GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Minggu, 24 November 2013

[FF] I CAN SEE YOUR HEARTBEAT


Cast      :
-          Lay “EXO”
-          Ne Rou(Ulzzang) as Wu Yue Ren
Author : Bie

             Seorang gadis dengan rambut tergerai indah tengah berjalan memasuki sebuah rumah mewah, bahkan bisa dikatakan rumah termewah di daerah itu. Ia terus berjalan menyusuri halaman rumah yang cukup luas itu.
             Dentingan piano mengalun lembut, menyajikan kedamaian di sore yang terasa sunyi.
             Lay, seorang pemuda yang tengah memainkan jari-jarinya diatas alat music bersuara merdu itu. Sesaat ia menghentikan aktivitasnya ketika seorang gadis tengah melintas di halaman.
             “Konsentrasi” bentak seseorang yang sedari tadi berdiri disampingnya. Lay kembali memainkan pianonya tanpa melepas pandangannya dari gadis itu. “Cukup, sekarang pulang dan berlatihlah lebih giat lagi, aku tidak mau membuang waktuku hanya untuk mendengarkan musikmu yang berantakan itu” ucapnya sambil berlalu begitu saja.
             Lay segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan ruangan itu, ruangan paling nyaman diantara ruangan lain. Ia melambatkan langkahnya ketika gadis yang dilihatnya tadi tengah berjalan kearahnya. Lay berharap dia akan berhenti dan menyapanya. Tapi ternyata dia terus berjalan melewati Lay yang masih terdiam memandanginya.
             “Yaa! Cepatlah sedikit” teriak seseorang dari halaman.
             “Siapa dia?” tanyanya pada Xiumin, kakak tirinya.
             “Sudahlah, ayo cepat” jawab Xiumin sambil medorong tubuh Lay.
             “Yaa! Kau bisa membuatku jatuh” keluh Lay.
***
             Keesokan harinya, Lay kembali kerumah itu, dan berharap bertemu gadis yang kemarin sempat membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dengan pianonya.
             “Apa-apaan ini?” bentak seseorang dari ruangan yang penuh dengan alat music itu. Lay memicingkan matanya, mencoba mencari tahu apa atau siapa yang berhasil membuat gurunya marah dihari yang masih pagi itu. “Inikah yang kau dapatkan selama tiga tahun belajar di luar negeri? Musik setingkat Mozart pun kau tidak bisa memainkannya” bentak Kris, dan saat itu pula Lay sadar kalau gurunya sedang memarahi gadis yang ia lihat kemarin.
             “Kalau begitu, ajari aku” jawab gadis itu dengan lirih.
             “Sudah kubilang aku tidak akan pernah menyentuh benda ini lagi” bentaknya sambil berlalu dari hadapan Yue Ren.
             Yue Ren yang terkejut pun langsung menjatuhkan permen yang baru saja diambilnya dari meja yang ada di dekatnya. Ia pun segera mencarinya, tangannya terus meraba-raba lantai di sekitarnya, tapi ia pun tak kunjung mendapatkannya.
             “Apa dia tidak bisa melihat?” tanya Lay pada Jongkook, sopir pribadinya.
             “Ssstt..kudengar pendengarannya tajam, sepertinya dia bisa mendengarmu” jawabnya.
             Lay pun mencoba masuk kedalam ruangan itu, tentu saja secara diam-diam, ia takut Kris akan melihatnya dan memarahinya habis-habisan.
             “Ni hao (hai)” sapanya sambil duduk di samping gadis itu “Aku akan menunjukkan musik yang biasa kumainkan” ucapnya, kemudian mulai memainkan musik kesukaannya itu.
             Kris yang merasa mendengar suara musik Lay pun segera berlari dan bersiap-siap menghujaninya dengan sejuta omelan karena telah masuk tanpa sepengetahuannya.
             Ia langsung mengerutkan keningnya ketika tidak melihat siapa-siapa diruangan itu kecuali Yue Ren.
             “Ta zai nali (dimana dia)?”
             “Shui (siapa)?”
             “Orang yang baru saja memainkan piano itu”
             “Tidak ada siapa-siapa selain aku disini”
             “Benarkah? Jadi maksudmu kau yang baru saja memainkannya?”
             “Begitulah”
             “Mainkan sekali lagi”
             “Aku tidak bisa memainkannya jika ada orang lain di dekatku”
             “Baiklah, aku akan pergi” ucap Kris tanpa beranjak satu sentí pun dari tempatnya berdiri.
             “Aku tahu anda masih disini” ucap Yue Ren, dan Kris pun akhirnya benar-benar meninggalkan ruangan itu.
             Lay yang sudah tidak mendengar suara Kris pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali duduk disamping Yue Ren
             “Tak kusangka dia tetap sekajam itu padamu, seharusnya dia bisa memakluminya, maksudku, bermain piano dengan keadaanmu yang seperti ini saja bisa membuktikan kalau kau ini hebat”
             “Buyaojin, wo hen hao (sudahlah, aku baik-baik saja)”
             “Dia benar-benar kejam, dia itu manusia apa monster? Menyebalkan”
             “Ayahku tidak sekejam yang kau bayangkan ”
             “Hey, dia lebih kejam dari yang kubayangkan, dia pikir dia sia..pa” Lay langsung menghentikan omelannya dan menoleh pada Yue Ren.
             “Shenme (apa)? Ayah?” tanyanya dengan nada shock, sementara Yue Ren hanya mengangguk dan tersenyum geli.
             “Aku Wu Yue Ren, putri dari tuan monster” ucapnya sambil mengulurkan tangannya dan terkikik.
             “Ah, aku Zhang Yi Xing, panggil saja Lay, dan aku minta maaf karena. . .”
             “Tidak masalah, teman-temanku juga sering mengatakan kalau ayahku sangat kejam. Sebenarnya dulu dia tidak seperti itu, sikapnya berubah setelah aku memutuskan untuk menjadi pianis”
             “Wei shenme (kenapa)?”
             “Dengan aku memutuskan menjadi pianis, itu berarti dia harus sering menemaniku di tempat ini, padahal ini adalah tempat yang paling ia benci, semua kenangannya bersama ibuku ada disini” ucapnya panjang lebar. “Dia mulai bisa bernafas lega saat aku ingin belajar di luar negeri, karena itu berarti ia tidak perlu seharian berada di ruangan ini”
            “Tapi kehadiranku membuatnya harus tetap berada diruangan ini” ucap Lay sembari menghela nafas panjang. “Pantas saja ia sempat menolak saat aku memintanya untuk menjadi guruku”
             Suasana mulai hening, sesekali Lay melirik Yue Ren yang masih memainkan jari-jarinya.
             “Lay, apa masih ada permen di situ?” tanyanya sambil menunjuk toples kaca yang ada disamping Lay.
             “Eumm”
             “Bisakah kau mengambilkannya untukku?”
             “Dangran (tentu saja)” ucapnya sambil meraih toples kaca itu. Tapi tiba-tiba saja dadanya terasa sakit, jantungnya berdegup sangat cepat, bahkan lebih cepat dari saat ia menatap Yue Ren.
             “Awh” rintihnya sepelan mungkin.
             “Wei shenme?” tanya Yue Ren saat Lay mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.
             “Meiguanxi (tidak apa-apa)” jawabnya,kemudian kembali meraih permen yang tadi telah diambilnya. Ia pun menyuapkan permen itu pada Yue Ren. Ia tersenyum ketika merasakan tangannya baru saja menyentuh bibir lembut Yue Ren.
***
             Setiap hari, Lay akan mengajak Yue Ren jalan-jalan jika les pianonya telah selesai, dan tentu saja mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, Lay tidak ingin orang suruhan ayahnya tau tentang hal ini.
             “Lay, aku benar-benar ingin melihatmu”
             “Walaupun kau tidak bisa melihatku, tapi kau bisa membayangkan wajahku” ucap Lay sambil menangkupkan tangan Yue Ren ke wajahnya. “Zenmeyang (bagaimana)? Kau bisa membayangkannya?”
             “Eumm, ni hen suai (kau sangat tampan)” ucap Yue Ren dengan kedua tangan yang masih menelusuri tiap sentí wajah Lay.
             “Nali nali, ni guojiangle (tidak tidak, kau terlalu memuji)” balas Lay sambil tertawa.
             “Bu hui (tidak), aku serius”
             “Shi ma (benarkah)?” Lay pun menjauhkan tangan Yue Ren dari wajahnya dan diletakkan tepat di dada kirinya.
             “Inilah yang terjadi saat aku di dekatmu” ucap Lay yang masih membiarkan Yue Ren merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, seakan-akan siap keluar dari rongga dadanya.
             “Kau baik-baik saja?” Tanya Yue Ren ketika Lay mulai merintih lagi.
             “Wo hen hao” jawab Lay yang masih berusaha menyamarkan suara rintihannya.
             “Shi ma?”
             “Aku akan tetap baik-baik saja jika di dekatmu” Yue Ren hanya diam dan membiarkan bibirnya membentuk lengkungan indah yang terukir sempurna di wajahnya.
***
             “Kemana dia? Seharusnya kan sudah selesai” gumam Jongkook yang terus berusaha menghubungi Lay. “Ah sial, kemana dia?”
             Beberapa menit kemudian, Jongkook menerima panggilan dari ayah Lay, tuan Zhang.
             “Kenapa belum pulang?”
             “Dui bu qi (maaf), kami akan terlambat sampai rumah”
             “Wei shenme?”
             “Ada sedikit masalah”
             “Jika sudah selesai, cepat bawa dia pulang”
             “Hao (baiklah)”
***
             Lay dan Yue Ren masih menghabiskan waktu mereka ditaman, beruntung Jongkook tidak menemukannya, karena mungkin saja dia akan diseret dari tempat itu.
             “Kuantar kau kedalam” ajak Lay sambil menarik lengan Yue Ren dengan lembut.
             “Xie xie”
             “Xie shenme la (terima kasih untuk apa)?”
             “Mengajakku keluar”
             “Bu ke qi (sama-sama)”
             “Yixing” Lay pun menoleh dan mendapati seseorang tengah berlari menghampirinya.
             “Xiu..Xiumin ge”
             “Dia ada disini” teriaknya, kemudian Jongkook pun segera menghampiri mereka dan membawa Lay keluar. “Sudah kubilang kan jangan dekati Yue Ren, baba (ayah) tidak akan membiarkan hal itu terjadi”
             “Yue Ren” Lay terus berontak, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Xiumin dan Jongkook.
             “Lay” Yue Ren terus memanggilnya, tangannya masih berusaha menggapai Lay, tapi percuma, hanya udara kosong lah yang membelai lembut kedua tangannya. “Lay..ni zai nali (dimana kau)?”
             “Yue Ren” suara Lay semakin menghilang, digantikan suara angin yang semakin kencang menerpa wajah Yue Ren.
             “Dui bu qi (maaf), aku tidak bisa membantu kalian, aku tidak ingin Zhou Mi semakin membenciku” gumam Kris yang telah menyaksikan semua itu melalui jendela kamarnya.
***
             Sejak kejadian itu, Lay tidak pernah terlihat lagi, Yue Ren pun tidak pernah keluar dari kamarnya. Yue Ren hanya bisa berharap Lay kembali kerumahnya dan bermain piano lagi.
             Tiba-tiba saja, ia mendengar suara pintu yang terbuka, ia yakin itu adalah Lay setelah mendengar suara dentingan piano yang mengalun lembut.
             “Lay” bisiknya sambil tersenyum. Yue Ren masih menikmati dentingan piano yang dimainkan Lay.
             Tapi tiba-tiba saja, suara itu menghilang digantikan oleh keributan yang membuatnya khawatir. Yue Ren hanya bisa menahan air matanya sambil menggenggam erat sebuah botol kecil ditangannya, botol yang berisi obat penghilang rasa sakit milik Lay yang terjatuh saat ia dipaksa untuk pulang.
***
             “Hati-hati” ucap Kris yang berusaha membantu Jongkook mengangkat tubuh Lay yang sudah tak berdaya.
             “Cepat” teriakan Xiumin yang menggema ditengah sunyinya malam membuat Yue Ren semakin khawatir, ia tak ingin hal buruk menimpa Lay.
             “Xie xie” ucap Jongkook setelah Kris membantunya.
             Kris pun mengangguk, ia terus memandangi mobil yang membawa Lay sampai tak terlihat lagi. Ia pun melirik ruangan atas, ruangan dimana Yue Ren masih berkutat dengan kekhawatirannya.
             “Dui bu qi” gumamnya, lalu ia pun segera memainkan piano di depannya, piano yang tidak pernah ia sentuh sejak tiga tahun lalu.
             Sementara itu, Yue Ren kembali menampakkan senyumnya, mendengar musik yang biasa dimainkan Lay benar-benar membuatnya tenang.
             “Lay, aku tahu kau baik-baik saja” bisiknya sambil tersenyum.
             Kini Lay hanya bisa berharap Yue Ren tidak menyadari kepergiannya, ia bahkan berharap, gurunya, Kris akan terus memainkan pianonya agar Yue Ren menganggap itu adalah dirinya.
             “Dui bu qi, Wu Yue Ren” ucap Lay yang kini tengah memandangi Yue Ren yang masih menikmati dentingan piano itu. “Aku akan tetap hidup dihatimu” kemudian perlahan-lahan sosoknya pun menghilang bagaikan kepulan asap yang menghilang ditengah malam.

THE END
[Flashback]
             “Duizhang? Jadi sekarang kau ketua klub music?” Tanya Zhoumi sedikit meremehkan. “Kau, yang dulu mengatakan sangat membenci music, sekarang menjadi ketua klub music, bahkan semua orang menganggap musikmu lebih indah dari musikku”
             “Bu shui, musikmu yang lebih indah”
             “Dulu saat kau mengatakannya, kupikir aku akan sukses dan tidak akan memiliki pesaing di sekolah ini, tapi tiba-tiba saja kau menghancurkan semuanya”
             “Zhoumi. . .”
             “Wo hen ni (aku membencimu)”
             “Zhang Zhou Mi”
             “Mulai saat ini, aku bukanlah temanmu, aku tidak akan ikut campur dalam kehidupanmu lagi, dan kau. . jangan pernah muncul dihadapanku ataupun ikut campur dalam masalahku” bentak Zhoumi, kemudian meninggalkan Kris yang merasa baru saja kehilangan sahabat terbaiknya.
[Flashback End]

                                                     Inspired by Jin’s MV-Gone

Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…

Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]

Sabtu, 16 November 2013

[FF] FIX A HEART


Cast      :
-          Kris “EXO”
-          Suho “EXO”
-          Jessica “Girls Generation”
-          Krystal “F(X)”

Author : Bie

             Semburat merah dilangit telah Nampak, tapi namja satu ini masih saja sibuk memainkan bola basket ditangannya, sedangkan namja yang satunya lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan tumpukan buku-buku disampingnya.
             “Aww” jeritnya ketika bola basket Kris telah berpindah ke kepalanya.
             “Berhenti membolak-balik benda itu, apa kau tak bosan?”
             “Lalu apa kau tak bosan bermain-main dengan benda ini?” Tanya Suho sambil melempar bola itu pada Kris.
             “Ah, baiklah, terserah kau saja” jawab Kris yang mulai berjalan menghampirinya. “Ayo pulang” ajaknya sambil menyambar tasnya dan tas Suho.
             Kris benar-benar menyayangi sepupunya itu, bahkan ia sudah menganggap Suho sebagai adiknya sendiri. Bahkan ia meminta Suho untuk tinggal dirumahnya sejak orang tuanya memutuskan untuk melanjutkan bisnis mereka di Canada.
             “Yaa, bukankah kau pernah bilang padaku kalau kau punya yeojachingu saat di Kanada?” Tanya Suho sambil berusaha mengimbangi langkahnya dengan langkah Kris.
             “Wae?”
             “Sepertinya aku tidak pernah melihat foto yeoja itu dirumahmu, dan kurasa kau juga tidak pernah menghubunginya”
             “Apa aku harus melapor dulu padamu?”
             “Eumm…”
             “Sudahlah, aku tidak tau dimana dia sekarang”
             “Kau harus mencarinya”
             “Kenapa? Mungkin saja dia sudah bertunangan dengan pria lain, atau malah sudah menikah”
             “Jangan berprasangka. . . .”
             “Masuklah dulu, aku mau membeli makanan untuk makan malam” ucapnya sambil melempar tas Suho, bola, dan tasnya pada sepupunya itu.
***
             “Kris?” sapa seseorang yang baru saja menepuk bahunya. Kris menoleh, namun ia hanya mengangkat alis tebalnya dan memandang orang itu dengan bingung. “Kau melupakanku? Aku benar-benar kecewa padamu, Krisasso” Kris tersentak, hanya dua orang saja yang memanggilnya dengan sebutan itu, Suho dan…Krystal, mungkinkah dia?
             “Krystal?” tanyanya dengan ragu.
             “Akhirnya kau mengenaliku juga”
             “Sejak kapan kau disini?”
             “Sejak tadi”
             “Tidak, maksudku sejak kapan kau pindah ke negara ini?”
             “Dua tahun lalu”
             “Benarkah? ah, jadi apakah sekarang kau mau memberiku nomor ponselmu yang baru?”
             “No”
             “Okay”
             “Baiklah..baiklah, berikan ponselmu”
             “Eumm, apa kalian sudah menikah?”
“Are you crazy? Kau menanyakan pernikahan di umur kami yang masih semuda ini?”
             “Ah ya, tak kusangka aku sebodoh ini..jadi, apa kau sudah punya kekasih sekarang?”
             “Ah, kurasa seseorang sedang kelaparan menungguku” ucap Krystal sambil mengembalikan ponsel Kris.
             “Kurasa begitu”
             “Bye Kris”
             “Bye”
***
             “Aku sudah menemukannya” sorak Kris ketika pintu rumahnya telah terbuka.
             “Hah?”
             “Kekasihku”
             “Itukah alasannya kenapa kau membiarkanku kelaparan?”
             “Ah..sorry” ucap Kris sambil memberikan makanan yang telah dibelinya tadi.
             “Jadi, dimana dia tinggal?” tanya Suho yang mulai menyuapkan kimbab kedalam mulutnya.
             “Ow, aku lupa menanyakannya”
             “Ckckck..tak kusangka kau lebih bodoh dari yang kubayangkan”
             “YAAA!!!”
“Wae? Kenyataan kan? Kau ini tampan, tinggi, popular, tapi ternyata…kau juga babo”
“Stop mengataiku bodoh, cepat makanlah yang banyak dan berjanjilah padaku kau akan lebih tinggi dariku” ucap Kris yang beranjak menuju ke kamarnya.
“Itu tidak mungkin, Krease”
“Sorry, I can’t hear you” ledeknya
***
             Air yang terus bergemericik tak membuat Jessica terganggu sedikitpun, bahkan ia semakin berkonsentrasi dengan gaun yang ada dihadapannya.
             “Apa ini gaun yang akan kau bawa ke butik?” Tanya Krystal yang telah bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya.
             “Eumm..bagaimana menurutmu?”
             “Perfect..aku sedang mencoba membayangkannya sekarang”
             “Membayangkan apa?”
             “Aku memakai gaun ini ke pesta pernikahan kakak temanku”
             “Kau akan menjadi pusat perhatian dengan gaun ini”
             “Itulah yang kuharapkan”
             “Bahkan gaun ini akan terlihat lebih mencolok daripada gaun yang dipakai pengantinnya”
             “Nuna, kau sudah siap?”
             “Ah ya” jawab Jessica. “Dia adikku, Krystal” tambahnya ketika melihat ekspresi bingung Suho.
             “Kim Joonmyun, tapi kau bisa memanggilku Suho” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
             “Jung Soojung, kau bisa memanggilku Krystal” Krystal pun menjabat tangan Suho dan tersenyum.
             “Jadi apa yang harus kulakukan?” Tanya Suho yang buru-buru menjauhkan tangannya dari tangan Krystal.
            “Kau bisa membawa gaun-gaun ini ke mobilmu?” tanya Jessica sambil menunjuk gaun-gaun yang ada di sofa, termasuk gaun yang baru saja ia selesaikan.
             “Tentu saja” ucap Suho.
             “Aku tidak pernah melihatnya”
             “Dia selalu datang ke butik”
             “Kenapa kau tidak memberi tahuku kalau ada pangeran tampan yang selalu datang ke butikmu?”
             “Setiap hari aku memintamu untuk datang, tapi kau selalu mengatakan kalau kau sibuk dengan tugas-tugasmu”
             “Nuna, ayo berangkat”
             “Suho-ya, setelah mengantarku, apa kau akan langsung ke kampus?”
             “Ne, waeyo?”
             “Kuharap kalian berdua bisa berangkat bersama”
             “Ne, tentu saja”
***
             Suho telah mengantar Jessica ke butiknya, sekarang hanyalah ia dan Krystal yang ada didalam mobilnya. Kecanggungan terjadi diantara mereka, bagaimana tidak, mereka baru saja bertemu tapi sudah harus pergi berdua.
             “Ehm..kau, apa kau sudah lama mengenal kakakku?”
             “Sudah satu tahun, kurasa. Ah, tapi kenapa aku tidak pernah bertemu denganmu?”
             “Karena kau tidak pernah kerumah”
             “Maksudku saat di butik kakakmu”
             “Aku memang jarang kesana, kesana pun jika Sica menyuruhku untuk menjemputnya” jawabnya. “Dia bilang kau kesana tiap hari, apa yang kau lakukan?”
             “Itu. . .hanya, mengajaknya makan, dia terlalu sibuk, sampai-sampai lupa kalau belum makan seharian” Krystal hanya mengangguk, dan membiarkan suasana kembali sunyi.
***
             Sudah seminggu ini Krystal mengenal Suho, selama itu pula ia terlihat sering berada di butik kakaknya, sekedar untuk melihat Suho. Tapi ternyata ia tidak menemukan Suho disana.
             “Sebenarnya kemana dia?” Tanya Krystal dengan kesal.
             “Apa kau tidak bertemu dengannya di kampus?”
             “Tadi aku bertemu dengannya, dan dia bilang kalau dia akan kesini”
             “Mungkin dia tidak ingin bertemu denganmu” goda kakaknya.
             “Begitukah? Terima kasih telah membuatku sakit hati sist” ucap Krystal, kemudian langsung pergi dari tempat itu.
***
             “Hey, bukankah biasanya kau pulang telat? Apa kau bertengkar dengan ‘calon’ kekasihmu itu?”
             “Tidak, aku hanya tidak ingin bertemu dengan adiknya”
             “Hah?”
             “Dia membuatku sedikit…risih, aku jadi tidak sebebas dulu bertemu dengan kakaknya”
             “Benarkah? Kasian sekali. Hey, kau mau ikut denganku besok?”
             “Mian, ada sesuatu yang harus kulakukan”
             “Ah, sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu mencari kekasihku”
***
             Jessica masih menatap keluar jendela, memandangi butiran-butiran sebening kristal yang jatuh dari langit. Tak ada yang tau perasaannya saat ini, benar-benar sulit ditebak.
             “Kris” panggilnya pada seorang namja yang baru saja melintas di luar café. Namja itu pun menoleh dan langsung berlari menghampiri Jessica.
             “Sica, benarkah. . .”
             “Ya, ini aku…Long time no see”
             “Ya, sebenarnya aku sudah lebih dulu bertemu dengan Krystal, tapi aku lupa menanyakan tempat tinggal kalian”
             “Kenapa kau sebodoh itu, hah?”
            “Kenapa semua orang selalu menyalahkan kebodohanku?” Jessica pun tertawa melihat Kris yang mulai kesal.
             Tak lama kemudian, keluarlah Suho yang langsung terkejut melihat Kris dihadapannya.
             “Kris?”
             “Suho-ya, kau hebat, tak kusangka kau yang lebih dulu menemukan kekasihku” ucapnya sambil menepuk bahu Suho. “Jadi itukah alasannya kau tidak ingin ikut denganku? Ternyata kau sudah menemukannya dan ingin memberiku kejutan”
             “Kalian saling kenal?”
             “Ya, dia sepupuku” jawab Kris sambil merangkul Suho. “Thanks Myun-i”
             “Ah, tidak masalah” ucap Suho. “Karena kalian sudah bertemu, kurasa tugasku sudah selesai, aku harus pergi sekarang” tambahnya sambil menyambar tas putih miliknya dan langsung keluar dari tempat itu.
             Suho tak tau kemana kakinya akan melangkah, ia masih kecewa, marah, bahkan ia merasa tidak ada keadilan dalam hidupnya. Ia merasa hidupnya tidak sempurna. Orang tua yang telah lama meninggalkannya, dan kini yeoja yang ia cintai pun tak bisa bersamanya.

[Flashback]
             “Yeoboseyo, Kris, cepatlah kesini, café depan kampus” ucap Suho. “Kau akan terkejut melihat ‘calon’ kekasihku. Kau pikir aku tidak bisa mendapatkan yeoja cantik, hah?” batinnya.
             Setelah sepuluh menit ia gunakan untuk mengumpulkan keberaniannya, ia pun segera keluar dan terus mencoba menenangkan dirinya.
             Dari kejauhan, ia melihat sosok namja tinggi yang sangat ia kenal tengah tertawa bahagia dengan seorang. . .yeoja, ya, yeoja itu adalah Jessica.
             “Secepat itukah mereka akrab?”
“Suho-ya, kau hebat, tak kusangka kau yang lebih dulu menemukan kekasihku” ucapnya sambil menepuk bahu Suho. “Jadi itukah alasannya kau tidak ingin ikut denganku? Ternyata kau sudah menemukannya dan ingin memberiku kejutan”
[Flashback End]
            
             “Jadi selama ini orang yang kudekati adalah. . .kekasihmu?” batinnya. Kini ia telah sampai di taman kota. Sepi, hanya ada beberapa anak yang berlarian sambil tertawa lepas di tempat itu.
             “Kau merasakan apa yang kurasakan” ucap seseorang yang sedari tadi telah memperhatikannya. Suho pun berbalik dan menatap yeoja itu. “Kau mencintai orang yang telah mencintai orang lain, begitu juga denganku”
             “Apa maksudmu?”
             “Aku menyukai orang yang sebenarnya telah mencintai kakakku”
             “Kris?” Krystal hanya diam dan terus menatap Suho. “Aku?” kali ini ia tersenyum dan langsung mengalihkan pandangannya.
             “Aku tau akan seperti ini, aku tau kau. . .”
             “Aku hanya menganggapmu sebagai adikku, tak lebih”
             “Itulah kenapa aku mengatakan nasib kita sama. Aku mencintaimu, tapi kau mencintai kakakku yang ternyata telah mencintai Kris”
             “Lupakan kau pernah mencintaiku”
             “Kau pikir itu mudah?”
             “Coba saja, aku juga akan mencobanya, aku akan mencoba untuk melupakan bahwa aku pernah mencintai kakakkmu”
             “Aku tak bisa”
             “Kau bisa, yakini saja” ucap Suho yang masih memandang lurus ke depan, memandang hamparan rumput hijau dengan bunga-bunga yang tersebar disana.
             Hari itu, Suho dan Krystal menghabiskan waktu bersama di taman itu. Krystal, mencoba melupakan perasaannya pada namja disampingnya. Dan Suho, mencoba melupakan perasaannya pada yeoja yang sekarang telah tertawa bahagia karena kekasihnya telah kembali.

THE END
==========================================
Note : Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…

Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]