Main
Cast : Byun Baekhyun, Hwang Eunri
(OC)
Author : Bie
"YAA! sunbaenim, gawat" teriak Eunbi tepat di telinga Baekhyun.
"Ada apa?" Tanya Baekhyun dengan
malas.
"Eunri"
"Kenapa dia?" Tanya Baekhyun yang
mulai panik.
"Dia...dia ingin minum bubble tea dan
kau yang harus membelikannya" Baekhyun pun langsung menyemburkan
minumannya sembarangan dan terbelalak.
"Hanya itu? Kau mengagetkanku hanya
karena itu?" Eunbi berusaha menahan tawa sementara Junmyeon hanya terkikik.
"Kau sama menyebalkannya dengan kakakmu" gerutu Baekhyun yang
langsung berlari menghampiri penjual bubble tea.
Kegaduhan diluar tak mampu mengusik Eunri
dari lamunannya. Sesekali ia terkikik dan langsung menutup mulutnya, memandang
berkeliling, memastikan tak ada yang memperhatikannya dan menganggapnya sakit
atau apa, kemudian kembali memandang keluar jendela, tenggelam dalam
lamunannya.
"Dengar, kurasa temanmu berusaha
membuatku sakit jantung. Bayangkan saja, mengagetkanku hanya karena kau ingin
bubble tea"
Rasakan pembalasanku, bisik Eunri dalam
hati, sementara ia pura-pura memasang tampang prihatin.
"Kau yakin akan melakukannya?" Bisik
Eunbi dengan was was.
"Tentu saja, kemarin dia sudah cukup membuatku
jantungan" jawab Eunri dengan geram.
"Kau yakin ini akan berjalan sesuai
rencanamu?"
"Kenapa kau selalu tidak yakin dengan
apa yang kulakukan?" gerutu Eunri.
"Baiklah, tapi aku tak mau ambil resiko,
kurasa...Eunri butuh bantuanmu" sambar Eunbi saat Taehyun tiba-tiba
melintas di hadapan mereka.
"Dengar, kau harus mau membantuku,
oke?" Bisik Eunri.
"Apa?" Tanya Taehyun dengan malas.
Eunri pun segera membisikkan sesuatu ke
telinga Taehyun, membuat namja itu sesekali berjengit dan memekik ngeri.
"Kau yakin?"
"Eumm, aku harus pergi sekarang" ucap
Eunri yang langsung menarik lengan Eunbi.
Tumpukan
buku di meja belakang berhasil membuat makhluk di baliknya mengeluh. Sesekali
ia berdecak sebal sambil memainkan ponselnya.
"Kau
belum menyelesaikannya?" Tanya Taehyun yang baru saja melangkahkan kakinya
memasuki ruang kelas itu, diikuti Junmyeon yang sibuk dengan i-pod nya.
"Ya!
Kalian ini anggota kelompokku, bisakah kalian ikut membantu?" Geram
Baekhyun.
"Sudahlah Baek, kau tau sendiri kan kami lemah di
pelajaran ini? Jadi..kuserahkan
semuanya padamu, oke?" Ucap Junmyeon sambil menepuk bahu Baekhyun.
Tak
lama kemudian, ponsel Junmyeon berbunyi, seseorang telah memberi kabar buruk.
Sesaat ia melirik Baekhyun yang balas menatapnya dengan bingung.
"Ini tentang Eunri..kurasa dia dalam bahaya"
ucap Junmyeon setelah memasukkan ponselnya.
"Mwo?" Taehyun dan Baekhyun
langsung berpandangan, mereka mulai panik.
"Ini nyata?" gumam Taehyun.
"Eunbi baru saja memberitahuku kalau ada
seseorang yang menculiknya"
"Toko buku terdekat dari sekolah"
"Kurasa ini tempat yang Eunbi maksud
tadi" gumam Baekhyun mengingat-ingat ucapan Eunbi.
"Oppa" panggil sebuah suara dari
belakang mereka.
"Ya! Kim Eunbi, dimana Eunri?"
Tanya Taehyun.
"Mereka membawa Eunri kesana" ucap
Eunbi sambil menunjuk jalan di kiri mereka.
"Aku akan mencarinya, kalian panggil
polisi, ok?" Teriak
Baekhyun yang langsung berlari meninggalkan kedua temannya dan Eunbi.
Baekhyun
terus berlari tanpa mempedulikan orang-orang disekitarnya yang mulai mengumpat
karena ia tak memperhatikan jalan. Kepanikannya bertambah saat ibu Eunri
menghubunginya.
"Baekhyun-a, apa
Eunri bersamamu? Sebentar lagi hujan dan dia belum pulang" Baekhyun diam,
ia tak tau harus menjawab apa, sementara ibu Eunri sepertinya mulai panik.
"Baekhyun-a..kau mendengarku?"
"Ah ne, Eunri ada disini, kami akan
pulang bersama nanti"
"Syukurlah, teruskan
belajarmu kalau begitu" ucap ibu Eunri tepat saat tetesan air mulai
membasahi bumi.
"Oh tidak, jangan sekarang" gumam
Baekhyun yang langsung melanjutkan pencariannya.
Setelah tiga jam lebih berlarian di tengah
guyuran air hujan dan hembusan angin yang menembus kulitnya, Baekhyun mulai
menyerah, ia merasa tak sanggup lagi.
"Mianhae" bisik Baekhyun.
"Eunri-a,
bukankah kau pulang dengan Baekhyun? Dimana dia?" Tanya
ibunya.
"Baekhyun? Jadi dia berbohong pada
eomma?" bisiknya.
"Ah ne, eumm..dia harus ke..suatu
tempat" jawabnya gugup.
"Di tengah hujan seperti ini?"
Eunri hanya mengangguk dan langsung berlari ke kamarnya.
"Aih..apa dia masih mencariku?"
Bisik Eunri yang sesekali menengok keluar jendela.
Setelah satu jam berkutat dengan
kepanikannya, Eunri langsung terlonjak ketika mendengar seseorang menaiki anak
tangga. Ia semakin yakin itu Baekhyun setelah mendengar suara pintu yang
ditutup dengan sangat pelan.
Eunri mulai memberanikan diri keluar dan
mendekati kamar Baekhyun, menempelkan telinganya di pintu, berharap ia akan
tahu apa yang Baekhyun lakukan di dalam sana. Tapi percuma, tak ada suara
apapun, bahkan suara napas Baekhyun pun tak terdengar.
***
Sarapan pagi ini terasa berbeda, tak ada
ocehan Baekhyun di meja makan. Ibu Eunri yang menyadari ada kejanggalan pun
langsung melirik Eunri yang hanya diam.
"Panggil kakakmu" suruh ayahnya.
"Kakak?"
"Cepat, kalian bisa terlambat" ucap
ibunya.
"Arasseo..BAEKHYUN-A, PPALLI
MEOKJA" teriak Eunri.
"Ya ya ya! Kau ini punya tetangga,
jangan teriak-teriak" tegur ayahnya sambil menatapnya dengan tajam.
"Dan jangan panggil dia seperti itu,
sopanlah pada orang yang lebih tua darimu" ucap ibunya seraya
mengisyaratkan padanya agar menghampiri Baekhyun.
Dengan berat hati, Eunri pun segera mendekati
kamar Baekhyun dan mengetuk pintu kamar di depannya itu.
"Ya! Byun Baekhyun, cepat bangun atau
kita akan terlambat" hening, tak ada jawaban dari dalam sana. "Kau
marah karena sadar aku telah membohongimu?" Gumamnya.
Eunri yang tak sabar pun langsung membuka
pintu kamar Baekhyun. Ia langsung berjengit begitu melihat sosok Baekhyun masih
terbaring di tempat tidurnya, masih dengan seragam yang ia kenakan kemarin.
"Kau mau membuatku kesal? Ayo cepat
bangun" ucap Eunri sambil mengguncang tubuh Baekhyun.
Baiklah, aku akan ikuti permainanmu, bisik
Eunri dalam hati.
"Hwang
Baekhyun, kau harus bangun kalau adikmu yang cantik ini membangunkanmu"
bisik Eunri dengan lembut.
Lagi-lagi
makhluk di depannya itu tak mau bangun, Eunri mulai kesal, ia tahu perbuatannya
kemarin memang menyebalkan, mungkinkah Baekhyun ingin membalas perbuatannya?
"PPALLI
IREONA" teriak Eunri yang langsung membalik tubuh Baekhyun dengan kasar. "Baekhyun-a" gumamnya begitu menyadari apa yang
telah terjadi pada kakaknya itu.
***
"Apa dia baik-baik saja?" Tanya ibu
Eunri ketika dokter yang memeriksa Baekhyun telah keluar.
"Dia baik-baik saja, hanya perlu
istirahat yang cukup"
"Ah ne, gamsahamnida"
Eunri terus merutuki kesalahannya, ya, ini
memang salahnya. Baekhyun tidak akan
terlihat menyedihkan di depannya jika ia tidak menjalankan rencana konyolnya
itu. Dengan sisa keberanian yang tinggal setetes, Eunri melangkahkan kakinya
memasuki kamar Baekhyun dan duduk di tepi tempat tidur. Memandangi wajah damai
Baekhyun saat terlelap, tanpa menyadari butiran kristal telah membasahi
pipinya.
"Bangun dan pukul aku, ini semua
salahku" isaknya seraya mengguncang tubuh Baekhyun dengan lembut.
"Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau peduli padaku padahal aku selalu
membencimu. Kenapa?" Tangisnya makin pecah, sementara Baekhyun masih
terkulai lemas. Demamnya belum juga turun, hal ini membuat Eunri semakin
khawatir.
Eunri
yang lelah menangis pun kini tak kuasa melawan beratnya kantuk yang mendera.
Perlahan ia mulai menutup matanya, membiarkan rasa kantuk menguasainya, dan
akhirnya ia pun terlelap, dengan air mata yang masih mengalir membasahi
pipinya.
.
.
.
.
.
.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar