BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Jazirah Arab merupakan bagian dari bumi
atau daerah berupa pulau diantara benua Asia dan Afrika. Sejak dulu daerah Arab
terkenal dengan nama itu karena sebagian besar dikelilingi sungai-sungai dan
lautan sehingga terlihat seperti jazirah (pulau). Sebelah barat dibatasi Laut
Merah, sebelah timur dibatasi Teluk Persia dan Laut Oman atau sungai-sungai
Dajlah (Tigris) dan Furrat (Eupharaat). Sebelah selatan dibatasi Lautan Hindia,
dan utara dibatasi Sahara Tiih (lautan pasir diantara negeri Syam dan Sungai
Furrat).
Sebelum Islam hadir di tengah-tengah
masyarakat Arab, politik telah berkembang di Jazirah Arab dengan adanya
perbedaan golongan, kepercayaan dan kebudayaan pun banyak berkembang di
tengah-tengah masyarakat. Tak hanya agama Yahudi dan Nasrani, masih banyak lagi
kepercayaan-kepercayaan lain yang bermunculan di tengah masyarakat Arab. Oleh
karena itu, penyusun bermaksud membahas peradaban Arab yang berkembang sebelum
hadirnya Islam.
2.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana sistem politik dan
kemasyarakatan Arab Pra-Islam?
b. Apa saja sistem kepercayaan yang
dianut dan kebudayaan yang muncul di tengah-tengah masyarakat Arab Pra-Islam?
3.
Tujuan
a. Mengetahui sistem politik dan
kemasyarakatan Arab Pra-Islam.
b. Mengetahui sistem kepercayaan dan
kebudayaan yang muncul di tengah masyarakat Arab Pra-Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Politik dan Kemasyarakatan
Bangsa Arab hidup bersuku-suku
(kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri, kadang saling bermusuhan.
Kabilah merupakan pemerintahan kecil dimana anggotanya harus tunduk pada
pemimpin baik seruan damai atau perang. Sistem dictactor adalah kekuasaan yang
berlaku saat itu.
Masyarakat disana dibedakan
antara budak dan tuan, serta pemimpin dan rakyat. Tuan berhak atas harta
rampasan dan kekayaan sementara hamba diwajibkan membayar denda dan pajak.
Mereka tidak punya raja yang memberi kemerdekaan atau sandaran yang bisa
dijadikan tempat kembali dan bisa diandalkan saat menghadapi kesulitan.
Kursi kepemimpinan didapatkan
dari sistema keturunan paman yang menyebabkan mereka menjadi bermuka dua,
seakan-akan memakai topeng kebaikan dihadapan orang-orang berpengaruh di
pemerintahan.
Jazirah Arab memiliki
kerajaan-kerajaan besar, yaitu Yaman, Munaziroh, dan Ghassaniyah.
A. Kerajaan Yaman
Terdapat di ibukota negeri Yaman
(Kota Shan’a) dan pemegang pertama kerajaan adalah Qahthan bin Aabar. Raja
selanjutnya berasal dari keturunan Qahthan sampai raja ke-28. Kemudian
berpindah ke tangan golongan lain, dengan raja pertamanya adalah Raja Tubba
al-Awwal bin al-Aqram. Kemudian dipegang keturunannya sampai 20 turunan. Raja
terakhir adalah Raja Zu Jadan al-Himyary. Kerajaan Yaman jatuh karena
dikalahkan Aryath, pemuka tentara Najasyi dari negeri Habsyi.
Raja Aryath ketika memegang
kekuasaan sangat sewenang-wenang dan sangat kejam, lama-kelamaan rakyatnya
tidak senang dan meminta pertolongan pada Abrahah, pemuka dan kepala bala
tentara kerajaan Najasyi di Habsyi. Lalu Abrahah mengadakan penyerangan pada
Aryath, kemudian ia pun memegang kekuasaan di kerajaan itu.
Setelah ia meninggal, Kerajaan
Yaman dipegang anak pertamanya (Yaktsum), yang kemudian dipegang anak keduanya
(Masruq) setelah Yaktsum meninggal.
Seseorang dari keturunan Qahthan
bernama Saif bin Zi Yazin hendak merebut kembali pusaka berharga nenek moyangnya
yang akhirnya pusaka itu dapat direbut kembali atas bantuan kerajaan Persia.
Tapi kemudian Kerajaan Persia
berhasil menguasai kerajaan Yaman dan terus dibawah Persia sampai Persia
dikalahkan pemerintah Islam, zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
B. Kerajaan Munazirah
Bertempat di ibukota Irak yang
terkenal dengan nama kota Hirah, dekat Kufah. Orang
pertama pemegang kerajaan adalah Malik bin Fahm bin Ghanam. Kemudian dipegang
anak Malik, bernama Jadzimah al-Korasy, kemudian turun-temurun sampai 26 turunan.
Orang paling akhir adalah Munzir bin Nu’man, tapi ada juga yang menyebutkan
cucu laki-laki Munzir-lah yang terakhir. Munzir dilepas dari kedudukannya
sesudah kemenangan tentara Islam yang dipimpin Khalid bin al-Walid.
C.
Kerajaan
Ghassaniyah
Orang pertamanya adalah Jafnah bin Amr bin Tsa’labah.
Kemudian turun-temurun sampai 32 turunan. Raja yang paling akhir adalah Jabalah
ibnul Aiham. Kerajaan ini selalu dibawah kekuasaan Romawi sampai Romawi
dikalahkan pemerintah Islam masa Khalifah Umar ibnul Khattab r.a.
Golongan-golongan bangsa
Arab :
-
Arab Ba’idah
adalah kaum-kaum Arab terdahulu. Contoh: Ad, Tsamud, Thasm, Jadis, Imlaq.
-
Arab ‘Aribah
adalah kaum yang berasal dari keturunan Ya’rub Yasyjub bin Qahthan, disebut
pula Arab Qahthaniyah.
-
Arab Musta’ribah
adalah kaum yang berasal dari keturunan Isma’il, disebut juga Arab Adnaniyah.
Masyarakat
hidup berpindah-pindah karena faktor alam dan peristiwa geologi serta letak
geografisnya. Kondisi tersebut juga mendominasi
watak penduduknya, serta menonjolnya semangat peperangan antar suku. Kehidupan
mwnwtap terbatas pada tempat-tempat bercurah hujan serta tempat-tempat bermata
air.
Sebuah kehidupan yang menciptakan kesulitan bagi para pelakunya,
menimbulkan kesulitan bagi mereka yang tinggal berdekatan dengan penduduk tetap
dan menimbulkan berbagai macam persengketaan. Tapi disisi lain, orang Arab
tulus dan patuh pada tradisi sukunya walaupun ada persekutuan dan peperangan,
mereka juga menunaikan kewajiban persahabatan sesuai yang digariskan oleh konvensi
(adat kebiasaan).
Laki-laki Arab adalah penyabar, pemberani, melindungi, teguh pendirian,
serta penuh percaya diri walaupun ia menghadapi kehidupan yang keras dan sulit.
Orang Arab hanya percaya tradisi-tradisi sukunya, dan warisan nenek moyangnya.
Simbol tertinggi moral terpusat pada Murli’ah (harga diri).
Terdapat beberapa kelas dalam masyarakat, bangsawan selalu diunggulkan dan
dihormati. Untuk kelas lain, mereka memiliki kebebasan dalam hal pergaulan.
Kondisi masyarakat disana bisa dikatakan lemah dan buta, kerusakan moral banyak
dijumpai sebelum Islam datang ke Jazirah Arab.
①. Minum Arak
Adalah salah satu kebiasaan
bangsa Arab pada masa itu. Salah satu cara mereka meminum arak adalah dengan
minum bersama dalam suatu pertemuan dan dilakukan dengan perjudian.
②. Perjudian
Salah satu permainan yang sangat disukai oleh umumnya
bangsa Arab sebelum Islam datang. Dan orang yang tidak suka ikut berjudi
dipandang kikir. Dengan demikian, dia dipandang rendah oleh masyarakat mereka,
sehingga orang yang menikah dengannya dipandang hina pula.
③.
Pelacuran
Merupakan perbuatan biasa pada
masa sebelum Islam. Pelacuran secara terang-terangan tidak diperbolehkan, tapi
boleh dilakukan secara tertutup.
④. Pencurian dan Perampokan
Merupakan perbuatan yang biasa
dan bukan perbuatan seseorang atau orang-orang dari suatu kabilah saja,
melainkan sudah umum dikerjakan.
⑤. Kekejaman
Kejam dan ganas, baik sesama
manusia maupun binatang. Anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup dalam tanah
dan kadang dimasukkan ke dalam tong kemudian diluncurkan dari bukit yang
tinggi. Musuh yang kalah disayat kulitnya atau dipotong hidung dan telinganya.
⑥. Kekotoran Makanan dan Minuman
Segala macam binatang boleh
dimakan, bahkan bangkai pun dimakan. Ada juga yang suka minum darah binatang
dan memakan darah yang dibekukan.
⑦. Tidak Punya Kesopanan
Bangsa Arab umumnya tidak punya
kesopanan, misalnya melakukan thawaf dengan telanjang, serta mandi tanpa
menutup kemaluannya dimuka umum.
⑧. Pertengkaran dan Perkelahian
Pertengkaran antara seorang dari
satu kabilah dengan seorang kabilah dengan seorang dari kabilah lain dapat
menimbulkan pertumpahan darah dan peperangan antara dua kabilah sampai
bertahun-tahun lamanya dan menghabiskan ratusan hingga ribuan jiwa penduduk
mereka masing-masing.
Terjadinya peperangan umumnya
lantaran perkara unta, kuda, kambing, bahkan perempuan, atau lantaran saling
mengolok keturunan dan saling menghina.
2. Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan
Mayoritas mereka mengikuti dakwah
Isma’il a.s yaitu ketika beliau menyeru agama yang menyembah pada Allah,
mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya hingga akhirnya muncullah Amr bin Luhay,
pemimpin Bani Khuza’ah yang mengadakan perjalanan ke Syam dan melihat penduduk
Syam menyembah berhala kemudian membawa ajaran tersebut ke Mekkah dan mengajak
mereka membuat persekutuan terhadap Allah.
Mereka menempatkan berhala
terdahulu (Manat) di Musyallah di tepi Laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian
membuat Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Kemusryikan semakin merebak
dan berhala-berhala kecil bertebaran di berbagai tempat. Masjidil Haram juga
dipenuhi berbagai macam berhala dan patung.
Selain menyembah berhala, ada
juga yang menyembah benda lain, misalnya malaikat, jin, ruh, hantu, dan
bintang.
Malaikat
Mereka menganggap malaikat adalah
wakil Tuhan, bahkan ada juga yang menuhankan malaikat karena menganggap
malaikat adalah putri-putri Tuhan.
Jin, Ruh, dan Hantu
Ada yang memandang jin-jin dan
ruh merupakan para leluhur yang telah meninggal dan punya hubungan keturunan
dengan Tuhan.
Bintang
Yang dimaksud bintang adalah
matahari, bulan, dan bintang itu sendiri. Mereka menyembah bintang karena
menganggap bintang diberi kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam.
Agama Yahudi dan Nasrani
Agama Yahudi berkembang karena
kaum Yahudi di negeri Asyr diusir kerajaan Romawi, tapi mereka tetap rajin dan
giat menyiarkan agamanya. Sementara agama Nasrani berkembang karena mendapat
bantuan besar dari kerajaan Romawi dan Habsyi.
Karena mereka sama-sama mendapat
bantuan besar maka terjadilah pertumpahan darah selama menyiarkan agama mereka
masing-masing.
Beberapa tradisi yang mereka
lakukan:
-
Mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit dihadapannya,
meminta pertolongan tatkala kesulitan serta berdoa agar berhala tersebut mampu
memenuhi kebutuhan mereka.
-
Mengorbankan
hewan sembelihan demi berhala sembari menyebut namanya.
-
Orang yang mencela Latta dan Uzza akan mendapat penyakit supak.
-
Ular yang mati dibunuh, hantunya akan datang membalas dendam.
-
Roh orang
mati menjadi burung yang disebut Hammah.
-
Memakai
cincin dari besi atau tembaga dengan keyakinan untuk menambah kekuatan.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sistem politik Arab Pra-Islam menggunakan sistem
dictactor dalam pemerintahannya. Mereka memaksa
rakyat terus bekerja sementara pendapatan rakyat diberikan pada pemerintah dan
digunakan untuk berfoya-foya. Kehidupan masyarakat yang berpindah-pindah
membuat mereka kesulitan untuk tinggal berdekatan dengan penduduk tetap, serta
moral masyarakat yang rusak, dimana perbuatan-perbuatan merugikan telah
menjamur di tengah-tengah masyarakat Arab Para-Islam.
Banyaknya ajaran-ajaran yang
muncul telah membuat ajaran yang dibawa Nabi Isma’il a.s telah ditinggalkan,
seperti menyembah malaikat, jin, ruh, hantu, dan bintang. Serta tradisi dan
penyembahan yang muncul dalam masyarakat.
2. Saran
Dari uraian diatas hendaknya kita
bisa mengambil pelajaran yang berharga, yang mana kita harus menghindari
perbuatan-perbuatan menyimpang yang dilakukan pada masa Jahiliyah. Jika
sekarang kita masih melakukan perbuatan-perbuatan yang orang Arab dulu lakukan,
maka tidak ada bedanya kita dengan orang-orang yang hidup pada zaman jahiliyah.