"Ya! Kim
Minseok" Xiumin langsung berhenti, matanya masih terpaku menatap layar
ponsel Minran. Kali ini tampang shock telah menghiasi wajahnya. "Kau
menyebalkan" jerit Minran yang telah berhasil merebut ponselnya.
Minran yang tak sengaja
melirik layar ponselnya pun langsung tertegun dan membulatkan kedua matanya.
===========================
"Hwang Eunri, boleh aku bertanya
sesuatu?"
"Cepatlah, jangan sampai Baekhyun
melihatmu berbicara padaku atau dia akan memukulmu"
"Aigoo, mana mungkin
dia berani memukulku?"
"YAAA!"
"Geurae..geurae, aku ingin bertanya
tentang Minran dan...Seungyoon"
"Oh my God, kau tau semuanya? Ah..gawat"
"Aniya, aku hanya
membaca pesannya saja. Jelaskan padaku, jebal"
"Kau tau namja yang duduk disana?"
"Song Minho?"
"Dia pernah menyebarkan gosip dengan
mengatakan kalau ada yang menyukai Seungyoon, dan orang itu berinisial
SMR"
"SMR? Shin Minran?"
"Sebenarnya ada tiga
yang memiliki inisial itu. Song Minri, Shin Minran, Sim Myuri. Tapi
Seungyoon menganggap Minran lah yang dimaksud Minho"
"Wae?"
"Menurutnya kalau Song Minri tidak mungkin
karena mereka adalah saudara, Sim Myuri juga tidak mungkin karena Myuri pernah
menolak Seungyoon. Satu-satunya yang
tersisa adalah. . ."
"Shin Minran"
"Bingo, apalagi mereka sangat dekat sejak
tahun pertama"
Xiumin terdiam, ia kembali mengingat kata demi
kata yang telah ia baca dari ponsel Minran.
"Maaf tapi aku hanya menganggapmu
sebagai sahabatku" kalimat itu terus berputar dalam otaknya.
"Kau pikir aku menyukaimu, hah?"
jeritnya dalam hati. "Benar-benar memalukan. SONG MINHOOO"
"Ya! Shin Minran,
mianhae" Minran langsung berbalik dan memandang musuhnya itu dengan
tatapan kesal. "Aku tau ini salah paham, kurasa aku bisa membantumu
menjelaskan hal ini padanya"
"Aku tidak butuh
bantuanmu" ucap Minran yang langsung berbalik memunggungi Xiumin.
***
Minran tersenyum, kenangan itu muncul lagi.
Entah mengapa sejak saat itu mereka mengubah status musuh mereka menjadi teman,
disekolahpun mereka selalu bersama, kecuali saat ke toilet, pastinya. Tak
jarang mereka harus keluar kelas karena hukuman dari suatu kesalahan konyol.
Mulai dari keributan karena Xiumin mengambil buku Minran, sampai keributan yang
terjadi karena Xiumin dan Minran mengganggu Eunri dengan menarik-narik
rambutnya.
Kenangan tentang kekonyolannya dengan Xiumin
pun menghilang, digantikan kenangan pahit tepat sehari sebelum hari kelulusan.
Sepertinya saat itu Minran benar-benar berusaha menghabiskan seluruh stok air
matanya, tapi Xiumin masih setia memegang tangan yeoja itu, yeoja yang
sebelumnya pernah berkata dengan lantang bahwa ia tidak akan pernah menangis
karena alasan apapun.
"Tenanglah, jika kau merindukan tempat
ini, kau masih bisa kesini kan?"
Tidak, alasannya bukan aula tua ini, kenapa kau
tidak peka pada perasaanku, rutuk Minran dalam hati.
Apa aku harus
mengungkapkannya padamu sekarang? Tidak..tidak, aku takut aku akan kecewa, dan
aku tidak ingin itu terjadi di hari kelulusanku. Mungkin lain waktu aku akan
menemuimu lagi, batin Xiumin.
Hari kelulusan pun tiba,
air mata yang kemarin menghiasi pipi Minran kini hilang tak berbekas, yang ada
hanyalah senyum bahagia menyambut kelulusannya.
"Ada yang ingin kau
sampaikan padaku?" Tanya Minran pada mantan musuhnya itu.
"Huh? Tidak,
kurasa"
"Kita tidak akan bertemu lagi, kau akan ke
L.A kan?"
"Tapi aku yakin kita akan bertemu
lagi"
"Kau yakin?"
"Tentu saja" ucap Xiumin dengan
senyum termanis yang belum pernah Minran lihat.
Baiklah, sepertinya cerita kita telah berakhir,
bahkan ketika semuanya belum dimulai, batin Minran sambil menahan butiran
kristal yang siap mengalir di pipinya.
***
"Seharusnya dulu aku memintamu untuk tetap
tinggal, ah tidak, itu terlalu egois" bisiknya. "Kau hanya bisa mengucapkan selamat
tinggal, apa tidak ada kata lain, hah? Apa kau tidak punya perasaan yang sama
denganku?"
"Minran-a, sampai kapan kau akan tetap
disitu?" Tanya Myuri, seorang teman yang akhir-akhir ini dekat dengannya.
"Beri aku sepuluh menit lagi"
"Aku sudah menunggumu tiga jam dan
sekarang kau memintaku menunggu sepuluh menit lagi?"
"Acaranya masih lama
kan?"
"Kau kira begitu?
Lihat jam berapa sekarang" Minranpun menoleh dan menatap benda berdetak
yang tergeletak indah diatas nakas.
"Eomeona, aku
terlambat? Eotteohke?"
"Jangan panik,
sekarang ayo turun dan temui calon suamimu"
Myuri pun segera membantu
Minran yang kesulitan bergerak karena gaun panjangnya. Bahkan sesekali ia berdecak
kesal saat Minran terus menginjak gaunnya sendiri.
Akhirnya Minran bisa melihat ratusan tamu yang
memenuhi tempat itu. Tiba-tiba manik matanya menangkap sosok namja yang telah
menunggunya tiga jam lebih, namja yang telah ia kenal sebagai sahabat yang pernah
membuatnya kesal karena suatu kesalah pahaman, Kang Seungyoon.
"Akhirnya kau keluar
juga, tidak sadarkah kau telah membuatku menunggu selama tiga jam lebih?"
"Mian" ucapnya
pelan dan mulai menunduk.
"Ya! Apa kau akan
menikah dengan wajah seperti itu? Tersenyumlah, kau akan tambah cantik saat
tersenyum. . .aww"
"Kau tidak pernah memujiku tapi sekarang
kau malah memuji yeoja lain didepanku" gerutu Myuri tanpa melepas
tangannya yang masih mencubit lengan Seungyoon.
"Ya ya ya..mianhae
chagi, kumohon lepaskan, sakiiit"
"SHIN MINRAAAN" Minran langsung
tersenyum lebar melihat teman-temannya telah datang.
"Mianhae, karena kekacauan yang telah
kulakukan dulu"
"Ya! Song Minho, kau
masih minta maaf padaku sekarang?"
"Paling tidak aku
masih mau minta maaf"
"Haha. .geurae, aku
sudah memaafkanmu"
"Eonni, Chukhahae" ucap Eunbi yang
langsung menjabat tangan Minran.
"Gomawo, ah rupanya sekarang kau sadar
kalau kau lebih muda dariku" ujar Minran sementara Eunbi mulai menggerutu.
"Jadi, bagaimana kabar kalian?"
"Tentu saja kami
baik-baik saja" sahut Eunri.
"Lalu bagaimana
dengan hubungan kalian?"
"Baik, aku dan Eunri
akan segera menyusulmu" jawab Baekhyun.
"Jinjja? Wah
chukhahae"
"Dan kenapa kau tidak
datang ke pesta pertunangan kami?" Selidik Lay.
"Aku tidak tau tentang hal itu"
"Kami sudah memberitahu ayahmu"
sambar Eunbi.
"Siapa suruh kalian menitipkan pesan pada
ayahku, dia tidak mungkin membiarkanku meninggalkan pekerjaan" jawab
Minran dengan nada yang meninggi.
"Ya! Shin Minran, kau
berani berbicara dengan nada seperti itu pada kami?" Lay mulai tidak
terima.
"Ah sudahlah, kami
harus pergi, aku tidak ingin membuatnya menunggu lebih lama lagi" ucap
Myuri yang kembali membantu Minran dengan gaunnya. "Calon istrimu sudah
datang" ujar Myuri pada namja yang berdiri memunggungi mereka.
"Baiklah kurasa tugasku sudah selesai, bye Minran" setelah Myuri
pergi, dan setelah 5 menit berlalu, namja itupun berbalik dan tersenyum,
senyuman yang sama seperti yang ia berikan di hari kelulusan beberapa tahun
lalu.
"Maaf membuatmu
menunggu terlalu lama"
"Tidak apa-apa"
"Kau tau apa yang
kulakukan sebelum kesini?" Xiumin hanya mengangkat kedua alisnya. "Aku
membuka kenangan lama, saat kita masih disekolah"
"Bukankah itu terlalu menyakitkan?"
"Aku tau, tapi tanpa itu semua aku tidak
mungkin mengenalmu kan?"
"Mianhae"
"Wae?"
"Andai saja aku mengungkapkan perasaan itu
dari dulu"
"Apa itu penting sekarang?"
"Kau mau memaafkanku?"
"Kau pikir itu adalah dosa besar?"
Tanya Minran sambil terkikik.
"Ya! Shin Minran, Kim Xiumin, sampai kapan
kalian akan membuat kami menunggu?" Teriak Myuri dengan kesal.
Minran dan Xiumin pun
segera beranjak dari tempat mereka karena pesta pernikahan mereka akan segera
dimulai.
Shin Minran, kau tau? Saat hatiku bertanya
kapan aku akan mengungkapkan perasaan itu padamu, aku hanya bisa menjawab
mungkin nanti, besok, lusa, atau lain waktu saja. Aku masih butuh waktu untuk
belajar menjadi yang terbaik untukmu.
.
.
.
.
.
.
The End
Inspired
by F(x) feat D.O’s Song-Goodbye Summer
TFR^^....