Cast :
-
Lay “EXO”
-
Ne Rou(Ulzzang) as Wu Yue Ren
Author : Bie
Seorang gadis dengan rambut
tergerai indah tengah berjalan memasuki sebuah rumah mewah, bahkan bisa
dikatakan rumah termewah di daerah itu. Ia terus berjalan menyusuri halaman
rumah yang cukup luas itu.
Dentingan piano mengalun lembut,
menyajikan kedamaian di sore yang terasa sunyi.
Lay, seorang pemuda yang tengah
memainkan jari-jarinya diatas alat music bersuara merdu itu. Sesaat ia
menghentikan aktivitasnya ketika seorang gadis tengah melintas di halaman.
“Konsentrasi” bentak
seseorang yang sedari tadi berdiri disampingnya. Lay kembali memainkan pianonya
tanpa melepas pandangannya dari gadis itu. “Cukup, sekarang pulang dan
berlatihlah lebih giat lagi, aku tidak mau membuang waktuku hanya untuk
mendengarkan musikmu yang berantakan itu” ucapnya sambil berlalu begitu saja.
Lay
segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan ruangan itu, ruangan paling
nyaman diantara ruangan lain. Ia melambatkan langkahnya ketika gadis yang
dilihatnya tadi tengah berjalan kearahnya. Lay berharap dia akan berhenti dan menyapanya.
Tapi ternyata dia terus berjalan melewati Lay yang masih terdiam memandanginya.
“Yaa! Cepatlah sedikit” teriak
seseorang dari halaman.
“Siapa dia?” tanyanya pada
Xiumin, kakak tirinya.
“Sudahlah,
ayo cepat” jawab Xiumin sambil medorong tubuh Lay.
“Yaa! Kau bisa membuatku jatuh”
keluh Lay.
***
Keesokan harinya, Lay kembali
kerumah itu, dan berharap bertemu gadis yang kemarin sempat membuatnya tidak
bisa berkonsentrasi dengan pianonya.
“Apa-apaan ini?” bentak seseorang
dari ruangan yang penuh dengan alat music itu. Lay memicingkan matanya, mencoba
mencari tahu apa atau siapa yang berhasil membuat gurunya marah dihari yang
masih pagi itu. “Inikah yang kau dapatkan selama tiga tahun belajar di
luar negeri? Musik setingkat Mozart pun kau tidak bisa memainkannya” bentak
Kris, dan saat itu pula Lay sadar kalau gurunya sedang memarahi gadis yang ia
lihat kemarin.
“Kalau
begitu, ajari aku” jawab gadis itu dengan lirih.
“Sudah
kubilang aku tidak akan pernah menyentuh benda ini lagi” bentaknya sambil
berlalu dari hadapan Yue Ren.
Yue Ren
yang terkejut pun langsung menjatuhkan permen yang baru saja diambilnya dari
meja yang ada di dekatnya. Ia pun segera mencarinya, tangannya terus
meraba-raba lantai di sekitarnya, tapi ia pun tak kunjung mendapatkannya.
“Apa
dia tidak bisa melihat?” tanya Lay pada Jongkook, sopir pribadinya.
“Ssstt..kudengar
pendengarannya tajam, sepertinya dia bisa mendengarmu” jawabnya.
Lay pun
mencoba masuk kedalam ruangan itu, tentu saja secara diam-diam, ia takut Kris
akan melihatnya dan memarahinya habis-habisan.
“Ni hao
(hai)” sapanya sambil duduk di samping gadis itu “Aku akan menunjukkan musik yang
biasa kumainkan” ucapnya, kemudian mulai memainkan musik kesukaannya itu.
Kris
yang merasa mendengar suara musik Lay pun segera berlari dan bersiap-siap
menghujaninya dengan sejuta omelan karena telah masuk tanpa sepengetahuannya.
Ia
langsung mengerutkan keningnya ketika tidak melihat siapa-siapa diruangan itu
kecuali Yue Ren.
“Ta zai
nali (dimana dia)?”
“Shui
(siapa)?”
“Orang
yang baru saja memainkan piano itu”
“Tidak
ada siapa-siapa selain aku disini”
“Benarkah?
Jadi maksudmu kau yang baru saja memainkannya?”
“Begitulah”
“Mainkan
sekali lagi”
“Aku
tidak bisa memainkannya jika ada orang lain di dekatku”
“Baiklah,
aku akan pergi” ucap Kris tanpa beranjak satu sentà pun dari tempatnya berdiri.
“Aku
tahu anda masih disini” ucap Yue Ren, dan Kris pun akhirnya benar-benar
meninggalkan ruangan itu.
Lay
yang sudah tidak mendengar suara Kris pun langsung keluar dari tempat
persembunyiannya dan kembali duduk disamping Yue Ren
“Tak
kusangka dia tetap sekajam itu padamu, seharusnya dia bisa memakluminya,
maksudku, bermain piano dengan keadaanmu yang seperti ini saja bisa membuktikan
kalau kau ini hebat”
“Buyaojin,
wo hen hao (sudahlah, aku baik-baik saja)”
“Dia benar-benar kejam,
dia itu manusia apa monster? Menyebalkan”
“Ayahku
tidak sekejam yang kau bayangkan ”
“Hey,
dia lebih kejam dari yang kubayangkan, dia pikir dia sia..pa” Lay langsung
menghentikan omelannya dan menoleh pada Yue Ren.
“Shenme
(apa)? Ayah?” tanyanya dengan nada shock, sementara Yue Ren hanya mengangguk
dan tersenyum geli.
“Aku Wu
Yue Ren, putri dari tuan monster” ucapnya sambil mengulurkan tangannya dan
terkikik.
“Ah,
aku Zhang Yi Xing, panggil saja Lay, dan aku minta maaf karena. . .”
“Tidak
masalah, teman-temanku juga sering mengatakan kalau ayahku sangat kejam.
Sebenarnya dulu dia tidak seperti itu, sikapnya berubah setelah aku memutuskan
untuk menjadi pianis”
“Wei
shenme (kenapa)?”
“Dengan
aku memutuskan menjadi pianis, itu berarti dia harus sering menemaniku di
tempat ini, padahal ini adalah tempat yang paling ia benci, semua kenangannya
bersama ibuku ada disini” ucapnya panjang lebar. “Dia mulai bisa bernafas lega
saat aku ingin belajar di luar negeri, karena itu berarti ia tidak perlu
seharian berada di ruangan ini”
“Tapi
kehadiranku membuatnya harus tetap berada diruangan ini” ucap Lay sembari
menghela nafas panjang. “Pantas saja ia sempat menolak saat aku memintanya
untuk menjadi guruku”
Suasana
mulai hening, sesekali Lay melirik Yue Ren yang masih memainkan jari-jarinya.
“Lay, apa masih ada permen
di situ?” tanyanya sambil menunjuk toples kaca yang ada disamping Lay.
“Eumm”
“Bisakah
kau mengambilkannya untukku?”
“Dangran (tentu saja)”
ucapnya sambil meraih toples kaca itu. Tapi tiba-tiba saja dadanya terasa
sakit, jantungnya berdegup sangat cepat, bahkan lebih cepat dari saat ia
menatap Yue Ren.
“Awh”
rintihnya sepelan mungkin.
“Wei
shenme?” tanya Yue Ren saat Lay mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.
“Meiguanxi (tidak apa-apa)”
jawabnya,kemudian kembali meraih permen yang tadi telah diambilnya. Ia pun menyuapkan permen itu pada Yue Ren. Ia tersenyum
ketika merasakan tangannya baru saja menyentuh bibir lembut Yue Ren.
***
Setiap
hari, Lay akan mengajak Yue Ren jalan-jalan jika les pianonya telah selesai, dan
tentu saja mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, Lay tidak ingin orang
suruhan ayahnya tau tentang hal ini.
“Lay,
aku benar-benar ingin melihatmu”
“Walaupun
kau tidak bisa melihatku, tapi kau bisa membayangkan wajahku” ucap Lay sambil
menangkupkan tangan Yue Ren ke wajahnya. “Zenmeyang (bagaimana)? Kau bisa
membayangkannya?”
“Eumm,
ni hen suai (kau sangat tampan)” ucap Yue Ren dengan kedua tangan yang masih
menelusuri tiap sentà wajah Lay.
“Nali
nali, ni guojiangle (tidak tidak, kau terlalu memuji)” balas Lay sambil
tertawa.
“Bu hui
(tidak), aku serius”
“Shi ma
(benarkah)?” Lay pun menjauhkan tangan Yue Ren dari wajahnya dan diletakkan
tepat di dada kirinya.
“Inilah
yang terjadi saat aku di dekatmu” ucap Lay yang masih membiarkan Yue Ren
merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, seakan-akan siap keluar dari
rongga dadanya.
“Kau
baik-baik saja?” Tanya Yue Ren ketika Lay mulai merintih lagi.
“Wo hen hao” jawab Lay yang masih
berusaha menyamarkan suara rintihannya.
“Shi ma?”
“Aku akan tetap baik-baik saja jika
di dekatmu” Yue Ren hanya diam dan membiarkan bibirnya membentuk lengkungan
indah yang terukir sempurna di wajahnya.
***
“Kemana dia? Seharusnya kan sudah
selesai” gumam Jongkook yang terus berusaha menghubungi Lay. “Ah sial, kemana
dia?”
Beberapa menit kemudian,
Jongkook menerima panggilan dari ayah Lay, tuan Zhang.
“Kenapa
belum pulang?”
“Dui bu
qi (maaf), kami akan terlambat sampai rumah”
“Wei shenme?”
“Ada sedikit masalah”
“Jika sudah selesai, cepat bawa dia
pulang”
“Hao (baiklah)”
***
Lay dan Yue Ren masih menghabiskan
waktu mereka ditaman, beruntung Jongkook tidak menemukannya, karena mungkin
saja dia akan diseret dari tempat itu.
“Kuantar kau kedalam” ajak Lay
sambil menarik lengan Yue Ren dengan lembut.
“Xie xie”
“Xie shenme la (terima
kasih untuk apa)?”
“Mengajakku
keluar”
“Bu ke
qi (sama-sama)”
“Yixing” Lay pun menoleh dan
mendapati seseorang tengah berlari menghampirinya.
“Xiu..Xiumin ge”
“Dia ada disini” teriaknya,
kemudian Jongkook pun segera menghampiri mereka dan membawa Lay keluar. “Sudah
kubilang kan jangan dekati Yue Ren, baba (ayah) tidak akan membiarkan hal itu
terjadi”
“Yue
Ren” Lay terus berontak, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Xiumin dan
Jongkook.
“Lay”
Yue Ren terus memanggilnya, tangannya masih berusaha menggapai Lay, tapi
percuma, hanya udara kosong lah yang membelai lembut kedua tangannya. “Lay..ni
zai nali (dimana kau)?”
“Yue Ren”
suara Lay semakin menghilang, digantikan suara angin yang semakin kencang
menerpa wajah Yue Ren.
“Dui bu qi (maaf), aku tidak bisa
membantu kalian, aku tidak ingin Zhou Mi semakin membenciku” gumam Kris yang
telah menyaksikan semua itu melalui jendela kamarnya.
***
Sejak kejadian itu, Lay tidak
pernah terlihat lagi, Yue Ren pun tidak pernah keluar dari kamarnya. Yue Ren
hanya bisa berharap Lay kembali kerumahnya dan bermain piano lagi.
Tiba-tiba saja, ia
mendengar suara pintu yang terbuka, ia yakin itu adalah Lay setelah mendengar
suara dentingan piano yang mengalun lembut.
“Lay”
bisiknya sambil tersenyum. Yue Ren masih menikmati dentingan piano yang
dimainkan Lay.
Tapi tiba-tiba saja, suara
itu menghilang digantikan oleh keributan yang membuatnya khawatir. Yue Ren
hanya bisa menahan air matanya sambil menggenggam erat sebuah botol kecil
ditangannya, botol yang berisi obat penghilang rasa sakit milik Lay yang
terjatuh saat ia dipaksa untuk pulang.
***
“Hati-hati”
ucap Kris yang berusaha membantu Jongkook mengangkat tubuh Lay yang sudah tak
berdaya.
“Cepat”
teriakan Xiumin yang menggema ditengah sunyinya malam membuat Yue Ren semakin
khawatir, ia tak ingin hal buruk menimpa Lay.
“Xie
xie” ucap Jongkook setelah Kris membantunya.
Kris pun
mengangguk, ia terus memandangi mobil yang membawa Lay sampai tak terlihat
lagi. Ia pun melirik ruangan atas, ruangan dimana Yue Ren masih
berkutat dengan kekhawatirannya.
“Dui bu
qi” gumamnya, lalu ia pun segera memainkan piano di depannya, piano yang tidak
pernah ia sentuh sejak tiga tahun lalu.
Sementara
itu, Yue Ren kembali menampakkan senyumnya, mendengar musik yang biasa
dimainkan Lay benar-benar membuatnya tenang.
“Lay,
aku tahu kau baik-baik saja” bisiknya sambil tersenyum.
Kini Lay hanya bisa berharap Yue
Ren tidak menyadari kepergiannya, ia bahkan berharap, gurunya, Kris akan terus
memainkan pianonya agar Yue Ren menganggap itu adalah dirinya.
“Dui bu qi, Wu Yue Ren” ucap Lay
yang kini tengah memandangi Yue Ren yang masih menikmati dentingan piano itu. “Aku
akan tetap hidup dihatimu” kemudian perlahan-lahan sosoknya pun menghilang
bagaikan kepulan asap yang menghilang ditengah malam.
THE END
[Flashback]
“Duizhang? Jadi sekarang kau ketua
klub music?” Tanya Zhoumi sedikit meremehkan. “Kau, yang dulu mengatakan sangat
membenci music, sekarang menjadi ketua klub music, bahkan semua orang
menganggap musikmu lebih indah dari musikku”
“Bu shui, musikmu yang lebih indah”
“Dulu saat kau mengatakannya,
kupikir aku akan sukses dan tidak akan memiliki pesaing di sekolah ini, tapi
tiba-tiba saja kau menghancurkan semuanya”
“Zhoumi. . .”
“Wo hen ni (aku
membencimu)”
“Zhang
Zhou Mi”
“Mulai
saat ini, aku bukanlah temanmu, aku tidak akan ikut campur dalam kehidupanmu
lagi, dan kau. . jangan pernah muncul dihadapanku ataupun ikut campur dalam
masalahku” bentak Zhoumi, kemudian meninggalkan Kris yang merasa baru saja
kehilangan sahabat terbaiknya.
[Flashback End]
Inspired by Jin’s MV-Gone
Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…
Via :
Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]