Main Cast:
-
Do Hwe Ji as
Shin Minran
-
Oh Sehun
-
Kim
Minseok/Xiumin
Author : Bie
“Minran,
karasu no okiru (cepat bangun), ini hari pertamamu kan” teriak seseorang
dari dapur. Ia yang semula sibuk memainkan ponselnya pun langsung menghentikan
aktivitasnya ketika seseorang diatas sana tak kunjung bangun. “Ah anak ini” ia
pun segera berlari menaiki anak tangga tanpa melepas pandangan dari layar
ponselnya.
Brukk
“Huh,
gomen ne (maaf ya)” ucap Minran dengan mata yang belum sepenuhnya
terbuka, kemudian beranjak meninggalkan Jiyong yang masih meringis kesakitan.
“Cepatlah
atau aku tidak akan mengantarmu”
“Hmm”
***
“Ya!
Ya! Kudengar akan ada murid baru dikelas ini” bisik Xiumin ditengah ocehan
Chanyeol yang membuat telinga mereka terasa panas.
“Kuharap
dia berbeda, aku sudah muak dengan kelakuan anak-anak di sekolah ini” ucap
Sehun, namja termuda diantara mereka bertiga, dan yang paling disegani karena
kekayaannya, tidak, lebih tepatnya kekayaan orang tuanya.
“Kembali
ke tempat duduk kalian, aku akan memperkenalkan murid baru di kelas ini”
suasana mulai tenang, si pembuat onar, Bobby dan Hanbin pun telah kembali ke
tempat duduk mereka.
Suasana
kelas kembali gaduh saat Minran mulai melangkahkan kaki memasuki kelas barunya.
Bahkan banyak yang bersiul dan berusaha menggodanya.
“DIAM”
teriak Han seonsaengnim. “Ini teman baru kalian, Shin Minran, dia pindahan dari
Jepang”
“Jepang?
Woah”
“Ya!
Kim Hyoyeon, jangan mulai lagi” teriak Sehun yang duduk di bangku paling
belakang, sementara Hyoyeon hanya menatapnya dengan tajam. “Jamkkanman, kau
yakin kalau kau ini benar-benar pindahan dari Jepang?”
“Apa
maksudmu?”
“Kau
tidak hanya sekedar cari sensasi kan? Lihat saja dirimu, wajahmu itu wajah
yeoja Korea, dan namamu tidak ada Jepangnya sedikit pun”
“Aku
memang orang Korea, orang tuaku orang Korea asli, tapi aku lahir dan dibesarkan
di Jepang”
“Kau
yakin bukan karena ingin cari sensasi?”
“Aku
benar-benar tidak mengerti, apa maksudmu?”
“Yah,
semua orang tau, dan aku yakin kau juga tau kalau semua siswa di sekolah ini
fanatik terhadap Jepang, semuanya pasti langsung histeris mendengar kata
Jepang, terutama yeoja yang duduk di depanku” sindir Sehun tanpa memandang
korbannya, sementara Hyoyeon hanya berbalik dan mendelik.
“Minran, kau bisa duduk dengan Hyoyeon” ucap Han
seonsaengnim dengan tegas. Minran membungkuk kemudian beranjak ke tempat duduk
disamping Hyoyeon.
“Kau
benar-benar dari Jepang?”
“Hai,
sou desu (Ya, begitulah)” jawab Minran sambil tersenyum. “Hajimemashite,
Shin Minran desu (kenalkan, aku Shin Minran)” ucap Minran sambil
mengulurkan tangannya.
“Kochira
koso, Hyoyeon desu, Kim Hyoyeon (kenalkan juga, aku Hyoyeon, Kim Hyoyeon)”
jawab Hyoyeon sambil menjabat tangan Minran.
“Ah..dia
mulai lagi” dengus Sehun yang duduk dibelakang mereka.
***
“Ajumma,
aku mau kimchi”
“Mianhae Sehun-a, tidak ada masakan Korea untuk hari ini”
“Ya!
Sebenarnya kalian ini tinggal di negara mana?” bentak Sehun sambil beranjak
meninggalkan kantin.
“Ya!
Sehun-a eodiga?” teriak Xiumin, tapi Sehun tak menghiraukan sahabatnya.
“Kenapa
aku bisa terjebak di sekolah menyebalkan ini?” rutuknya.
Selama
sepuluh menit, Sehun masih setia merutuki nasibnya. Ia merasa ia telah
dipermainkan oleh ayahnya.
“Kudengar
kau belum makan” ucap seseorang sambil memberikan kotak bekalnya pada Sehun. “Sepertinya
kau benar-benar membenci semua tentang Jepang”
“Kenapa
kau kesini?” tanya Sehun dengan nada dingin.
“Hanya
ingin memberimu ini, makanlah, aku akan membeli makanan di kantin” ucap Minran.
“Tidak
perlu” jawab Sehun sambil menjauhkan kotak bekal itu darinya, kemudian mulai
berjalan menjauhi Minran. Yeoja itu pun
segera mengambil kotak bekalnya dan menyusul Sehun.
“Ya!
Oh Sehun”
Brukk
“YAAA!
Apa yang kau lakukan?” bentak Sehun pada Minran yang telah jatuh terduduk
dihadapannya.
“Gomen
(maaf)”
“Jangan
pernah memakai bahasa itu saat berbicara padaku” desis Sehun yang kini
benar-benar telah meninggalkan Minran yang belum juga bangkit.
“Eomeona,
kau berhasil membuatnya marah” celetuk Chanyeol yang telah berdiri di belakang
Minran. “Kurasa dia akan balas dendam, berhati-hatilah” ucapnya sambil
mendekatkan wajahnya pada Minran, sementara Minran hanya berusaha menjauh
sambil membelalakkan matanya.
“Berhenti
mengganggu yeoja tak berdosa, Park Chanyeol” pekik Xiumin sambil menarik
telinga Chanyeol dan menjauhkannya dari Minran.
Sosok
kedua namja itu telah menghilang, tapi Minran masih enggan beranjak dari
tempatnya. Ponsel yang semula diam tiba-tiba menjerit tak karuan. Minran
segera mengerutkan keningnya melihat nomor yang sebelumnya tak ia kenal.
==================================
Kau
benar-benar menghancurkan hidupku, tiba-tiba datang kesekolah ini dan membuat
kehebohan dengan mengatakan kau pindahan dari Jepang, bahkan sepertinya tidak
adanya makanan Korea di kantin hari ini juga gara-gara kau
==================================
“Dare
desuka (siapa ini)? Apa hubungannya makanan di kantin denganku?” belum
sempat pertanyaan itu terjawab, pesan lain telah membuat ponselnya kembali
menjerit.
==================================
Dan
yang paling menyebalkan adalah saat kau membuat seragamku kotor. Kau harus
bertanggung jawab. Kau harus melakukan apa yang kuperintahkan, satu minggu.
Tunggu, apa itu terlalu singkat? Baiklah dua minggu, tidak..tidak, itu masih
terlalu singkat, baiklah, satu bulan cukup. Kau harus melakukannya mulai besok,
jangan coba-coba menghindar
SH
===================================
“SH?
Semut Hitam? Seorang Hantu? Hah, hantu bukan orang kan, lalu siapa? SeHun? Ah
ya, pasti Sehun” ucap Minran sambil memasukkan ponsel kedalam sakunya.”NANI
(apa)? SEHUN?” jeritannya pun langsung membuat teman-temannya menoleh dan
memandangnya dengan tatapan aneh.
***
“Tadaima
(aku pulang)” ucap Minran dengan lesu.
“Kau
baik-baik saja? Apa ada masalah?”
“Genki
desu (aku baik-baik saja)” jawab Minran sambil beranjak meninggalkan
kakaknya.
Jiyong
terus memandangi adiknya sampai seseorang membunyikan bel rumahnya.
“Ah..Minseok-a”
sapanya ketika melihat seseorang yang ia kenal telah berdiri dihadapannya.
“Kenapa kau
menyuruhku kesini”
“Eumm”
“MWO?”
teriaknya ketika Jiyong telah membisikkan sesuatu ke telinganya.
“Jebal”
“Apa kau
yakin aku bisa…”
“Tentu saja”
Xiumin pun langsung mengela nafas panjang dan mengangguk pelan, sementara
Jiyong langsung menepuk bahu sahabatnya itu dan tersenyum.
***
“Minran
cepat bangun, aku akan mengajakmu ke suatu tempat”
“Aku
sudah bangun daritadi”
“Ayo
berangkat”
Setelah
sekitar dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah
gedung yang tidak terlalu besar bertuliskan “G-Min Art School” di
depannya.
“Art
School? Kecil sekali” cibir Minran sambil berkacak pinggang.
“Hey,
jangan salah, kecil-kecil begini ini tetap milikku”
“Nani (apa)?”
“Naze
desuka (kenapa)? ini memang milikku, tidak, bukan hanya aku, tapi
Minseok juga” Minran pun memandang kakaknya tidak mengerti. “Jangan katakan kau
tidak mengenlnya” Jiyong langsung menepuk keningnya melihat Minran menggeleng
pelan.
“Hyung,
anak-anak membutuhkanmu” ucap seseorang yang baru saja keluar, Jiyong pun
mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya.
“Minseok-a”
panggilnya sambil melirik Minran, sementara Minran hanya tercengang menatap
Jiyong dan Xiumin bergantian. “Baiklah aku akan kedalam, jadi temani adikku
melihat-lihat tempat ini”
“Kenapa
harus. . .” Jiyong hanya menepuk bahu Xiumin dan tersenyum.
Xiumin
dan Minran pun segera beranjak dari tempat mereka berdiri. Sekitar sepuluh
menit mereka berjalan tanpa ada obrolan sedikit pun, akhirnya mereka pun sampai
di taman dekat danau.
“Ya! Kenapa
kau ada disini?”tanya Xiumin pada yeoja yang sedang sibuk dengan kanvasnya.
“Aku tidak
akan ke kelas kalau GD oppa belum datang”
“Dia sudah
datang daritadi, cepat atau dia akan menyuruhmu pulang” yeoja kecil itu pun
langsung berlari meninggalkan Xiuman dan Minran.
“GD?”
“G-Dragon”
“Kakakku?”
Xiumin mengangguk dan tersenyum.
“Itu
nama panggilan dari ibuku, dia selalu memanggilnya dengan nama itu. Setelah
ibuku pergi, aku tidak pernah lagi mendengar nama itu” ucap Minran yang kini
telah tertunduk lesu.
***
Matahari
telah menampakkan senyumnya, tapi sepertinya suasana hati Minran tak secerah
senyuman sang mentari. Alasannya, hanya karena seorang Oh
Sehun.
“Belikan
bubble tea sekarang”
“Bubble
tea? Kau seperti anak kecil” cibir Minran.
“Itu
lebih baik daripada aku harus minum sake” balas Sehun. “Cepat”
ucapnya sembari mendorong tubuh Minran.
“Kau yakin
bisa menghabiskan dua bubble tea?” Minran segera berbalik dan nampaklah sosok
Xiumin tengah berdiri dengan segelas bubble tea di tangannya.
“Tidak,
cukup satu saja” jawab Minran sambil mengangkat bubble tea di tangan kirinya. “Ini
untuk Sehun” ucapnya ketika Xiumin memandang bubble tea lain yang Minran
pegang.
“Untuk apa
kau…”
“Kau ingat
ucapan Chanyeol kan? Tentang Sehun yang mungkin akan balas dendam”
“Apa ini
bagian dari rencananya?” Minran hanya mengedikkan kepalanya dan tersenyum,
kemudian pergi meninggalkan Xiumin yang masih memandangnya sampai sosok Minran
menghilang dari pelupuk matanya.
Setelah
lima menit menunggu, akhirnya Sehun pun melihat Minran kembali dengan bubble
tea dalam genggamannya.
“Kau tidak
perlu membelikanku dua bubble tea, aku akan kesulitan menghabiskannya” ucap
Sehun yang telah mengambil kedua bubble tea dari tangan Minran.
“Siapa
bilang semua ini untukmu?” balas Minran yang langsung menyambar salah satu
bubble tea dari tangan Sehun.
***
Tak terasa
dua minggu sudah Minran menjalani kehidupan seperti pembantu, bagaimana tidak,
ia harus membawakan tas Sehun ke kelas, jika Sehun mendapat hukuman, ialah yang
harus menanggungnya, sementara Sehun lebih memilih untuk bermesra-mesraan
dengan yeoja-yeoja yang selama ini mengejar-ngejarnya. Kadang ia juga harus
merelakan bekalnya jika tidak ada makanan Korea di kantin sekolah.
“YA! Shin
Minran, kau dipanggil guru BP” teriak Bobby. Minran pun segera berlari
meninggalkan Sehun yang masih menikmati bubble tea nya.
“Seonsaengnim,
apa anda memanggil saya?”
“Ah ne,
masuklah”
Lee
seonsaengnim pun menceritakan maksudnya memanggil Minran ke ruang BP. Beberapa
kali Minran tampak terkejut mendengar ucapan Lee seonsaengnim, tapi tak jarang
pula senyuman menghiasi wajahnya.
“Gamsahamnida”
“Ya! Kau
pindahan dari Jepang kan? Kau bebas memakai bahasa Jepang, semua orang disini
bisa berbahasa Jepang, mereka sangat menyukainya”
“Kecuali
satu orang”
“Oh
Sehun” sahut Lee seonsaengnim, kemudian mereka pun tertawa.
Jam
telah menunjukkan pukul tujuh, sekolah mulai sepi, hanya beberapa anak yang
masih bertahan di kelasnya, sekedar mengerjakan tugas mereka.
“Hyoyeon-a,
ayo pulang” ajak Minran sambil memasukkan buku-bukunya. “Xiumin, aku pulang
dulu”
“Xiumin-san,
osaki ni shitsurei shimasu (Xiumin, maaf aku pulang dulu)”
“Ki o
tsukete (hati-hati)”
“Huh?
Xiumin-a, kau berbicara dengan Bahasa Jepang?” tanya Hyoyeon dengan mata
terbelalak. “Bagus..bagus, tingkatkan lagi nak” tambahnya sambil menepuk bahu
Xiumin, sementara Minran hanya terkikik melihat kelakuan sahabatnya itu.
Minran
dan Hyoyeon pun segera keluar menyusuri lorong gelap yang cukup panjang.
Berkali-kali Hyoyeon merasa ada yang mengikuti mereka, tapi ia segera menepis
prasangka-prasangka buruk yang melintas di kepalanya.
“Mata
ashita (sampai jumpa besok)” ucap Minran sambil melambaikan tangannya.
Hyoyeon hanya tersenyum dan membalas lambaian tangannya. Ia merasa ada yang
aneh tepat saat ia mulai melangkahkan kakinya menaiki bus sekolah. Ada sedikit
keributan dibelakang, ia pun segera menoleh dan mendapati Minran tengah diseret
oleh dua orang bertopeng menjauh dari gedung sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Eottae yeorobun???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar