GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Senin, 24 Maret 2014

[FF] Stay_Part.2




Main Cast         : Byun Baekhyun, Hwang Eunri (OC)
Author              : Bie

       
        "YAA! sunbaenim, gawat" teriak Eunbi tepat di telinga Baekhyun. 

        "Ada apa?" Tanya Baekhyun dengan malas.
        "Eunri"
        "Kenapa dia?" Tanya Baekhyun yang mulai panik.
        "Dia...dia ingin minum bubble tea dan kau yang harus membelikannya" Baekhyun pun langsung menyemburkan minumannya sembarangan dan terbelalak.
        "Hanya itu? Kau mengagetkanku hanya karena itu?" Eunbi berusaha menahan tawa sementara Junmyeon hanya terkikik. "Kau sama menyebalkannya dengan kakakmu" gerutu Baekhyun yang langsung berlari menghampiri penjual bubble tea.
        Kegaduhan diluar tak mampu mengusik Eunri dari lamunannya. Sesekali ia terkikik dan langsung menutup mulutnya, memandang berkeliling, memastikan tak ada yang memperhatikannya dan menganggapnya sakit atau apa, kemudian kembali memandang keluar jendela, tenggelam dalam lamunannya.
         "Dengar, kurasa temanmu berusaha membuatku sakit jantung. Bayangkan saja, mengagetkanku hanya karena kau ingin bubble tea"
         Rasakan pembalasanku, bisik Eunri dalam hati, sementara ia pura-pura memasang tampang prihatin.

        "Kau yakin akan melakukannya?" Bisik Eunbi dengan was was.
        "Tentu saja, kemarin dia sudah cukup membuatku jantungan" jawab Eunri dengan geram.
        "Kau yakin ini akan berjalan sesuai rencanamu?"
        "Kenapa kau selalu tidak yakin dengan apa yang kulakukan?" gerutu Eunri.
        "Baiklah, tapi aku tak mau ambil resiko, kurasa...Eunri butuh bantuanmu" sambar Eunbi saat Taehyun tiba-tiba melintas di hadapan mereka.
        "Dengar, kau harus mau membantuku, oke?" Bisik Eunri.
        "Apa?" Tanya Taehyun dengan malas.
        Eunri pun segera membisikkan sesuatu ke telinga Taehyun, membuat namja itu sesekali berjengit dan memekik ngeri.
        "Kau yakin?"
        "Eumm, aku harus pergi sekarang" ucap Eunri yang langsung menarik lengan Eunbi.

        Tumpukan buku di meja belakang berhasil membuat makhluk di baliknya mengeluh. Sesekali ia berdecak sebal sambil memainkan ponselnya.
        "Kau belum menyelesaikannya?" Tanya Taehyun yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas itu, diikuti Junmyeon yang sibuk dengan i-pod nya.
        "Ya! Kalian ini anggota kelompokku, bisakah kalian ikut membantu?" Geram Baekhyun.
        "Sudahlah Baek, kau tau sendiri kan kami lemah di pelajaran ini? Jadi..kuserahkan semuanya padamu, oke?" Ucap Junmyeon sambil menepuk bahu Baekhyun.
        Tak lama kemudian, ponsel Junmyeon berbunyi, seseorang telah memberi kabar buruk. Sesaat ia melirik Baekhyun yang balas menatapnya dengan bingung.
        "Ini tentang Eunri..kurasa dia dalam bahaya" ucap Junmyeon setelah memasukkan ponselnya.
        "Mwo?" Taehyun dan Baekhyun langsung berpandangan, mereka mulai panik.
         "Ini nyata?" gumam Taehyun.
        "Eunbi baru saja memberitahuku kalau ada seseorang yang menculiknya"

        "Toko buku terdekat dari sekolah"
        "Kurasa ini tempat yang Eunbi maksud tadi" gumam Baekhyun mengingat-ingat ucapan Eunbi.
        "Oppa" panggil sebuah suara dari belakang mereka.
        "Ya! Kim Eunbi, dimana Eunri?" Tanya Taehyun.
        "Mereka membawa Eunri kesana" ucap Eunbi sambil menunjuk jalan di kiri mereka.
        "Aku akan mencarinya, kalian panggil polisi, ok?" Teriak Baekhyun yang langsung berlari meninggalkan kedua temannya dan Eunbi.


        Baekhyun terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang disekitarnya yang mulai mengumpat karena ia tak memperhatikan jalan. Kepanikannya bertambah saat ibu Eunri menghubunginya.
"Baekhyun-a, apa Eunri bersamamu? Sebentar lagi hujan dan dia belum pulang" Baekhyun diam, ia tak tau harus menjawab apa, sementara ibu Eunri sepertinya mulai panik. "Baekhyun-a..kau mendengarku?"
        "Ah ne, Eunri ada disini, kami akan pulang bersama nanti"
"Syukurlah, teruskan belajarmu kalau begitu" ucap ibu Eunri tepat saat tetesan air mulai membasahi bumi.
        "Oh tidak, jangan sekarang" gumam Baekhyun yang langsung melanjutkan pencariannya.
        Setelah tiga jam lebih berlarian di tengah guyuran air hujan dan hembusan angin yang menembus kulitnya, Baekhyun mulai menyerah, ia merasa tak sanggup lagi.
        "Mianhae" bisik Baekhyun.

        "Eunri-a, bukankah kau pulang dengan Baekhyun? Dimana dia?" Tanya ibunya.
        "Baekhyun? Jadi dia berbohong pada eomma?" bisiknya.
        "Ah ne, eumm..dia harus ke..suatu tempat" jawabnya gugup.
        "Di tengah hujan seperti ini?" Eunri hanya mengangguk dan langsung berlari ke kamarnya.
        "Aih..apa dia masih mencariku?" Bisik Eunri yang sesekali menengok keluar jendela.
        Setelah satu jam berkutat dengan kepanikannya, Eunri langsung terlonjak ketika mendengar seseorang menaiki anak tangga. Ia semakin yakin itu Baekhyun setelah mendengar suara pintu yang ditutup dengan sangat pelan.
        Eunri mulai memberanikan diri keluar dan mendekati kamar Baekhyun, menempelkan telinganya di pintu, berharap ia akan tahu apa yang Baekhyun lakukan di dalam sana. Tapi percuma, tak ada suara apapun, bahkan suara napas Baekhyun pun tak terdengar.
***
        Sarapan pagi ini terasa berbeda, tak ada ocehan Baekhyun di meja makan. Ibu Eunri yang menyadari ada kejanggalan pun langsung melirik Eunri yang hanya diam.
        "Panggil kakakmu" suruh ayahnya.
        "Kakak?"
        "Cepat, kalian bisa terlambat" ucap ibunya.
        "Arasseo..BAEKHYUN-A, PPALLI MEOKJA" teriak Eunri.
        "Ya ya ya! Kau ini punya tetangga, jangan teriak-teriak" tegur ayahnya sambil menatapnya dengan tajam.
        "Dan jangan panggil dia seperti itu, sopanlah pada orang yang lebih tua darimu" ucap ibunya seraya mengisyaratkan padanya agar menghampiri Baekhyun.
        Dengan berat hati, Eunri pun segera mendekati kamar Baekhyun dan mengetuk pintu kamar di depannya itu.
        "Ya! Byun Baekhyun, cepat bangun atau kita akan terlambat" hening, tak ada jawaban dari dalam sana. "Kau marah karena sadar aku telah membohongimu?" Gumamnya.
        Eunri yang tak sabar pun langsung membuka pintu kamar Baekhyun. Ia langsung berjengit begitu melihat sosok Baekhyun masih terbaring di tempat tidurnya, masih dengan seragam yang ia kenakan kemarin.
        "Kau mau membuatku kesal? Ayo cepat bangun" ucap Eunri sambil mengguncang tubuh Baekhyun.
        Baiklah, aku akan ikuti permainanmu, bisik Eunri dalam hati.
        "Hwang Baekhyun, kau harus bangun kalau adikmu yang cantik ini membangunkanmu" bisik Eunri dengan lembut.
         Lagi-lagi makhluk di depannya itu tak mau bangun, Eunri mulai kesal, ia tahu perbuatannya kemarin memang menyebalkan, mungkinkah Baekhyun ingin membalas perbuatannya?
        "PPALLI IREONA" teriak Eunri yang langsung membalik tubuh Baekhyun dengan kasar. "Baekhyun-a" gumamnya begitu menyadari apa yang telah terjadi pada kakaknya itu.
***
        "Apa dia baik-baik saja?" Tanya ibu Eunri ketika dokter yang memeriksa Baekhyun telah keluar.
         "Dia baik-baik saja, hanya perlu istirahat yang cukup"
        "Ah ne, gamsahamnida"
        Eunri terus merutuki kesalahannya, ya, ini memang salahnya.  Baekhyun tidak akan terlihat menyedihkan di depannya jika ia tidak menjalankan rencana konyolnya itu. Dengan sisa keberanian yang tinggal setetes, Eunri melangkahkan kakinya memasuki kamar Baekhyun dan duduk di tepi tempat tidur. Memandangi wajah damai Baekhyun saat terlelap, tanpa menyadari butiran kristal telah membasahi pipinya.
        "Bangun dan pukul aku, ini semua salahku" isaknya seraya mengguncang tubuh Baekhyun dengan lembut. "Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau peduli padaku padahal aku selalu membencimu. Kenapa?" Tangisnya makin pecah, sementara Baekhyun masih terkulai lemas. Demamnya belum juga turun, hal ini membuat Eunri semakin khawatir. 
          Eunri yang lelah menangis pun kini tak kuasa melawan beratnya kantuk yang mendera. Perlahan ia mulai menutup matanya, membiarkan rasa kantuk menguasainya, dan akhirnya ia pun terlelap, dengan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya.
.
.
.
.
.
.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar