Cast :
-Shin Minran (OC)
-Park Chanyeol
-Kim Jongin
-Oh Sehun
Author : Bie
Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti, dan
keluarlah seorang Shin Minran dari dalam sana, seorang gadis cantik yang baru
saja kembali setelah meninggalkan negaranya selama beberapa minggu karena harus
mengunjungi kakek dan neneknya di Jepang.
"Akhh...akhirnya" ucapnya sambil
berlari memasuki halaman rumah bernuansa Jepang itu.
"Minran?" sapa seseorang dari belakangnya.
"Oh Sehuuuuun..." teriaknya saat
berbalik dan mendapati seorang sahabatnya tengah berdiri dihadapannya dengan senyuman
yang membuat kedua matanya terlihat hanya sebatas garis lengkung yang indah.
"Ya! Apa yang kau lakukan disini?"
"Kudengar kau pulang hari ini, jadi aku
langsung kesini"
"Ooohh..sepertinya kau
merindukanku" goda Minran.
"Ckckck..kau pikir begitu? Aku
hanya ingin mengenalkan temanku" ucap Sehun sambil mendorong seseorang
kehadapan Minran. Sebenarnya laki-laki itu telah datang sejak tadi bersama Oh
Sehun, tapi karena Minran dan Sehun asyik mengobrol, laki-laki itu sedikit
terabaikan. "Namanya Park Chanyeol, dia adalah teman baruku yang berani
bersumpah akan selalu melindungiku dalam keadaan apapun"
"Oh ya?" Tanya Minran tak percaya.
"Sudahlah. Park Chanyeol, ini Shin Minran,
teman kecilku yang cerewet dan tidak mau bersumpah untuk melindungiku"
"Aku
ini yeoja, jadi kau yang harus melindungiku" bantah Minran.
"Ah benar juga" gumam Sehun.
"Aku baru pindah, dan kuharap kita bisa
berteman" ujar Chanyeol yang akhirnya mau membuka suara.
"Tentu saja, kau kan teman dari temanku,
jadi kau juga temanku"
"Yah paling tidak dia adalah teman yang
berani bersumpah- "
"Cukup,
Oh Sehun, jangan ulangi kalimat itu lagi, rasanya aku ingin muntah"
"Baiklah,
silahkan muntah jika kau ingin muntah, tapi ijinkan aku pergi dulu"
"Tidak ada yang mengundangmu kesini tuan Oh"
"Terserahlah, ayo Chanyeol, teman-teman
sudah menunggu di lapangan basket"
"Dasar Namsan tower berjalan"
teriak Minran. "Sebenarnya kalian ini makan apa sih sampai setinggi
itu" gumam Minran saat Sehun dan Chanyeol telah menghilang di tikungan
jalan. "Aku pulang" teriak Minran saat melangkahkan kakinya kedalam
rumah yang ia tinggalkan beberapa minggu terakhir.
"Akhirnya kau pulang juga" ucap
ayahnya yang langsung memeluk Minran. Dari balik punggung ayahnya, tiba-tiba
sepasang mata Minran menangkap sesosok orang asing yang baru saja menyelinap
keluar dari ruang kerja ayahnya dan langsung berlari melalui pintu belakang.
"Siapa dia?" Ucap Minran sambil
menunjuk pintu yang masih setengah terbuka.
"Anak buah ayah, baru bergabung"
"Benarkah?"
"Ya, dia bersikeras ingin keluar dari
sekolah dan fokus pada pekerjaan ini, tapi ayah melarangnya"
"Shin
Minran, kau tidak merindukan ibumu?" Tanya wanita muda yang
baru saja keluar dari dapur. Minran tersenyum, sebelum akhirnya menghambur
kedalam pelukan wanita itu.
***
"Sehun-a, kau tau dimana Kkamjong?"
"Tidak, dan jangan pernah menanyakan
tentangnya padaku" jawab Sehun dengan sebal.
"Siapa Kkamjong?" Tanya Chanyeol
penasaran.
"Namja paling menyebalkan yang pernah
kukenal"
"Kalian
bertengkar?"
"Bukan
hanya bertengkar, lebih tepatnya bermusuhan. Bayangkan saja, dia langsung
memukulku hanya karena aku mengganggu makan siangnya"
"Siapa
suruh kau mengganggunya?"
"Aku
hanya ingin mengajaknya main basket kok"
"Baiklah
aku harus menemuinya sekarang"
"Untuk apa kau menemui musuh?"
"Musuh? Sepertinya kau lupa satu hal, aku
tidak punya masalah dengannya, jadi untuk apa kami bermusuhan?" Ucap
Minran sambil melangkahkan kakinya meninggalkan Chanyeol dan Sehun.
"Jongin-a" panggil Minran pada
laki-laki berkulit lebih gelap darinya yang tengah duduk di bawah pohon dengan
daun yang mulai berguguran itu.
"Kau sudah pulang?"
"Aigoo, aku sudah tiga jam di ruangan yang sama
denganmu"
"Benarkah? Kurasa aku tak
menyadarinya"
"Ya! Kau masih marah karena aku tidak
memberitahumu tentang kepergianku ke Jepang?"
"Tidak"
"Aku yakin kau masih marah karena hal
itu"
"Lalu?"
"Apa kau tidak akan pernah
memaafkanku?" Tanya Minran dengan jengkel, sementara pemuda dihadapannya
itu hanya diam. "Ya! Kai Kim"
"Kau masih ingat nama itu?"
"Bagaimana mungkin aku melupakannya
sementara akulah yang memberimu nama itu"
"Baiklah, kurasa kau harus
melupakannya sekarang" ucapnya sambil melompat berdiri.
"Wae? Kau benar-benar marah?"
Minran pun langsung menghentikannya. "Kau mau apa? Apa kau ingin aku
mentraktirmu? Baiklah akan kulakukan" ucap Minran yang langsung berlari
menjauh. "Ah ya, aku juga akan
mencarikan tempat duduk yang nyaman untukmu" ia pun segera melesat,
meninggalkan Jongin yang kini tengah memasang senyum puasnya.
"Ya! Ya!, minggir, aku mau duduk
disini" usir Minran pada dua siswa tinggi dihadapannya.
"Mwoya?" Sehun yang tidak terima
acara makan siangnya diganggu pun langsung protes dengan mulut yang penuh
dengan makanan.
"Eoh? Jongin-a?" Gumam Chanyeol saat
menatap laki-laki yang tengah berjalan kearahnya.
"Chan...yeol?"
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Sekolah, tentu saja"
"Kau mengenal Kkamjong?" Bisik
Sehun pada Chanyeol.
"Jadi yang selama ini kau sebut Kkamjong
itu Kai?"
"Tunggu...Ya! Park Chanyeol, jadi selama
kau disini kau tidak pernah bertemu Kai?"
"Aku tidak pernah melihatnya" ucap
Chanyeol lirih.
"Karena dia tidak pernah ke sekolah
sejak kau ke Jepang, bahkan hari ini dia kesekolah pun karena mendengar kau
telah kembali" cibir Sehun.
"Ya! Park Dobby, kau berteman dengannya
kan?" Tanya Jongin sambil mengedikkan kepalanya pada Sehun. "Aku
mengatakan ini karena aku masih peduli padamu, berhati-hatilah" ucapnya,
kemudian mulai beranjak meninggalkan teman-temannya yang masih terpaku.
"YAAA!! Kau pikir aku apa, hah? Singa
kelaparan?" Teriak Sehun dengan kesal.
"Sejak kapan kau mengenalnya?"
Bisik Minran yang masih memandangi punggung Jongin yang semakin menjauh.
"Sudah lama, aku penggemar beratnya saat
kami masih di sekolah dasar"
"MWOOO???"
"Apa yang kau kagumi dari sosok gelap
yang hidup dan menyebalkan itu?" Cibir Sehun.
"Dia itu hebat, dari kecil sudah bisa
menari"
"Dia juga" ucap Minran sambil
menunjuk Sehun.
"Itu karena aku lebih dulu mengenal
Jongin. Seandainya aku lebih dulu mengenalmu..."
"Kau akan jadi penggemarku?"
"Seandainya aku lebih dulu mengenalmu,
aku akan tetap menjadi penggemar Jongin" ucap Chanyeol yang langsung
berlari keluar.
***
Minran langsung berlari melewati halaman
rumahnya, langkahnya langsung terhenti saat melewati ruang kerja ayahnya.
"Aku menunggu kejaksaan meminta
bantuanku untuk kasus ini dan sekarang kau mau keluar hanya karena ingin
melindungi anak itu?" Minran langsung mengenali suara marah ayahnya. Tapi
ia langsung mengernyitkan dahinya ketika mendengar suara lain yang dikenalnya
di ruangan itu.
"Anak itu hanya dijebak"
"Bagaimana mungkin seorang ayah
menjebak anaknya"
"Tapi saya tahu semuanya"
"Kau pikir aku akan mempercayaimu?"
"Apa anda tahu kenapa saya memutuskan
untuk memilih sekolah itu?" Ayah Minran diam, ia hanya memberi
tatapan -coba-jelaskan- pada anak
buahnya itu. "Karena saya ingin melindungi anak itu"
"Dasar bodoh"
"Dia tidak bersalah, bahkan sekarang dia
pun belum tahu tentang ini, dia belum tahu bahwa selama ini ia telah masuk
dalam perangkap ayahnya"
"Aku tidak peduli dengan penjelasanmu,
keluar sekarang" bentaknya.
Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun
langsung menyelinap keluar melalui pintu samping. Minran yang penasaran pun
langsung memanggilnya.
"YAA! Kumohon berhenti lah,
YAAA!" Percuma, dia semakin mempercepat langkah kakinya, sementara Minran
langsung berhenti dan mulai mengatur nafas.
"Minran-a" panggil sang ayah saat
melihat Minran terduduk di halaman rumah yang sangat luas itu.
"Appa, dia orangmu lagi?" Tanya Minran sembari
berjalan menghampiri ayahnya. "Siapa namanya? Aku merasa tidak asing
dengan orang itu"
"Sudahlah itu tidak penting,
tanda-tanda penghianatannya mulai terlihat" Minran tidak sepenuhnya
mengerti, tapi ia tidak berani bertanya lagi karena kemungkinan ayahnya akan
marah sangatlah besar.
"Siapa dia? Apa aku pernah bertemu
dengannya?" Batin Minran.
"Ya! Shin Minran, kau mau ikut denganku?
Sepertinya hari ini kau sendirian dirumah ini" Tanya Sehun yang telah
berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Kapan kau..."
"Baru saja, ayo" Sehun pun langsung
menarik lengan Minran dan mengajaknya keluar.
"Kita mau kemana?" Tanya Minran
sambil memandangi Sehun yang memakai setelan jasnya.
"Kemana saja asal aku terbebas dari
urusan kantor"
"Ayahmu aneh, kau masih sekolah tapi
sudah dijadikan pemimpin perusahaan" ucap Minran sambil tertawa, sementara
Sehun hanya menampakkan senyum tipisnya.
Tak ada lagi suara yang keluar dari mulut
mereka, hanya deru mobil Sehun yang terdengar, sementara Minran sesekali
melirik Sehun dengan keraguan yang menyelimutinya.
"Eumm..Oh Sehun"
"Hmm"
"Apa kau tidak ingin berdamai dengan
Jongin?"
"Apa aku yang harus memulai?"
"Tentu saja, kau yang mulai
mengganggunya"
"Ya! Bagaimana mungkin aku berdamai
dengannya sementara dia selalu menghidariku" ucapnya dengan kesal.
"Baiklah aku akan memintanya melakukan
itu"
"Percayalah,
dia tidak akan pernah sudi melakukannya"
***
"Dobby,
tolong ambilkan air, rasanya aku akan mati"
"Berhenti
memanggilku Dobby, Kkamjong. Telingaku tak selebar telinga peri rumah itu"
geram Chanyeol.
"Oooh,
kau mulai memanggilku dengan nama itu, lagipula kulitku juga tidak terlalu
gelap" kekeh Jongin.
"Ah
sudahlah, aku tidak mau meributkan soal nama"
"Kau
yang mulai protes"
"Diam
atau aku akan melempar gelas ini ke wajahmu" ucap Chanyeol sambil
mengacungkan gelas dalam genggamannya. Jongin pun mulai diam dan
menggerakkan tangan seakan-akan mengunci mulutnya. "Ah ya, kenapa sikapmu
terlalu berlebihan pada Sehun? Kau tidak pernah seperti ini saat aku mengganggu
makan siangmu"
"Aku memang ingin menjauhinya"
"Alasannya?"
"Kau tahu sendiri kan dia adalah target
kita selanjutnya? Sebentar lagi dia akan diperiksa"
"Kita? Kau bergabung dengan kami?"
"Ya, baru saja"
"Dengar, masalah itu aku sudah
menjelaskan pada sajangnim bahwa dia
hanya dijebak oleh ayahnya"
"Hah, benarkah? Kau pikir aku akan
mempercayainya?"
"Apa kau tidak merasa aneh saat melihat
Sehun yang masih semuda itu telah menjadi pemimpin perusahaan? Bahkan saat
masih berumur 14 tahun, Sehun lah yang tercatat sebagai pemilik sah Younggu
Group"
"Mungkin karena ayahnya memiliki
perusahaan lain"
"Tidak,
itu karena orang tuanya telah bercerai, dan dia tidak ingin semua orang tahu
kalau dia memilki ayah tiri, itulah kenapa dia mengurus sendiri perusahaan
keluarga ibunya"
"Jangan sok tahu Chanyeol, aku yang
lebih mengenalnya daripada kau"
"Terserah,
tapi aku akan tetap melindungi anak itu, apapun yang terjadi" Jongin hanya
menatapnya dengan heran.
Tidak biasanya kau seserius ini, batinnya.
***
Bel masuk telah berbunyi sejak lima menit
yang lalu, tapi sosok Oh Sehun tak kunjung datang, padahal sebelumnya dia tak
pernah terlambat sedetik pun. Hal ini membuat Minran mulai panik, Chanyeol pun
terlihat sama, sementara Jongin dengan santainya hanya memandangi kedua
sahabatnya itu.
"Ya! Park Chanyeol, kau tahu
dimana. . .Park Chanyeol, YAA! Eodiga?" seakan
mendadak tuli, ia tak menghiraukan panggilan Minran lagi, yang ia pikirkan
sekarang hanyalah sahabatnya, Oh Sehun.
"Ini aku"
"Oh Se. . ."
"Ssst..Temui aku di tempat biasa"
"Baiklah aku akan segera kesana"
tanpa pikir panjang Chanyeol pun langsung menuju ke tempat yang dimaksud Sehun.
Tempat terpencil, yang hanya diketahui oleh Sehun dan Chanyeol.
"Ada apa?"
"Sebelum mereka menemukanku, aku harus
menceritakan yang sebenarnya padamu" Chanyeol pun langsung menyimak
penjelasan dari Sehun. Mulai dari alasan mengapa ia harus memimpin perusahaan
di usia yang semuda itu, sampai tuduhan penggelapan uang pembangunan di Jeju
yang ditujukan padanya.
"Mungkinkah ayahmu yang melakukannya? Mungkinkah,
dia menginginkan posisimu?" Tanya Chanyeol yang bertingkah seakan-akan ia
tidak mengetahuinya. Padahal sebenarnya dia tahu, tentu saja.
"Entahlah,
dari awal dia memang ingin menyingkirkanku"
"Jadi
kau ingin bersembunyi disini?"
"Tempat
ini tidak cukup aman, aku baru saja melihat seseorang berkeliaran diluar.
"Apa
yang harus kulakukan untuk membantumu?"
"Entahlah,
melihatmu disini cukup membuatku tenang" Chanyeol hanya bisa tersenyum
tipis mendengarnya.
***
"Sebenarnya apa yang terjadi? Sehun tidak
ke sekolah, dan Chanyeol bersikap aneh, aaah..ini membuatku gila"
"Tenanglah
sedikit, mereka baik-baik saja"
"Bagaimana
mungkin aku bisa tenang saat mereka bersikap.
. .PARK CHANYEOL" pekiknya. Sontak Jongin langsung menoleh dan
memandang Chanyeol dengan heran, sementara Chanyeol hanya melewatinya dengan
tatapan kecewa. "Kau lihat? Dia mengacuhkan kita"
"Aku
tidak peduli"
"Kenapa
kalian bersikap aneh, hah? YAAA!" Minran hanya bisa meneriaki punggung
Jongin yang semakin menjauh sampai ponselnya berbunyi cukup keras. "Appa,
wae?"
"..."
"Sekarang?
Baiklah" ia pun segera berlari menghampiri ayahnya yang telah berdiri di
halaman sekolah.
"Kau tahu dimana Oh Sehun?"
"Tidak, dia tidak ke sekolah hari
ini"
"Aku harus segera mendapatkan anak
itu"
"Kenapa?" Ayahnya pun segera
menyodorkan selembar kertas pada Minran, dan itu cukup membuatnya shock. Bahkan
matanya tak berkedip untuk beberapa detik.
..
.
.
.
.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar