, tiba-tiba terdengar suara pukulan yang sangat keras, ya, Sehun telah tersungkur tepat di depan kaki Minran. “Hyung, kau berani memukul Sehun?” bentak Chanyeol.
             “Wae? Kau pikir aku takut pada anak ingusan ini?” Sehun yang tidak terima pun langsung bangkit dan memukul Xiumin tepat di perutnya.
             “YAA! Cepat bantu aku” teriak Chanyeol ketika Sehun telah bersiap memukul Xiumin lagi.
             Bobby dan Hanbin pun segera membantu Chanyeol membawa Sehun keluar dari gudang, sementara Hyoyeon membantu Minran melepaskan tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya.
             “Xiumin, kau baik-baik saja?”
             “Eumm” jawab Xiumin yang masih memegangi perutnya yang masih terasa sakit.
             Minran dan Hyoyeon pun memutuskan untuk mengantar Xiumin pulang, bahkan Minran terus memandangi Xiumin sampai ia benar-benar menghilang di balik pintu rumahnya.
             “Mianhae, Minseok-a” bisik Minran.
***
             Setelah kejadian malam itu, Minran tidak pernah menemui Sehun lagi. Ia benar-benar takut kalau Sehun akan mengulangi perbuatannya.
             “Sudah baikan?”
             “Begitulah” jawab Xiumin sambil tersenyum.
             “Kenapa kau menolongku? Maksudku, kau kan sahabat Sehun, kau lebih dulu mengenalnya daripada aku, kemana-mana kalian selalu bersama. Tapi kenapa tiba-tiba kau ada dipihakku?” Xiumin diam, pikirannya mulai berputar-putar tak karuan, dan tiba-tiba saja berhenti pada ingatan beberapa minggu lalu.

[Flashback]
“Kenapa kau menyuruhku kesini”
“Eumm, dengar..aku khawatir dengan adikku, aku takut teman-teman barunya akan melakukan hal aneh untuk mengganggunya. Jadi kumohon agar kau mau melindunginya, aku ingin kau selalu ada disampingnya”
“MWO?”
“Jebal, tapi jangan sampai dia tahu tentang hal ini”
“Tapi kenapa harus aku?”
“Aku tidak bisa percaya pada orang lain selain kau, jadi kumohon”
“Apa kau yakin aku bisa…”
“Tentu saja”
[Flashback End]

             “Xiumin” panggil Minran sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Xiumin. “YAA! KIM XIUMIN” Xiumin pun langsung gelagapan mendengar teriakan Minran yang berhasil mengusir lamunannya. “Kenapa kau tidak menjawabku?”
             “Ah itu..eumm, karena aku merasa kau adalah adik yang harus selalu kulindungi”
             “Adik?”
             “Kau adik temanku, jadi aku juga akan menganggapmu sebagai adikku sendiri. Wae? Kau tidak suka?”
             “Sou dewa nai (bukan begitu)..Ah, aku senang ternyata banyak yang peduli padaku”
             “Ah ne, sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?”
             “Kemarin dia marah-marah karena tau kalau aku sudah mengalahkannya. Lee seonsaengnim memang mengatakan kalau peringkatku diatas peringkat Sehun” Minran mulai was-was menunggu reaksi Xiumin, tapi namja disampibgnya itu hanya mengangguk. “Tapi kenapa dia jadi semenyeramkan itu, oke mungkin dia kecewa karena nilaiku lebih tinggi, mungkin dia marah besar, tapi apa harus dengan menculikku?”
             “Dia memiliki Atychiphobia”
             “Atychiphobia? Tunggu, bukankah itu phobia pada kegagalan?” lagi-lagi Xiumin hanya mengangguk.
             “Apa kau tidak merasa aneh dengan Sehun? Dengan sikapnya yang menyebalkan dan terkesan susah diatur, tapi dia mendapat nilai tertinggi di sekolah ini”
             “Ya, aneh memang”
             “Itu karena ayahnya pernah berjanji kalau Sehun boleh pindah sekolah asalkan dia tetap bertahan di peringkat satu, itulah mengapa ia tidak suka jika ada yang merebut posisinya”
             “Tapi apa harus sekejam itu?”
             “Sepertinya itu efek Atychiphobia-nya, mungkin kalau dia pendiam, dia tidak akan mau menerima tantangan ayahnya, dan mungkin saja dia akan bergulat dengan rasa takutnya sendiri, mengurung diri di kamar dan ketakutan, seakan-akan ia telah melakukan kesalahan yang besar. Bisa dibilang itu adalah aksi nekatnya, dia berusaha menghilangkan phobia-nya. Biasanya dia tidak mau melakukan apa yang orang lain perintahkan”
             “Karena dia takut kalau dia akan gagal”
             “Ne”
             “Apa dia pernah gagal”
             “Tentu saja, paling parah saat kami masih disekolah dasar. Saat itu kami diminta mengerjakan seratus soal, jika salah lebih dari sepuluh maka kami akan dihukum”
             “Dia menolaknya?”
             “Geureohji, saat itu dia benar-benar ketakutan, tapi kami mencoba membujuknya, akhirnya dia pun mau”
             “Apa hasilnya memuaskan?” Xiumin menggeleng pelan. “Jadi dia dihukum?”
             “Tidak juga, guru kami tidak tega menghukum Sehun, tapi Sehun yang menyadari bahwa dirinya telah gagal pun mulai menjerit ketakutan, bahkan ia terus menyalahkan kebodohannya”
             “Apa ada cara untuk menyembuhkannya?”
             “Entahlah”
***
             Sehun langsung menghempaskan tubuhnya ke tempat duduknya, meratapi nasib karena tak ada lagi bubble tea yang biasanya telah tersaji di depannya.
             “Ya! Kim Hyoyeon”
             “Ne..ne, wae?” tanya Hyoyeon yang sedikit ketakutan.
             “Kau kenapa? Kenapa kau seperti ketakutan melihatku”
             Tak sadarkah perbuatanmu itu benar-benar keterlaluan?,bisiknya dalam hati. “Ti..tidak, aku hanya tidak enak badan saja”
             “Benarkah? Ah..apa kau tau dimana Minran?”
             Apa-apaan ini? Kau mau menyakitinya lagi?, ingin rasanya Hyoyeon membentaknya dengan kalimat itu, tapi ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan Sehun dengan gelengan lemah.
             “Minran-a” panggil Sehun saat Minran baru saja melangkahkan kakinya. Minran yang menyadari adanya sosok Sehun diantara teman-temannya itu pun langsung berbalik dan siap menjauh. Tapi terlambat, Sehun telah menahannya, bahkan kini tubuhnya telah berada dalam pelukan Sehun. Minran langsung membulatkan matanya, begitu juga teman-temannya.
             “Kkumiya (apa ini mimpi)?” bisik Hanbin.
             “Tidak, ini nyata” sahut Bobby yang berdiri disampingnya.
             “Mianhae, aku tidak tau kenapa aku harus melakukan itu padamu”
             “Eumm..a..aku sudah m..memaafkanmu”
             “Ya! Bisakah kalian keluar saja! Aku merasa sedikit aneh melihat tingkah kalian” celetuk Chanyeol. Mereka pun tertawa dan berlari meninggalkan teman-temannya.
             “Aku ingin melihat bunga sakura” ucap Minran ketika mereka telah sampai di taman. Minran melirik Sehun yang kini hanya diam, apa ia marah karena lagi-lagi Minran mengungkit tentang Jepang?. “Sehun-a, kenapa kau membenci Jepang?”
            “Entahlah, seingatku karena ibuku. Saat itu kami tinggal di Jepang, ibuku terbunuh karena ulah orang Jepang, bahkan tidak ada yang orang menolong ibuku. Dan sejak saat itulah aku menganggap semua orang Jepang sama kejamnya dengan orang itu”
             “Kalau kau membenci Jepang, kenapa kau sekolah disini?”
             “Karena ini milik ayahku, dia mendirikan sekolah ini saat kami masih menyukai Jepang, dan ibuku pernah memintaku untuk sekolah disini” ucapnya sambil tersenyum kecil.
             Minran masih setia memandangi wajah Sehun, ya, dia bisa dengan jelas melihat tangis dibalik senyum namja itu.
***
             Pagi telah datang, tapi sepertinya matahari enggan menghibur Sehun yang masih terus-terusan murung karena tak kunjung mendapatkan bubble tea-nya lagi.
             “Hyung, mana Minran? Bukankah biasanya kalian berangkat bersama?”
             “Dia tidak datang, hanya menitipkan ini” jawab Xiumin sambil menyerahkan sebuah buku dengan sampul kulit leopard.
             “Apa ini?”
             “Entahlah”
             Perlahan Sehun membuka lembar pertama buku yang ada di depannya itu, terlihatlah sebuah foto gadis kecil dengan senyum manisnya.
             “Aigo kwiyeowo” bisik Sehun dengan senyum lebarnya.

             Akhirnya aku bisa bertemu dengan kakakku, dan sepertinya mulai besok aku akan bertemu dengan orang yang selama ini kucari.

             “Huh? Siapa?” Sehun pun segera membuka dua lembar berikutnya.

             Ah..kau masih sama saja, menyebalkan, bahkan sekarang kau menjadikanku sebagai pembantumu. Dasar kau, Oh Sehun, kalau kau bukan teman kecilku, mungkin sekarang aku sudah memasukkan namamu dalam daftar orang yang paling kubenci.

             “Teman kecil? Apa maksudnya?”
             “Cepat keluarkan buku kalian, kita akan mulai bab baru. Oh Sehun, kau baik-baik saja?”
             “Ne? ehm..sepertinya saya sedang tidak enak badan”
             “Pergilah ke UKS”
             “Ne, gamsahamnida” ucap Sehun sambil berlari meninggalkan kelas.
             Sesampainya di atap sekolah, ia pun kembali membuka buku bersampul kulit leopard itu.

             Berkali-kali aku menyebut kata ‘Sakura’, apa dia masih tidak bisa mengingatnya?
Menyebalkan, harus berpura-pura tidak mengenalnya seperti ini.
             “Sakura?” Sehun pun langsung membaca tulisan di halaman terakhir, bukan halaman terakhir dari buku itu sebenarnya, melainkan lembar terakhir yang diatasnya terdapat tulisan tangan Minran.

             Hari ini dia memberitahuku alasannya membenci Jepang. Ibunya meninggal, dan yang lebih parah lagi adalah karena pelakunya adalah ayahku.

             Sehun hanya bisa membelalakkan kedua matanya, ia masih ragu apakah yang ia baca itu benar atau salah. Hampir saja ia tak bisa menahan amarahnya, namun ia memutuskan untuk melanjutkan membaca untaian kata yang menurutnya terlalu kejam untuk diketahui.

             Ayahku tidak sengaja melakukannya, ia terburu-buru karena ada rapat dikantornya. Bahkan ia sangat menyesal karena tidak bisa menolong korbannya. Tapi rasa penyesalan itu sia-sia, digantikan oleh cairan merah yang membasahi seluruh tubuhnya. Ya, ayahku dibunuh, oleh orang yang statusnya adalah suami dari orang yang telah ditabrak ayahku. Orang itu adalah ayah dari sahabat kecilku…Oh Sehun.

             “Itukah alasannya kenapa ayah membawaku kembali ke Korea? Karena dia telah melakukan pembunuhan?” bisik Shun, suaranya tercekat, dadanya terasa sesak. Ia benar-benar tidak tahu perasaan apa yang harus hadir dalam dirinya.
             Sehun menutup buku itu dengan kasar, dan secarik kertas terjatuh dari dalam buku itu.

             Ya! Oh Sehun, jangan bilang kau masih tidak mengingatku setelah membaca isi buku itu. Kekeke^^
             Aku hanya ingin minta maaf karena telah menggagalkan rencanamu. Jangan khawatir, walaupun aku yang dapat peringkat satu, tapi semua orang tetap akan menganggap kaulah yang mendapat peringkat itu, karena mereka tidak akan pernah menemukanku lagi.
             Hey, mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah ada di pesawat. Aku akan bertemu dengan teman-temanku di negara yang kau benci”

                                                                                             SAKURA

             “Mau kemana kau?” tanya seseorang saat melihat Sehun mulai beranjak dari tempatnya.
             “Membawa temanku kembali”
             “Sepertinya kau terlambat”
             “Apa? Jadi kau sudah tau tentang kepergiannya?”
             “Mian, tapi Minran tidak mengizinkanku untuk memberitahumu”
             Sehun mulai geram, ia langsung berlari meninggalkan Xiumin dan segera pergi ke bandara.
             Sampai dibandara pun Sehun masih merutuki ketidak pekaannya pada kata Sakura yang seringkali Minran lontarkan.
             “Aku terlambat” bisiknya sambil menunduk.
             “Sehun-a” panggil seseorang dari belakang. Ia sangat mengenali suara itu, suara yang selalu didengarnya tiap hari.
             “Kenapa kau mengikutiku sampai kesini hyung?”
             “Sudahlah, ayo cepat pulang”
             “Sirheo”
             “Ya! Oh Sehun”
             “Kubilang aku tidak mau” ucapnya sambil berbalik, dan betapa terkejutnya ia menyadari bahwa ada orang lain yang berada di samping Xiumin.
             “Sakura?”
             “Kau sudah mengenaliku?” tanpa pikir panjang Sehun pun langsuk memeluk yeoja itu.
             “Lebih baik tetap sekolah disana daripada harus melihatmu pergi”
             “Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu”
             “YAA..apa kalian melupakanku? Aku masih disini” Sehun pun segera menggamit lengan Minran dan Xiumin kemudian mengajak mereka pergi. “Shin Minran, kau harus bertanggung jawab karena telah membuatku berbohong pada Sehun”
             “Siapa suruh kau mau melakukannya” ucap Minran sembari menjulurkan lidahnya.
             “Kau ini benar-benar…” Xiumin siap menyerang Minran, tapi gagal, Minran telah berlari menghindarinya.
             “Gomawo” bisik Sehun sambil tersenyum. “YAA! TUNGGU AKU” teriaknya sambil berlari mengejar kedua sahabatnya, dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka.
.
.
.
THE END

[Flashback]
             “Hai” sapa anak laki-laki yang kini duduk disamping Minran. Minran kecil hanya tersenyum dan meliriknya.
             “Aku tidak pernah melihatmu”
             “Aku baru pindah kemarin” jawabnya sambil melepas earphone-nya. Lagi-lagi Minran hanya tersenyum dan kembali melanjutkan aktivitas menggambarnya. “Aku Oh Sehun, kau?”
             “Shin Minran, tapi ibuku lebih suka memanggilku Sakura, katanya aku lahir saat bunga sakura mulai bermekaran”
             “Lalu kenapa dia tidak memberimu nama itu?”
             “Ayahku tidak setuju jika namaku memakai bahasa Jepang”
             “Apa aku boleh memanggilmu dengan nama itu?”
             “Tentu saja” jawab Minran, kemudian mereka pun kembali menikmati hangatnya mentari sore sambil menyibukkan diri dengan aktivitas mereka masing-masing.
[Flashback End]
.
.
.
.
.
Huaaaaahhhh..akhirnya selesai juga….^^
Annyeong yeorobun….