GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Sabtu, 30 Agustus 2014

[FF] ME AND MY CRAZY LIFE PART.1


Main Cast : Kim Minseok, Shin Minran (OC)
Author      : Bie



     Hari ini tak seindah biasanya, musik yang menghentak-hentak dari ruangan sebelah pun tak terdengar. Sepertinya hari ini akan menjadi hari terburuk untukku. Trevor, kucing kesayanganku pun tak biasanya bangun sesiang ini.
     Sekilas kulirik ruangan disamping kamar mandi. Sudah berapa lama aku tak masuk kesana? Satu tahun kah? Entahlah, yang pasti setelah aku berhasil menyiksa salah satu member group terkenal di negeri ini. Hey, jangan kaget, itu adalah salah satu hobbyku. Sejauh ini aku hanya berhasil memberi sedikit pelajaran pada dua orang saja.

***2006***
     "Shin Minran, apa benar kau ini seorang trainee?" Tanya salah satu temanku.
     "Kenapa tiba-tiba kau mengajukan pertanyaan seperti itu?"
     "Yah, kakakmu kan baru saja debut setahun lalu, jadi mungkin saja kau juga akan mengikuti jejaknya"
     "Gadis seperti dia mana mungkin bisa jadi artis?" Sahut seseorang dari balik rak buku di seberang kami. Siapa dia? Aku tak pernah melihatnya. Apa dia siswa baru?
     "Dia anak guru matematika kelas dua belas"
     "Untuk apa dia disini?"
     "Hanya ikut ayahnya saja, kudengar hari ini sekolahnya libur"
      "Oh" ucapku singkat, aku tidak ingin membahas orang menyebalkan itu lagi.
      Dua hari setelah Hyomi mengajukan pertanyaan itu padaku, tiba-tiba ia datang lagi padaku dengan ekspresi yang sulit ditebak.
        Ada apa dengan wajah itu? Ia terus menangis dan memintaku agar aku tetap kuat. Hey, apa yang terjadi? Kenapa ia harus mengatakan hal itu?
     "Hyomi, ada apa? Kenapa kau mengatakan hal itu? Apa yang terjadi?"
     Ia pun segera menyodorkan ponselnya padaku. Sontak aku langsung tercekat begitu membaca judul berita itu.
     “AKHIR PROMO ALBUM SHIN SUN RI YANG MENJADI AKHIR HIDUPNYA”
     Aku tak tau harus berkata apa lagi, hanya tangisan teman-temanku yang bisa kudengar. Bahkan sepertinya seseorang tengah menyaksikan berita tentang itu, aku bisa mendengar dengan jelas nama kakakku berkali-kali disebut.
     "Aku baru saja menyapanya di balkon, tapi dia tetap saja memandang kebawah dan tidak mempedulikanku. Hanya selang lima menit setelah aku masuk, aku langsung mendengar suara gaduh di jalan dan aku tidak menemukan nona Sunri di luar, saat kutengok apartemennya dan kupanggil namanya dia pun tak menjawab. Dan yang paling mengejutkan lagi saat kakek pemilik toko di dekat apartemen meneleponku dan mengatakan nona Sunri jatuh dari apartemennya"

     Kalimat itu masih mengganggu telingaku, aku tidak percaya ini akan terjadi pada kakakku. Satu-satunya keluarga yang kumiliki. Apa yang terjadi padanya? Bukankah ia baru saja menyelesaikan promo albumnya? Bukankah seharusnya ia segera mempersiapkan album berikutnya? Tapi kenapa? Kenapa?

     "Minran, polisi menemukan ini di apartemen kakakmu, sepertinya ini surat untukmu" ucap Hyomi seraya menyerahkan surat itu padaku.

     ---Untuk adikku tercinta, Minran

     Maaf karena aku tak bisa selalu ada disampingmu, maaf karena aku meninggalkanmu begitu saja. Aku benar-benar tidak sanggup lagi, aku merasa kehidupanku yang sekarang jauh lebih buruk dari masa trainee ku. Aku mungkin bisa tersenyum di depan kamera, tapi asal kau tau saja, itu hanyalah untuk menutupi rasa sakitku. Saat kau debut nanti, aku yakin kau akan merasa seperti mayat hidup, itu lah yang kurasakan sekarang. Aku seperti sebuah boneka yang hanya bisa digerakkan oleh perusahaan, di paksa melakukan ini itu tanpa mempedulikan perasaanku. Saat kau ada di puncak, kau akan dipuja, kau akan dimanja, semua yang kau mau akan dituruti hanya dalam sekejap. Tapi saat mereka bosan padamu, mereka akan berusaha membuatmu jatuh, mereka akan mematahkan kaki dan tanganmu, dengan begitu kau hanya bisa bergantung pada mereka dan melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka.
     Aku benar-benar tak kuat saat penyanyi-penyanyi baru terus bermunculan, itu artinya mereka akan sering membanding-bandingkan kemampuanku dengan mereka, ah bukan membandingkan, lebih tepatnya menjatuhkanku di depan para rookies, saat terberat adalah saat aku dipaksa melakukan yang tak seharusnya dan tak ingin kulakukan, tapi mereka terus memaksaku agar karirku berjalan mulus. Aku merasa tiga tahun masa trainee ku hanya untuk mendapatkan ini semua, ketidak adilan. Kadang aku merasa aku ingin menyingkirkan artis-artis baru itu agar aku tetap mendapat tempat, tapi aku tak bisa melakukannya, mereka tak tahu masalahku, mereka tak bisa jadi korban kekecewaanku. Yang bisa kulakukan hanyalah membawa semua deritaku pergi, dan kematian adalah yang terbaik.
     Minran, aku tidak memaksamu untuk keluar dari masa trainee mu, tapi aku hanya tidak ingin kau bernasib sama denganku. Kau bukan anak kecil lagi, jadi aku yakin kau tahu keputusan apa yang harus kau ambil. Aku berjanji akan selalu menjagamu.
          Sunri---

    
      Sejak saat itu perlahan aku mulai berubah, bahkan aku langsung memutuskan untuk keluar dari agency itu, aku yakin ini lah yang kakakku inginkan. Sekolah pun, aku memilih untuk pindah, aku memilih sekolah yang murid-muridnya terkesan cuek pada kehidupan orang lain, dengan begitu mereka tidak akan tahu siapa keluargaku, atau pun tentang masa laluku sebagai trainee.
     Satu hal yang terkesan nekat, aku bergabung dengan group haters atau kadang disebut sebagai "Idol-killer". Komunitas untuk orang-orang yang tidak menyukai idol-idol terkenal di negeri ini. Kebanyakan dari mereka adalah trainee yang gagal debut, sebagian lagi adalah orang-orang yang berkali-kali tidak lolos audisi. Tugas group ini cukup berat, kami harus menyiksa para idol itu, dan yang paling penting jangan sampai tertangkap. Jika tertangkap, jangan membawa nama lain walaupun saat beraksi kita tidak sendiri.


     "Korban kita kali ini adalah...TVXQ, buat mereka semenderita mungkin" ucap pemimpin kami, sebut saja namanya Lian, aku tidak bisa membocorkan nama aslinya atau semuanya akan berakhir.
     "Siapa yang harus jadi korban?" Tanya salah seorang rekanku, anggap saja namanya Yue, aku punya alasan yang sama untuk identitas mereka. Jadi jangan harap aku akan menyebutkan nama asli mereka.
     "Semua, aku ingin kau dan Minran yang melakukannya"
     "Minran?" Tanya Yue, dan bisik-bisik pun mulai terdengar.
     "Anggota baru, Shin Minran. Anggap ini untuk pengalaman pertamamu, Minran"
     "Apa yang harus kami lakukan?" Tanyaku berusaha meredam bisik-bisik yang masih terdengar. Lian pun melempar sebuah bungkusan ke hadapanku. Yue yang tak sabar pun segera mengambil bungkusan itu dan membukanya.
     "Lem lagi?" Protesnya.
     "Hey, kemarin kau gagal memberikannya pada CEO JYP, jadi sekarang kau harus berhasil"
     "Mereka melakukannya pada CEO?" Tanyaku pada Wen, pemuda yang berdiri di samping kananku.
     "Itu karena ada salah satu dari kami yang merasa terhina atas ucapannya"
     "Siapa?"
     "Seojin" ucapnya seraya menunjuk gadis yang sedang berkutat dengan masakannya di dapur.
     "Apa kalian tak pernah tertangkap?"
     "Sering, maka dari itulah kami sering ganti wajah"
     "Tapi tetap saja kau akan tertangkap jika si dokter membocorkan identitas kalian"
     "Kami tak bodoh, kami sudah tahu kemungkinan itu, jadi kami punya dokter pribadi. Lihatlah Yue, dulu dia jauh lebih jelek dari Lian, tapi sekarang, kau bisa lihat sendiri, kan"
     "Kau siap, Minran?" Tanya Lian beserta puluhan pasang mata yang mengarah padaku.
     "Tentu saja aku siap" ucapku dengan mantap, terlebih karena kakakku pernah dipermalukan di depan group itu.
     Setelah menyiapkan semua yang kami perlukan -tentu saja dengan bantuan yang lain- kami pun berangkat. Butuh waktu lama untuk memecah keheningan diantara kami, sampai aku berusaha mendahuluinya.
     "Ehm..Yue, sepertinya kau bersemangat sekali"
     "Tentu saja, aku sangat benci group itu. Seharusnya dulu aku lah yang debut, bukan mereka" geramnya.
     "Apa maksudmu?"
     “Tiba-tiba perusahaan mengubah keputusan, alasannya karena musik di negeri ini lebih mendapat respon dari para gadis, jadi menurut mereka boygroup lah yang harus mereka debutkan saat itu. Usahaku benar-benar tidak dihargai sama sekali"
     "Kalau itu alasannya, seharusnya kau menyerang perusahaan"
     "Tugas kita disini adalah membuat mereka mati pelan-pelan, jadi langsung menyerang perusahaan bukanlah pilihan yang tepat"
     Aku mulai mengerti jalan pikiran mereka, kurasa sekarang aku telah menemukan teman-temanku yang sesungguhnya. Kami terus berjalan ke arah gedung dimana sebuah acara musik sedang berlangsung disana, tapi aku langsung berhenti saat aku merasa ada yang aneh dengan seseorang yang berjalan didepan kami. Aku langsung melompat bersembunyi saat aku sadar dia adalah tetanggaku sekaligus temanku.
     "Apa yang kau lakukan disana?" Tanya Yue sambil menarik lenganku. Untung saja dia tak melihatku.
     Akhirnya kami pun sampai, Yue menyuruhku bersembunyi di ruangan kosong, sepertinya ia sering melakukan hal ini, terbukti karena ia tau tempat-tempat yang bahkan tak banyak staf yang mengetahuinya.
     "Bagaimana kau tau kalau aku haus?" Tanyaku berusaha meraih minuman yang ada ditangannya.
     "Hey! Hey! Hey! Ini bukan untukmu, cepat campur dengan itu" tanpa ragu aku pun segera mencampur lem yang tadi kubawa ke minuman itu, sementara Yue hanya tercengang memandangku. "Wah, kau anak baru tapi sudah separah ini, kau juga membenci mereka?" Aku hanya tersenyum kecut seraya terus mencampur minuman dan lem itu.
      Setelah beberapa menit Yue meninggalkanku, kegaduhan pun terjadi. Bahkan aku mendengar suara panik Changmin yang disusul teriakan-teriakan beberapa staf.
     "Berhasil, aku melihatnya sendiri, dia muntah darah" bisik Yue seraya tertawa ringan. "Ayo pulang, tapi kau harus langsung pulang ke rumahmu, okay? Aku akan kembali menemui Lian"
     "Aku ikut"
     "Tidak, kau harus pulang, kau tidak boleh terlihat denganku lagi" ucapnya seraya langsung berlari meninggalkanku sendiri.
     Setelah memastikan semua sudah tenang -kurasa Yunho sudah dibawa ke rumah sakit-, akupun segera pergi dan mulai bertanya-tanya apakah hidupku akan berakhir di balik jeruji besi atau tidak.
     "Hey, kau" panggil seseorang yang berhasil membuyarkan lamunanku. Kulihat sosok menyebalkan itu tengah berdiri di depan pintu apartemenku dengan sikap yang menyebalkan pula. "Akhirnya kau datang juga, aku hanya ingin bertanya sesuatu padamu" ucapnya penuh selidik. Aku mulai takut, apa dia tadi melihatku saat aku menuju ke gedung X? OhTuhan, semoga dia tidak melihatku.
     "A-apa?"
     "Apa kau....."
     "Ya?"
     "Apa kau. . . .mau meminjamiku ponselmu?" Tanya nya dengan ekspresi yang berubah memelas.
     "Eh?"
     "Aku lupa password-ku dan ponselku tertinggal di sekolah. Jadi, maukah kau membantuku? Aku harus menghubungi temanku, mungkin dia belum pulang dari apartemenku"
     "Kau hanya perlu melakukan ini" ucapku santai seraya menekan bel apartemennya. Aku segera berbalik, berusaha untuk tidak mempedulikan teriakan-teriakan tak jelasnya.
     "Hey kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan, hah?" Sontak aku pun langsung berhenti, pikiranku tak karuan, apa ia tahu semuanya?. "Aku tahu kemana kau pergi dan apa yang telah kau lakukan, aku yakin mereka akan marah padamu. Kau harus membayar semuanya" bisiknya. Dan itu berhasil membuatku gemetar, aku baru sekali melakukan ini dan sebentar lagi semua ini akan berakhir?
     "Me-memangnya ap-a yang telah kulakukan?"
     "Kau. .kau telah. .kau telah mengusulkan jam pelajaran tambahan dan kau sendiri malah kabur ke acara musik?" Geramnya.
     Aku tercengang, jadi. .dia tidak tahu tentang apa yang kulakukan tadi? Huft, kurasa aku bisa bernafas lega sekarang.
    "Minggir" ucapku seraya mendorong tubuhnya menjauh.
     "Hey, bagaimana dengan yang tadi?"
     "Tenang saja besok aku akan hadir" ucapku tanpa menoleh.

***
     Ah, kenapa aku harus bercerita tentang pria itu juga. Dia tidak terlalu penting, jadi kurasa aku tidak akan bercerita tentang dia lagi.
     Pandanganku kini tertuju pada sebuah foto di sudut meja. Foto seorang gadis dari sebuah girlgroup terkenal. Aku yakin kalian semua mengenalnya. Aku melakukan ini beberapa tahun setelah apa yang terjadi pada Yunho, aku tak yakin itu tahun berapa. Tentu saja kami harus menunggu berita tentangnya tenggelam kemudian beraksi lagi. Yang harus kusesalkan adalah..karena Yue tertangkap keesokan harinya. Dan yang paling penting dia tidak bisa menyeretku ikut dengannya, bukan karena aku anggota baru, tapi karena itu adalah sebuah perjanjian.
     Baiklah, kembali ke korban kedua-ku, dia adalah main dancer atau lead dancer di groupnya, entahlah aku tak tahu perbedaan keduanya. Aku tak begitu ingat kapan aku melakukannya, yang kuingat hanyalah, tak ada yang tertangkap saat itu. Ya, kami terbantu atas pernyataan 'polos' seorang Kim Hyoyeon.
.
.
.
.
.
TBC