GG
Selasa, 31 Desember 2013
Rabu, 25 Desember 2013
[FF] Cherry Blossom Part.2[Last]
Author : Bie
“Mata ashita (sampai jumpa besok)” ucap Minran sambil melambaikan
tangannya. Hyoyeon hanya tersenyum dan membalas lambaian tangannya. Ia merasa
ada yang aneh tepat saat ia mulai melangkahkan kakinya menaiki bus sekolah. Ada
sedikit keributan dibelakang, ia pun segera menoleh dan mendapati Minran tengah
diseret oleh dua orang bertopeng menjauh dari gedung sekolah.
“Ajusshi,
aku pulang nanti saja” ucap Hyoyeon sambil berlari menyusul Minran.
“Ini
sudah malam Hyo”
“Aku
ada urusan mendadak”
Hyoyeon
pun diam-diam mengikuti mereka, kali ini ia benar-benar takut. Takut kalau
tiba-tiba ada hantu yang muncul dihadapannya, dan takut kalau-kalau mereka
menyadari kehadiran Hyoyeon lalu menculiknya.
Tiba-tiba
salah satu penculik itu menoleh dan Hyoyeon pun langsung berusaha
menyembunyikan dirinya. Setelah dirasa aman, ia segera berlari untuk mencari
bantuan.
“Sepertinya
ada yang mengikuti kita”
“Sudahlah,
lebih baik kita bawa dia masuk, aku sudah tidak sanggup lagi, sepertinya yeoja
ini punya kekuatan super. Bobby berhenti menginjak kakiku, kau pikir itu
tidak sakit, hah?”
“Bobby?”
“Ya! Kenapa kau menyebut namaku”
desis namja yang tadi dipanggil dengan nama Bobby itu.
“Kalau kau Bobby, pasti kau Hanbin”
ucap Minran sambil menatap namja yang berdiri disamping Bobby. Kedua namja itu
kini hanya bisa membelalakkan mata mereka.
***
“Gawat…Gawaaaaaattt” teriak Hyoyeon
yang berhasil membuat teman-temannya langsung menghentikan aktivitas mereka.
“Kau kenapa?”
“Xiumin-a, Minran..kau harus
menolongnya”
“Hah?” Xiumin masih tak mengerti
kemana arah ucapan yeoja itu.
“Minran diculik” jerit Hyoyeon,
yang berhasil membuat Xiumin dan dua temannya ikut berjengit mendengarnya.
“Penculik itu membawa Minran ke
gudang, cepat selamatkan dia” teriak Hyoyeon panik, tapi Xiumin masti berdiri
mematung ditempatnya.
***
“Kenapa kau lakukan ini padaku,
hah?” jerit Minran saat melihat orang yang menurutnya paling menyebalkan itu
tengah berdiri di depannya.
“Lagi-lagi kau menghancurkan
semuanya”
“Apa maksudmu?”
“Kau pikir aku tidak tau apa yang kau
bicarakan dengan guru BP?” tanya Sehun sambil mendekatkan wajahnya pada yeoja
cantik dihadapannya. “Kudengar kau telah mengalahkanku” desisnya.
“Sehun-a, Minseok hyung” bisik
Chanyeol. Saat Sehun bersiap untuk berbalik, tiba-tiba terdengar suara pukulan
yang sangat keras, ya, Sehun telah tersungkur tepat di depan kaki Minran. “Hyung,
kau berani memukul Sehun?” bentak Chanyeol.
“Wae? Kau pikir aku takut pada anak
ingusan ini?” Sehun yang tidak terima pun langsung bangkit dan memukul Xiumin
tepat di perutnya.
“YAA! Cepat bantu aku” teriak
Chanyeol ketika Sehun telah bersiap memukul Xiumin lagi.
Bobby dan Hanbin pun segera
membantu Chanyeol membawa Sehun keluar dari gudang, sementara Hyoyeon membantu
Minran melepaskan tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya.
“Xiumin, kau baik-baik saja?”
“Eumm” jawab Xiumin yang masih
memegangi perutnya yang masih terasa sakit.
Minran dan Hyoyeon pun memutuskan
untuk mengantar Xiumin pulang, bahkan Minran terus memandangi Xiumin sampai ia
benar-benar menghilang di balik pintu rumahnya.
“Mianhae, Minseok-a” bisik Minran.
***
Setelah kejadian malam itu, Minran
tidak pernah menemui Sehun lagi. Ia benar-benar takut kalau Sehun akan
mengulangi perbuatannya.
“Sudah baikan?”
“Begitulah”
jawab Xiumin sambil tersenyum.
“Kenapa kau menolongku? Maksudku,
kau kan sahabat Sehun, kau lebih dulu mengenalnya daripada aku, kemana-mana
kalian selalu bersama. Tapi kenapa tiba-tiba kau ada dipihakku?” Xiumin diam,
pikirannya mulai berputar-putar tak karuan, dan tiba-tiba saja berhenti pada
ingatan beberapa minggu lalu.
[Flashback]
“Kenapa kau
menyuruhku kesini”
“Eumm,
dengar..aku khawatir dengan adikku, aku takut teman-teman barunya akan melakukan
hal aneh untuk mengganggunya. Jadi kumohon agar kau mau melindunginya, aku
ingin kau selalu ada disampingnya”
“MWO?”
“Jebal,
tapi jangan sampai dia tahu tentang hal ini”
“Tapi
kenapa harus aku?”
“Aku tidak
bisa percaya pada orang lain selain kau, jadi kumohon”
“Apa kau
yakin aku bisa…”
“Tentu saja”
[Flashback
End]
“Xiumin” panggil Minran sambil
mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Xiumin. “YAA! KIM XIUMIN” Xiumin
pun langsung gelagapan mendengar teriakan Minran yang berhasil mengusir
lamunannya. “Kenapa kau tidak menjawabku?”
“Ah itu..eumm, karena aku merasa
kau adalah adik yang harus selalu kulindungi”
“Adik?”
“Kau adik temanku, jadi aku juga akan
menganggapmu sebagai adikku sendiri. Wae? Kau tidak suka?”
“Sou dewa nai (bukan begitu)..Ah,
aku senang ternyata banyak yang peduli padaku”
“Ah ne, sebenarnya apa
yang terjadi diantara kalian?”
“Kemarin
dia marah-marah karena tau kalau aku sudah mengalahkannya. Lee seonsaengnim
memang mengatakan kalau peringkatku diatas peringkat Sehun” Minran mulai
was-was menunggu reaksi Xiumin, tapi namja disampibgnya itu hanya mengangguk. “Tapi
kenapa dia jadi semenyeramkan itu, oke mungkin dia kecewa karena nilaiku lebih
tinggi, mungkin dia marah besar, tapi apa harus dengan menculikku?”
“Dia
memiliki Atychiphobia”
“Atychiphobia?
Tunggu, bukankah itu phobia pada kegagalan?” lagi-lagi Xiumin hanya mengangguk.
“Apa
kau tidak merasa aneh dengan Sehun? Dengan sikapnya yang menyebalkan dan
terkesan susah diatur, tapi dia mendapat nilai tertinggi di sekolah ini”
“Ya,
aneh memang”
“Itu
karena ayahnya pernah berjanji kalau Sehun boleh pindah sekolah asalkan dia
tetap bertahan di peringkat satu, itulah mengapa ia tidak suka jika ada yang
merebut posisinya”
“Tapi
apa harus sekejam itu?”
“Sepertinya
itu efek Atychiphobia-nya, mungkin kalau dia pendiam, dia tidak akan mau
menerima tantangan ayahnya, dan mungkin saja dia akan bergulat dengan rasa
takutnya sendiri, mengurung diri di kamar dan ketakutan, seakan-akan ia telah
melakukan kesalahan yang besar. Bisa dibilang itu adalah aksi nekatnya, dia
berusaha menghilangkan phobia-nya. Biasanya dia tidak mau melakukan apa yang orang
lain perintahkan”
“Karena
dia takut kalau dia akan gagal”
“Ne”
“Apa
dia pernah gagal”
“Tentu
saja, paling parah saat kami masih disekolah dasar. Saat itu kami diminta
mengerjakan seratus soal, jika salah lebih dari sepuluh maka kami akan dihukum”
“Dia
menolaknya?”
“Geureohji,
saat itu dia benar-benar ketakutan, tapi kami mencoba membujuknya, akhirnya dia
pun mau”
“Apa
hasilnya memuaskan?” Xiumin menggeleng pelan. “Jadi dia dihukum?”
“Tidak
juga, guru kami tidak tega menghukum Sehun, tapi Sehun yang menyadari bahwa
dirinya telah gagal pun mulai menjerit ketakutan, bahkan ia terus menyalahkan
kebodohannya”
“Apa
ada cara untuk menyembuhkannya?”
“Entahlah”
***
Sehun
langsung menghempaskan tubuhnya ke tempat duduknya, meratapi nasib karena tak
ada lagi bubble tea yang biasanya telah tersaji di depannya.
“Ya!
Kim Hyoyeon”
“Ne..ne,
wae?” tanya Hyoyeon yang sedikit ketakutan.
“Kau
kenapa? Kenapa kau seperti ketakutan melihatku”
Tak sadarkah perbuatanmu itu
benar-benar keterlaluan?,bisiknya dalam hati. “Ti..tidak, aku hanya tidak
enak badan saja”
“Benarkah? Ah..apa kau tau
dimana Minran?”
Apa-apaan
ini? Kau mau menyakitinya lagi?, ingin rasanya Hyoyeon membentaknya dengan
kalimat itu, tapi ia memutuskan untuk menjawab pertanyaan Sehun dengan gelengan
lemah.
“Minran-a”
panggil Sehun saat Minran baru saja melangkahkan kakinya. Minran yang menyadari
adanya sosok Sehun diantara teman-temannya itu pun langsung berbalik dan siap
menjauh. Tapi terlambat, Sehun telah menahannya, bahkan kini tubuhnya telah berada
dalam pelukan Sehun. Minran langsung membulatkan matanya, begitu juga
teman-temannya.
“Kkumiya
(apa ini mimpi)?” bisik Hanbin.
“Tidak,
ini nyata” sahut Bobby yang berdiri disampingnya.
“Mianhae,
aku tidak tau kenapa aku harus melakukan itu padamu”
“Eumm..a..aku
sudah m..memaafkanmu”
“Ya! Bisakah
kalian keluar saja! Aku merasa
sedikit aneh melihat tingkah kalian” celetuk Chanyeol. Mereka pun tertawa dan
berlari meninggalkan teman-temannya.
“Aku ingin melihat bunga sakura”
ucap Minran ketika mereka telah sampai di taman. Minran melirik Sehun yang kini
hanya diam, apa ia marah karena lagi-lagi Minran mengungkit tentang Jepang?. “Sehun-a,
kenapa kau membenci Jepang?”
“Entahlah, seingatku karena ibuku.
Saat itu kami tinggal di Jepang, ibuku terbunuh karena ulah orang Jepang,
bahkan tidak ada yang orang menolong ibuku. Dan sejak saat itulah aku
menganggap semua orang Jepang sama kejamnya dengan orang itu”
“Kalau kau membenci Jepang, kenapa
kau sekolah disini?”
“Karena ini milik ayahku, dia
mendirikan sekolah ini saat kami masih menyukai Jepang, dan ibuku pernah
memintaku untuk sekolah disini” ucapnya sambil tersenyum kecil.
Minran masih setia memandangi
wajah Sehun, ya, dia bisa dengan jelas melihat tangis dibalik senyum namja itu.
***
Pagi
telah datang, tapi sepertinya matahari enggan menghibur Sehun yang masih
terus-terusan murung karena tak kunjung mendapatkan bubble tea-nya lagi.
“Hyung,
mana Minran? Bukankah biasanya kalian berangkat bersama?”
“Dia tidak datang, hanya menitipkan
ini” jawab Xiumin sambil menyerahkan sebuah buku dengan sampul kulit leopard.
“Apa ini?”
“Entahlah”
Perlahan Sehun membuka lembar
pertama buku yang ada di depannya itu, terlihatlah sebuah foto gadis kecil
dengan senyum manisnya.
“Aigo kwiyeowo” bisik Sehun dengan
senyum lebarnya.
Akhirnya aku bisa bertemu dengan
kakakku, dan sepertinya mulai besok aku akan bertemu dengan orang yang selama
ini kucari.
“Huh? Siapa?” Sehun pun
segera membuka dua lembar berikutnya.
Ah..kau
masih sama saja, menyebalkan, bahkan sekarang kau menjadikanku sebagai
pembantumu. Dasar kau, Oh Sehun, kalau kau bukan teman kecilku, mungkin
sekarang aku sudah memasukkan namamu dalam daftar orang yang paling kubenci.
“Teman
kecil? Apa maksudnya?”
“Cepat
keluarkan buku kalian, kita akan mulai bab baru. Oh Sehun, kau baik-baik saja?”
“Ne? ehm..sepertinya saya sedang
tidak enak badan”
“Pergilah ke UKS”
“Ne, gamsahamnida” ucap Sehun
sambil berlari meninggalkan kelas.
Sesampainya di atap sekolah, ia pun
kembali membuka buku bersampul kulit leopard itu.
Berkali-kali aku menyebut kata ‘Sakura’,
apa dia masih tidak bisa mengingatnya?
Menyebalkan, harus
berpura-pura tidak mengenalnya seperti ini.
“Sakura?”
Sehun pun langsung membaca tulisan di halaman terakhir, bukan halaman terakhir
dari buku itu sebenarnya, melainkan lembar terakhir yang diatasnya terdapat
tulisan tangan Minran.
Hari
ini dia memberitahuku alasannya membenci Jepang. Ibunya meninggal, dan yang
lebih parah lagi adalah karena pelakunya adalah ayahku.
Sehun
hanya bisa membelalakkan kedua matanya, ia masih ragu apakah yang ia baca itu
benar atau salah. Hampir saja ia tak bisa menahan amarahnya, namun ia
memutuskan untuk melanjutkan membaca untaian kata yang menurutnya terlalu kejam
untuk diketahui.
Ayahku
tidak sengaja melakukannya, ia terburu-buru karena ada rapat dikantornya.
Bahkan ia sangat menyesal karena tidak bisa menolong korbannya. Tapi rasa
penyesalan itu sia-sia, digantikan oleh cairan merah yang membasahi seluruh
tubuhnya. Ya, ayahku dibunuh, oleh orang yang statusnya adalah suami dari orang
yang telah ditabrak ayahku. Orang itu adalah ayah dari sahabat kecilku…Oh
Sehun.
“Itukah
alasannya kenapa ayah membawaku kembali ke Korea? Karena dia telah melakukan
pembunuhan?” bisik Shun, suaranya tercekat, dadanya terasa sesak. Ia
benar-benar tidak tahu perasaan apa yang harus hadir dalam dirinya.
Sehun
menutup buku itu dengan kasar, dan secarik kertas terjatuh dari dalam buku itu.
Ya! Oh
Sehun, jangan bilang kau masih tidak mengingatku setelah membaca isi buku itu. Kekeke^^
Aku
hanya ingin minta maaf karena telah menggagalkan rencanamu. Jangan khawatir,
walaupun aku yang dapat peringkat satu, tapi semua orang tetap akan menganggap
kaulah yang mendapat peringkat itu, karena mereka tidak akan pernah menemukanku
lagi.
Hey,
mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah ada di pesawat. Aku akan bertemu
dengan teman-temanku di negara yang kau benci”
SAKURA
“Mau
kemana kau?” tanya seseorang saat melihat Sehun mulai beranjak dari tempatnya.
“Membawa
temanku kembali”
“Sepertinya
kau terlambat”
“Apa? Jadi
kau sudah tau tentang kepergiannya?”
“Mian,
tapi Minran tidak mengizinkanku untuk memberitahumu”
Sehun mulai geram, ia langsung
berlari meninggalkan Xiumin dan segera pergi ke bandara.
Sampai dibandara pun Sehun masih
merutuki ketidak pekaannya pada kata Sakura yang seringkali Minran lontarkan.
“Aku terlambat” bisiknya sambil
menunduk.
“Sehun-a” panggil seseorang dari
belakang. Ia sangat mengenali suara itu, suara yang selalu didengarnya tiap
hari.
“Kenapa kau mengikutiku sampai
kesini hyung?”
“Sudahlah, ayo cepat pulang”
“Sirheo”
“Ya! Oh Sehun”
“Kubilang aku tidak mau” ucapnya
sambil berbalik, dan betapa terkejutnya ia menyadari bahwa ada orang lain yang
berada di samping Xiumin.
“Sakura?”
“Kau sudah mengenaliku?” tanpa pikir
panjang Sehun pun langsuk memeluk yeoja itu.
“Lebih baik tetap sekolah
disana daripada harus melihatmu pergi”
“Tenang
saja, aku tidak akan meninggalkanmu”
“YAA..apa kalian melupakanku? Aku masih disini” Sehun pun segera menggamit lengan
Minran dan Xiumin kemudian mengajak mereka pergi. “Shin Minran, kau harus bertanggung jawab
karena telah membuatku berbohong pada Sehun”
“Siapa suruh kau mau melakukannya”
ucap Minran sembari menjulurkan lidahnya.
“Kau ini benar-benar…” Xiumin
siap menyerang Minran, tapi gagal, Minran telah berlari menghindarinya.
“Gomawo” bisik Sehun sambil
tersenyum. “YAA! TUNGGU AKU” teriaknya sambil berlari mengejar kedua
sahabatnya, dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka.
.
.
.
THE END
[Flashback]
“Hai”
sapa anak laki-laki yang kini duduk disamping Minran. Minran kecil hanya
tersenyum dan meliriknya.
“Aku
tidak pernah melihatmu”
“Aku baru pindah kemarin” jawabnya
sambil melepas earphone-nya. Lagi-lagi Minran hanya tersenyum dan kembali
melanjutkan aktivitas menggambarnya. “Aku Oh Sehun, kau?”
“Shin Minran, tapi ibuku lebih suka
memanggilku Sakura, katanya aku lahir saat bunga sakura mulai bermekaran”
“Lalu kenapa dia tidak memberimu
nama itu?”
“Ayahku tidak setuju jika namaku
memakai bahasa Jepang”
“Apa aku boleh memanggilmu
dengan nama itu?”
“Tentu
saja” jawab Minran, kemudian mereka pun kembali menikmati hangatnya mentari sore
sambil menyibukkan diri dengan aktivitas mereka masing-masing.
[Flashback End]
.
.
.
.
.
Huaaaaahhhh..akhirnya selesai juga….^^
Annyeong yeorobun….
Langganan:
Postingan (Atom)