GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Senin, 27 Januari 2014

[FF] Maybe Next Time Part.2


"Ya! Kim Minseok" Xiumin langsung berhenti, matanya masih terpaku menatap layar ponsel Minran. Kali ini tampang shock telah menghiasi wajahnya. "Kau menyebalkan" jerit Minran yang telah berhasil merebut ponselnya.
Minran yang tak sengaja melirik layar ponselnya pun langsung tertegun dan membulatkan kedua matanya.

===========================

"Hwang Eunri, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Cepatlah, jangan sampai Baekhyun melihatmu berbicara padaku atau dia akan memukulmu"
"Aigoo, mana mungkin dia berani memukulku?"
"YAAA!"
"Geurae..geurae, aku ingin bertanya tentang Minran dan...Seungyoon"
"Oh my God, kau tau semuanya? Ah..gawat"
"Aniya, aku hanya membaca pesannya saja. Jelaskan padaku, jebal"
"Kau tau namja yang duduk disana?"
"Song Minho?"
"Dia pernah menyebarkan gosip dengan mengatakan kalau ada yang menyukai Seungyoon, dan orang itu berinisial SMR"
"SMR? Shin Minran?"
"Sebenarnya ada tiga yang memiliki inisial itu. Song Minri, Shin Minran, Sim Myuri. Tapi Seungyoon menganggap Minran lah yang dimaksud Minho"
"Wae?"
"Menurutnya kalau Song Minri tidak mungkin karena mereka adalah saudara, Sim Myuri juga tidak mungkin karena Myuri pernah menolak  Seungyoon. Satu-satunya yang tersisa adalah. . ."
"Shin Minran"
"Bingo, apalagi mereka sangat dekat sejak tahun pertama"
Xiumin terdiam, ia kembali mengingat kata demi kata yang telah ia baca dari ponsel Minran.

"Maaf tapi aku hanya menganggapmu sebagai sahabatku" kalimat itu terus berputar dalam otaknya.
"Kau pikir aku menyukaimu, hah?" jeritnya dalam hati. "Benar-benar memalukan. SONG MINHOOO"
"Ya! Shin Minran, mianhae" Minran langsung berbalik dan memandang musuhnya itu dengan tatapan kesal. "Aku tau ini salah paham, kurasa aku bisa membantumu menjelaskan hal ini padanya"
"Aku tidak butuh bantuanmu" ucap Minran yang langsung berbalik memunggungi Xiumin.
***
Minran tersenyum, kenangan itu muncul lagi. Entah mengapa sejak saat itu mereka mengubah status musuh mereka menjadi teman, disekolahpun mereka selalu bersama, kecuali saat ke toilet, pastinya. Tak jarang mereka harus keluar kelas karena hukuman dari suatu kesalahan konyol. Mulai dari keributan karena Xiumin mengambil buku Minran, sampai keributan yang terjadi karena Xiumin dan Minran mengganggu Eunri dengan menarik-narik rambutnya.
Kenangan tentang kekonyolannya dengan Xiumin pun menghilang, digantikan kenangan pahit tepat sehari sebelum hari kelulusan. Sepertinya saat itu Minran benar-benar berusaha menghabiskan seluruh stok air matanya, tapi Xiumin masih setia memegang tangan yeoja itu, yeoja yang sebelumnya pernah berkata dengan lantang bahwa ia tidak akan pernah menangis karena alasan apapun.
"Tenanglah, jika kau merindukan tempat ini, kau masih bisa kesini kan?"
Tidak, alasannya bukan aula tua ini, kenapa kau tidak peka pada perasaanku, rutuk Minran dalam hati.
Apa aku harus mengungkapkannya padamu sekarang? Tidak..tidak, aku takut aku akan kecewa, dan aku tidak ingin itu terjadi di hari kelulusanku. Mungkin lain waktu aku akan menemuimu lagi, batin Xiumin.

Hari kelulusan pun tiba, air mata yang kemarin menghiasi pipi Minran kini hilang tak berbekas, yang ada hanyalah senyum bahagia menyambut kelulusannya.
"Ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya Minran pada mantan musuhnya itu.
"Huh? Tidak, kurasa"
"Kita tidak akan bertemu lagi, kau akan ke L.A kan?"
"Tapi aku yakin kita akan bertemu lagi"
"Kau yakin?"
"Tentu saja" ucap Xiumin dengan senyum termanis yang belum pernah Minran lihat.
Baiklah, sepertinya cerita kita telah berakhir, bahkan ketika semuanya belum dimulai, batin Minran sambil menahan butiran kristal yang siap mengalir di pipinya.
***
"Seharusnya dulu aku memintamu untuk tetap tinggal, ah tidak, itu terlalu egois" bisiknya.  "Kau hanya bisa mengucapkan selamat tinggal, apa tidak ada kata lain, hah? Apa kau tidak punya perasaan yang sama denganku?"
"Minran-a, sampai kapan kau akan tetap disitu?" Tanya Myuri, seorang teman yang akhir-akhir ini dekat dengannya.
"Beri aku sepuluh menit lagi"
"Aku sudah menunggumu tiga jam dan sekarang kau memintaku menunggu sepuluh menit lagi?"
"Acaranya masih lama kan?"
"Kau kira begitu? Lihat jam berapa sekarang" Minranpun menoleh dan menatap benda berdetak yang tergeletak indah diatas nakas.
"Eomeona, aku terlambat? Eotteohke?"
"Jangan panik, sekarang ayo turun dan temui calon suamimu"
Myuri pun segera membantu Minran yang kesulitan bergerak karena gaun panjangnya. Bahkan sesekali ia berdecak kesal saat Minran terus menginjak gaunnya sendiri.
Akhirnya Minran bisa melihat ratusan tamu yang memenuhi tempat itu. Tiba-tiba manik matanya menangkap sosok namja yang telah menunggunya tiga jam lebih, namja yang telah ia kenal sebagai sahabat yang pernah membuatnya kesal karena suatu kesalah pahaman, Kang Seungyoon.
"Akhirnya kau keluar juga, tidak sadarkah kau telah membuatku menunggu selama tiga jam lebih?"
"Mian" ucapnya pelan dan mulai menunduk.
"Ya! Apa kau akan menikah dengan wajah seperti itu? Tersenyumlah, kau akan tambah cantik saat tersenyum. . .aww"
"Kau tidak pernah memujiku tapi sekarang kau malah memuji yeoja lain didepanku" gerutu Myuri tanpa melepas tangannya yang masih mencubit lengan Seungyoon.
"Ya ya ya..mianhae chagi, kumohon lepaskan, sakiiit"
"SHIN MINRAAAN" Minran langsung tersenyum lebar melihat teman-temannya telah datang.
"Mianhae, karena kekacauan yang telah kulakukan dulu"
"Ya! Song Minho, kau masih minta maaf padaku sekarang?"
"Paling tidak aku masih mau minta maaf"
"Haha. .geurae, aku sudah memaafkanmu"
"Eonni, Chukhahae" ucap Eunbi yang langsung menjabat tangan Minran.
"Gomawo, ah rupanya sekarang kau sadar kalau kau lebih muda dariku" ujar Minran sementara Eunbi mulai menggerutu. "Jadi, bagaimana kabar kalian?"
"Tentu saja kami baik-baik saja" sahut Eunri.
"Lalu bagaimana dengan hubungan kalian?"
"Baik, aku dan Eunri akan segera menyusulmu" jawab Baekhyun.
"Jinjja? Wah chukhahae"
"Dan kenapa kau tidak datang ke pesta pertunangan kami?" Selidik Lay.
"Aku tidak tau tentang hal itu"
"Kami sudah memberitahu ayahmu" sambar Eunbi.
"Siapa suruh kalian menitipkan pesan pada ayahku, dia tidak mungkin membiarkanku meninggalkan pekerjaan" jawab Minran dengan nada yang meninggi.
"Ya! Shin Minran, kau berani berbicara dengan nada seperti itu pada kami?" Lay mulai tidak terima.
"Ah sudahlah, kami harus pergi, aku tidak ingin membuatnya menunggu lebih lama lagi" ucap Myuri yang kembali membantu Minran dengan gaunnya. "Calon istrimu sudah datang" ujar Myuri pada namja yang berdiri memunggungi mereka. "Baiklah kurasa tugasku sudah selesai, bye Minran" setelah Myuri pergi, dan setelah 5 menit berlalu, namja itupun berbalik dan tersenyum, senyuman yang sama seperti yang ia berikan di hari kelulusan beberapa tahun lalu.
"Maaf membuatmu menunggu terlalu lama"
"Tidak apa-apa"
"Kau tau apa yang kulakukan sebelum kesini?" Xiumin hanya mengangkat kedua alisnya. "Aku membuka kenangan lama, saat kita masih disekolah"
"Bukankah itu terlalu menyakitkan?"
"Aku tau, tapi tanpa itu semua aku tidak mungkin mengenalmu kan?"
"Mianhae"
"Wae?"
"Andai saja aku mengungkapkan perasaan itu dari dulu"
"Apa itu penting sekarang?"
"Kau mau memaafkanku?"
"Kau pikir itu adalah dosa besar?" Tanya Minran sambil terkikik.
"Ya! Shin Minran, Kim Xiumin, sampai kapan kalian akan membuat kami menunggu?" Teriak Myuri dengan kesal.
Minran dan Xiumin pun segera beranjak dari tempat mereka karena pesta pernikahan mereka akan segera dimulai.


     Shin Minran, kau tau? Saat hatiku bertanya kapan aku akan mengungkapkan perasaan itu padamu, aku hanya bisa menjawab mungkin nanti, besok, lusa, atau lain waktu saja. Aku masih butuh waktu untuk belajar menjadi yang terbaik untukmu.
.
.
.
.
.
.
.
The End


                                        Inspired by F(x) feat D.O’s Song-Goodbye Summer




TFR^^....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar