GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Minggu, 02 Maret 2014

[FF] MAMA BEAT Part.1


Cast   :
-Shin Minran (OC)
-Park Chanyeol
-Kim Jongin
-Oh Sehun

Author : Bie


Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti, dan keluarlah seorang Shin Minran dari dalam sana, seorang gadis cantik yang baru saja kembali setelah meninggalkan negaranya selama beberapa minggu karena harus mengunjungi kakek dan neneknya di Jepang.
"Akhh...akhirnya" ucapnya sambil berlari memasuki halaman rumah bernuansa Jepang itu.
        "Minran?" sapa seseorang dari belakangnya.
        "Oh Sehuuuuun..." teriaknya saat berbalik dan mendapati seorang sahabatnya tengah berdiri dihadapannya dengan senyuman yang membuat kedua matanya terlihat hanya sebatas garis lengkung yang indah. "Ya! Apa yang kau lakukan disini?"
        "Kudengar kau pulang hari ini, jadi aku langsung kesini"
        "Ooohh..sepertinya kau merindukanku" goda Minran.
        "Ckckck..kau pikir begitu? Aku hanya ingin mengenalkan temanku" ucap Sehun sambil mendorong seseorang kehadapan Minran. Sebenarnya laki-laki itu telah datang sejak tadi bersama Oh Sehun, tapi karena Minran dan Sehun asyik mengobrol, laki-laki itu sedikit terabaikan. "Namanya Park Chanyeol, dia adalah teman baruku yang berani bersumpah akan selalu melindungiku dalam keadaan apapun"
        "Oh ya?" Tanya Minran tak percaya.
        "Sudahlah. Park Chanyeol, ini Shin Minran, teman kecilku yang cerewet dan tidak mau bersumpah untuk melindungiku"
        "Aku ini yeoja, jadi kau yang harus melindungiku" bantah Minran.
        "Ah benar juga" gumam Sehun.
        "Aku baru pindah, dan kuharap kita bisa berteman" ujar Chanyeol yang akhirnya mau membuka suara.
        "Tentu saja, kau kan teman dari temanku, jadi kau juga temanku"
        "Yah paling tidak dia adalah teman yang berani bersumpah- "
         "Cukup, Oh Sehun, jangan ulangi kalimat itu lagi, rasanya aku ingin muntah"
        "Baiklah, silahkan muntah jika kau ingin muntah, tapi ijinkan aku pergi dulu"
        "Tidak ada yang mengundangmu kesini tuan Oh"
        "Terserahlah, ayo Chanyeol, teman-teman sudah menunggu di lapangan basket"
        "Dasar Namsan tower berjalan" teriak Minran. "Sebenarnya kalian ini makan apa sih sampai setinggi itu" gumam Minran saat Sehun dan Chanyeol telah menghilang di tikungan jalan. "Aku pulang" teriak Minran saat melangkahkan kakinya kedalam rumah yang ia tinggalkan beberapa minggu terakhir.
        "Akhirnya kau pulang juga" ucap ayahnya yang langsung memeluk Minran. Dari balik punggung ayahnya, tiba-tiba sepasang mata Minran menangkap sesosok orang asing yang baru saja menyelinap keluar dari ruang kerja ayahnya dan langsung berlari melalui pintu belakang.
        "Siapa dia?" Ucap Minran sambil menunjuk pintu yang masih setengah terbuka.
        "Anak buah ayah, baru bergabung"
        "Benarkah?"
         "Ya, dia bersikeras ingin keluar dari sekolah dan fokus pada pekerjaan ini, tapi ayah melarangnya"
        "Shin Minran, kau tidak merindukan ibumu?" Tanya wanita muda yang baru saja keluar dari dapur. Minran tersenyum, sebelum akhirnya menghambur kedalam pelukan wanita itu.
***
        "Sehun-a, kau tau dimana Kkamjong?"
        "Tidak, dan jangan pernah menanyakan tentangnya padaku" jawab Sehun dengan sebal.
        "Siapa Kkamjong?" Tanya Chanyeol penasaran.
        "Namja paling menyebalkan yang pernah kukenal"
        "Kalian bertengkar?"
        "Bukan hanya bertengkar, lebih tepatnya bermusuhan. Bayangkan saja, dia langsung memukulku hanya karena aku mengganggu makan siangnya"
      "Siapa suruh kau mengganggunya?"
        "Aku hanya ingin mengajaknya main basket kok"
         "Baiklah aku harus menemuinya sekarang"
         "Untuk apa kau menemui musuh?"
       "Musuh? Sepertinya kau lupa satu hal, aku tidak punya masalah dengannya, jadi untuk apa kami bermusuhan?" Ucap Minran sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Chanyeol dan Sehun.
        "Jongin-a" panggil Minran pada laki-laki berkulit lebih gelap darinya yang tengah duduk di bawah pohon dengan daun yang mulai berguguran itu.
        "Kau sudah pulang?"
        "Aigoo, aku sudah tiga jam di ruangan yang sama denganmu"
        "Benarkah? Kurasa aku tak menyadarinya"
         "Ya! Kau masih marah karena aku tidak memberitahumu tentang kepergianku ke Jepang?"
        "Tidak"
      "Aku yakin kau masih marah karena hal itu"
        "Lalu?"
        "Apa kau tidak akan pernah memaafkanku?" Tanya Minran dengan jengkel, sementara pemuda dihadapannya itu hanya diam. "Ya! Kai Kim"
        "Kau masih ingat nama itu?"
        "Bagaimana mungkin aku melupakannya sementara akulah yang memberimu nama itu"
         "Baiklah, kurasa kau harus melupakannya sekarang" ucapnya sambil melompat berdiri.
        "Wae? Kau benar-benar marah?" Minran pun langsung menghentikannya. "Kau mau apa? Apa kau ingin aku mentraktirmu? Baiklah akan kulakukan" ucap Minran yang langsung berlari menjauh.  "Ah ya, aku juga akan mencarikan tempat duduk yang nyaman untukmu" ia pun segera melesat, meninggalkan Jongin yang kini tengah memasang senyum puasnya.

        "Ya! Ya!, minggir, aku mau duduk disini" usir Minran pada dua siswa tinggi dihadapannya.
        "Mwoya?" Sehun yang tidak terima acara makan siangnya diganggu pun langsung protes dengan mulut yang penuh dengan makanan.
      "Eoh? Jongin-a?" Gumam Chanyeol saat menatap laki-laki yang tengah berjalan kearahnya.
          "Chan...yeol?"
         "Apa yang kau lakukan disini?"
         "Sekolah, tentu saja"
        "Kau mengenal Kkamjong?" Bisik Sehun pada Chanyeol.
        "Jadi yang selama ini kau sebut Kkamjong itu Kai?"
        "Tunggu...Ya! Park Chanyeol, jadi selama kau disini kau tidak pernah bertemu Kai?"
        "Aku tidak pernah melihatnya" ucap Chanyeol lirih.
        "Karena dia tidak pernah ke sekolah sejak kau ke Jepang, bahkan hari ini dia kesekolah pun karena mendengar kau telah kembali" cibir Sehun.
        "Ya! Park Dobby, kau berteman dengannya kan?" Tanya Jongin sambil mengedikkan kepalanya pada Sehun. "Aku mengatakan ini karena aku masih peduli padamu, berhati-hatilah" ucapnya, kemudian mulai beranjak meninggalkan teman-temannya yang masih terpaku.
        "YAAA!! Kau pikir aku apa, hah? Singa kelaparan?" Teriak Sehun dengan kesal.
         "Sejak kapan kau mengenalnya?" Bisik Minran yang masih memandangi punggung Jongin yang semakin menjauh.
        "Sudah lama, aku penggemar beratnya saat kami masih di sekolah dasar"
        "MWOOO???"
        "Apa yang kau kagumi dari sosok gelap yang hidup dan menyebalkan itu?" Cibir Sehun.
         "Dia itu hebat, dari kecil sudah bisa menari"
          "Dia juga" ucap Minran sambil menunjuk Sehun.
        "Itu karena aku lebih dulu mengenal Jongin. Seandainya aku lebih dulu mengenalmu..."
          "Kau akan jadi penggemarku?"
        "Seandainya aku lebih dulu mengenalmu, aku akan tetap menjadi penggemar Jongin" ucap Chanyeol yang langsung berlari keluar.
***
         Minran langsung berlari melewati halaman rumahnya, langkahnya langsung terhenti saat melewati ruang kerja ayahnya.
        "Aku menunggu kejaksaan meminta bantuanku untuk kasus ini dan sekarang kau mau keluar hanya karena ingin melindungi anak itu?" Minran langsung mengenali suara marah ayahnya. Tapi ia langsung mengernyitkan dahinya ketika mendengar suara lain yang dikenalnya di ruangan itu.
          "Anak itu hanya dijebak"
         "Bagaimana mungkin seorang ayah menjebak anaknya"
        "Tapi saya tahu semuanya"
        "Kau pikir aku akan mempercayaimu?"
         "Apa anda tahu kenapa saya memutuskan untuk memilih sekolah itu?" Ayah Minran diam, ia hanya memberi tatapan  -coba-jelaskan- pada anak buahnya itu. "Karena saya ingin melindungi anak itu"
        "Dasar bodoh"
        "Dia tidak bersalah, bahkan sekarang dia pun belum tahu tentang ini, dia belum tahu bahwa selama ini ia telah masuk dalam perangkap ayahnya"
         "Aku tidak peduli dengan penjelasanmu, keluar sekarang" bentaknya.
         Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun langsung menyelinap keluar melalui pintu samping. Minran yang penasaran pun langsung memanggilnya.
          "YAA! Kumohon berhenti lah, YAAA!" Percuma, dia semakin mempercepat langkah kakinya, sementara Minran langsung berhenti dan mulai mengatur nafas.
"Minran-a" panggil sang ayah saat melihat Minran terduduk di halaman rumah yang sangat luas itu.
          "Appa, dia orangmu lagi?" Tanya Minran sembari berjalan menghampiri ayahnya. "Siapa namanya? Aku merasa tidak asing dengan orang itu"
        "Sudahlah itu tidak penting, tanda-tanda penghianatannya mulai terlihat" Minran tidak sepenuhnya mengerti, tapi ia tidak berani bertanya lagi karena kemungkinan ayahnya akan marah sangatlah besar.

        "Siapa dia? Apa aku pernah bertemu dengannya?" Batin Minran.
        "Ya! Shin Minran, kau mau ikut denganku? Sepertinya hari ini kau sendirian dirumah ini" Tanya Sehun yang telah berdiri di ambang pintu kamarnya.
         "Kapan kau..."
        "Baru saja, ayo" Sehun pun langsung menarik lengan Minran dan mengajaknya keluar.
          "Kita mau kemana?" Tanya Minran sambil memandangi Sehun yang memakai setelan jasnya.
        "Kemana saja asal aku terbebas dari urusan kantor"
         "Ayahmu aneh, kau masih sekolah tapi sudah dijadikan pemimpin perusahaan" ucap Minran sambil tertawa, sementara Sehun hanya menampakkan senyum tipisnya.
        Tak ada lagi suara yang keluar dari mulut mereka, hanya deru mobil Sehun yang terdengar, sementara Minran sesekali melirik Sehun dengan keraguan yang menyelimutinya.
        "Eumm..Oh Sehun"
        "Hmm"
        "Apa kau tidak ingin berdamai dengan Jongin?"
      "Apa aku yang harus memulai?"
      "Tentu saja, kau yang mulai mengganggunya"
        "Ya! Bagaimana mungkin aku berdamai dengannya sementara dia selalu menghidariku" ucapnya dengan kesal.
         "Baiklah aku akan memintanya melakukan itu"
        "Percayalah, dia tidak akan pernah sudi melakukannya"
***
      "Dobby, tolong ambilkan air, rasanya aku akan mati"
         "Berhenti memanggilku Dobby, Kkamjong. Telingaku tak selebar telinga peri rumah itu" geram Chanyeol.
        "Oooh, kau mulai memanggilku dengan nama itu, lagipula kulitku juga tidak terlalu gelap" kekeh Jongin.
         "Ah sudahlah, aku tidak mau meributkan soal nama"
         "Kau yang mulai protes"
         "Diam atau aku akan melempar gelas ini ke wajahmu" ucap Chanyeol sambil mengacungkan gelas dalam genggamannya. Jongin pun mulai diam dan menggerakkan tangan seakan-akan mengunci mulutnya. "Ah ya, kenapa sikapmu terlalu berlebihan pada Sehun? Kau tidak pernah seperti ini saat aku mengganggu makan siangmu"
         "Aku memang ingin menjauhinya"
        "Alasannya?"
      "Kau tahu sendiri kan dia adalah target kita selanjutnya? Sebentar lagi dia akan diperiksa"
        "Kita? Kau bergabung dengan kami?"
        "Ya, baru saja"
        "Dengar, masalah itu aku sudah menjelaskan  pada sajangnim bahwa dia hanya dijebak oleh ayahnya"
         "Hah, benarkah? Kau pikir aku akan mempercayainya?"
        "Apa kau tidak merasa aneh saat melihat Sehun yang masih semuda itu telah menjadi pemimpin perusahaan? Bahkan saat masih berumur 14 tahun, Sehun lah yang tercatat sebagai pemilik sah Younggu Group"
        "Mungkin karena ayahnya memiliki perusahaan lain"
        "Tidak, itu karena orang tuanya telah bercerai, dan dia tidak ingin semua orang tahu kalau dia memilki ayah tiri, itulah kenapa dia mengurus sendiri perusahaan keluarga ibunya"
        "Jangan sok tahu Chanyeol, aku yang lebih mengenalnya daripada kau"
        "Terserah, tapi aku akan tetap melindungi anak itu, apapun yang terjadi" Jongin hanya menatapnya dengan heran.
        Tidak biasanya kau seserius ini, batinnya.
***
        Bel masuk telah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi sosok Oh Sehun tak kunjung datang, padahal sebelumnya dia tak pernah terlambat sedetik pun. Hal ini membuat Minran mulai panik, Chanyeol pun terlihat sama, sementara Jongin dengan santainya hanya memandangi kedua sahabatnya itu.
        "Ya! Park Chanyeol, kau tahu dimana.  .  .Park Chanyeol, YAA! Eodiga?" seakan mendadak tuli, ia tak menghiraukan panggilan Minran lagi, yang ia pikirkan sekarang hanyalah sahabatnya, Oh Sehun.

        "Ini aku"
        "Oh Se. . ."
        "Ssst..Temui aku di tempat biasa"
        "Baiklah aku akan segera kesana" tanpa pikir panjang Chanyeol pun langsung menuju ke tempat yang dimaksud Sehun. Tempat terpencil, yang hanya diketahui oleh Sehun dan Chanyeol.
        "Ada apa?"
        "Sebelum mereka menemukanku, aku harus menceritakan yang sebenarnya padamu" Chanyeol pun langsung menyimak penjelasan dari Sehun. Mulai dari alasan mengapa ia harus memimpin perusahaan di usia yang semuda itu, sampai tuduhan penggelapan uang pembangunan di Jeju yang ditujukan padanya.
        "Mungkinkah ayahmu yang melakukannya? Mungkinkah, dia menginginkan posisimu?" Tanya Chanyeol yang bertingkah seakan-akan ia tidak mengetahuinya. Padahal sebenarnya dia tahu, tentu saja.
        "Entahlah, dari awal dia memang ingin menyingkirkanku"
        "Jadi kau ingin bersembunyi disini?"
        "Tempat ini tidak cukup aman, aku baru saja melihat seseorang berkeliaran diluar.
      "Apa yang harus kulakukan untuk membantumu?"
          "Entahlah, melihatmu disini cukup membuatku tenang" Chanyeol hanya bisa tersenyum tipis mendengarnya.
***
       "Sebenarnya apa yang terjadi? Sehun tidak ke sekolah, dan Chanyeol bersikap aneh, aaah..ini membuatku gila"
        "Tenanglah sedikit, mereka baik-baik saja"
        "Bagaimana mungkin aku bisa tenang saat mereka bersikap.  . .PARK CHANYEOL" pekiknya. Sontak Jongin langsung menoleh dan memandang Chanyeol dengan heran, sementara Chanyeol hanya melewatinya dengan tatapan kecewa. "Kau lihat? Dia mengacuhkan kita"
         "Aku tidak peduli"
         "Kenapa kalian bersikap aneh, hah? YAAA!" Minran hanya bisa meneriaki punggung Jongin yang semakin menjauh sampai ponselnya berbunyi cukup keras. "Appa, wae?"
        "..."
        "Sekarang? Baiklah" ia pun segera berlari menghampiri ayahnya yang telah berdiri di halaman sekolah.
        "Kau tahu dimana Oh Sehun?"
         "Tidak, dia tidak ke sekolah hari ini"
        "Aku harus segera mendapatkan anak itu"
         "Kenapa?" Ayahnya pun segera menyodorkan selembar kertas pada Minran, dan itu cukup membuatnya shock. Bahkan matanya tak berkedip untuk beberapa detik.
.

.
.
.
.
.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar