Cast :
-Shin Minran
-Kim Jongin
-Park Chanyeol
-Oh Sehun
Author : Bie
-Shin Minran
-Kim Jongin
-Park Chanyeol
-Oh Sehun
Author : Bie
"Kau tahu dimana Oh
Sehun?"
"Tidak, dia tidak ke sekolah hari
ini"
"Aku harus segera mendapatkan anak
itu"
"Kenapa?"
Ayahnya pun segera menyodorkan selembar kertas pada Minran, dan itu cukup
membuatnya shock. Bahkan matanya tak berkedip untuk beberapa detik.
"Bagaimanapun kau
harus membantuku"
"Tapi. . ."
"Kau sendiri yang bilang, tidak peduli
dia sahabat, saudara, atau orang tua sekalipun, jika bersalah harus tetap
dihukum"
"Kurasa aku tidak. . ."
"Kau bisa"
"Appa" isak tangisnya semakin
terdengar, sementara ayahnya langsung menarik Minran dalam pelukannya.
Di sudut lain, Park Chanyeol menyaksikan hal
itu dengan kebencian yang memenuhi relung hatinya.
"Bagaimanapun juga, Oh Sehun tidak akan
pernah lolos, Minran ada di pihak kami"
"Aku akan tetap melindungi anak itu"
"Jangan
keras kepala, Chanyeol"
"Aku
hanya ingin menyelamatkannya dari kesalah pahaman ini"
"Ini
bukan kesalah pahaman"
"Aku
tahu semuanya"
"Tapi
aku yang lebih dulu mengenalnya"
"Jika
kau mengenalnya, kau pasti tahu yang sebenarnya" geram Chanyeol yang
langsung meninggalkan Jongin.
***
Keesokan
harinya, sinar matahari masuk melalui celah sempit diatas pintu kecil bangunan
tua itu, tempat dimana Oh Sehun kini mulai meregangkan otot-ototnya. Perlu beberapa menit untuk menyadari dimana ia berada, sampai
benda disampingnya bergetar dan menampilkan kata "Eomma" disana.
"Sehun-a, dimana kau nak? pergilah ke
Younggu sekarang, helikopter akan segera datang menjemputmu" ucap wanita
itu dengan panik.
"Aku tidak akan pernah meninggalkan
negara ini, aku tidak bersalah"
"Aku tahu kau tidak mungkin
melakukannya, tapi kau juga harus menghindar dari orang-orang itu"
"Baiklah, aku akan kesana"
"Shin
Minran, kenapa harus ke tempat ini? Makanan di kantin sekolah tak kalah
enak"
"Tapi
membosankan"
"Apanya
yang membosankan, dimanapun tempat yang kau singgahi, makanan yang kau makan
selalu sa. . ." Jongin langsung menghentikan ocehannya begitu Minran
mengisyaratkannya untuk diam.
"Oh
appa, wae?"
"Kalau
kau masih penasaran pada pemuda penghianat itu, pergilah ke Younggu
sekarang"
"Younggu?
Baiklah aku akan kesana" Minran segera mengakhiri percakapannya dan
melirik Jongin sejenak. "Aku tidak bisa kembali ke sekolah, aku harus
membantu ayahku"
"Dimana?"
"Younggu"
"Younggu?
Oh Sehun?" Minran hanya mengangguk, dan sedetik kemudian sosoknya telah
menghilang dari hadapan Jongin.
Saat
Jongin tengah tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba ia merasa ada kekuatan aneh
yang sengaja memaksa menolehkan kepalanya ke kiri, dimana sekitar dua meter
darinya, nampaklah ayah Oh Sehun yang sedang duduk santai dengan ponsel yang
menempel ditelinganya.
Jongin
langsung mengurungkan niat untuk menyapanya saat ia mendengar sesuatu yang
menurutnya sangatlah aneh.
"Aku
sudah memberitahu kejaksaan bahwa Sehun akan ke Younggu dan kabur ke negara
lain, aku yakin mereka akan segera
bertemu. Sebentar lagi mereka akan menangkap anak kurang ajar itu dan
dengan begitu aku bisa memiliki Younggu group. Tak kusangka Oh Sehun sebodoh
itu"
Sejenak
Jongin teringat ucapan Chanyeol yang mengatakan bahwa Sehun hanya dijebak. Dan kini ia mulai menyesal karena tidak mempercayai
ucapan sahabatnya itu.
"Aku harus kesana sekarang, aku tidak
sabar ingin melihat ekspresi ketakutannya, dan kuharap aku bisa melihatnya
memohon-mohon padaku agar aku mau membantunya" setelah mengeluarkan tawa
yang menyebalkan, pria itu langsung pergi dan dengan sekali sentakan, mobil
Jongin telah berada tepat di belakang mobil pria itu.
Jongin
mulai resah, tak biasanya Sehun memenuhi pikirannya, silih berganti ucapan
Chanyeol pun mengisi pikirannya.
"Semoga kau baik-baik saja"
bisiknya.
"Appa" panggil Minran pada pria
yang telah mengarahkan pistolnya pada dua orang yang di seberangnya.
"Park Chanyeol, sekali lagi kau mencoba
melindungi Oh Sehun, akan kupastikan peluru ini menembus kulitmu" Minran
tersentak, ia langsung memandangi ayahnya dan Chanyeol secara bergantian.
"Park Chanyeol?"
"Ya, aku Chanyeol, sahabat Oh Sehun yang
berani bersumpah akan melindunginya" ucap Chanyeol sambil melepas
topengnya.
"Oh, jadi kau orang yang berani
menghianati ayahku? Tak kusangka kau berani melakukannya"
"Aku
hanya ingin membela orang yang tidak bersalah, percayalah, ini hanya salah
paham"
"Aku
sudah bosan mendengar kalimat itu, semua orang yang akan mendapat hadiah peluru
dari ayahku selalu mengatakan hal yang sama"
"Haruskah
appa menembaknya sekarang?"
"Jangan
tembak dia, dia tidak bersalah kan" bisik Minran.
"HENTIKAN"
teriak seseorang dari belakang mereka, sontak Minran pun menoleh dan ayahnya
memanfaatkan hal itu untuk melepaskan tembakannya tepat di dada Chanyeol.
Minran
kembali menoleh dan kini mendapati Chanyeol telah tergeletak tak berdaya.
Sementara Oh Sehun yang sedari tadi telah berdiri di belakang Chanyeol pun
mulai tak tahan dan langsung melepas topengnya. Tanpa sadar ia telah
menjatuhkan senjatanya, dan ia pun langsung mendapat tembakan tepat di
perutnya.
Minran memekik ngeri sementara Jongin
langsung berlari menghampiri kedua sahabatnya yang masih menahan rasa sakit.
"Selamatkan Sehun" ucap Chanyeol
sebelum menutup matanya.
***
Sehun mulai membuka matanya dan bau khas
rumah sakit telah menghiasi indera penciumannya. Ia mencoba bangkit, menahan
rasa sakit yang memenuhi rongga perutnya.
"Sehun-a, kau sudah sadar?"
"Chanyeol, dimana Chanyeol? Biarkan aku
bertemu dengannya" ibunya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya
mengangguk dan membawa Sehun keluar dari kamarnya.
Di ujung lorong, terlihat Jongin, Minran, dan
seorang wanita tengah resah memandang ruangan di dekat mereka, seakan-akan
mereka berharap Chanyeol akan keluar dari ruangan itu dengan senyum khasnya.
"Kau bisa membawaku setelah aku bertemu
Chanyeol" bisiknya.
"Membawamu? Memangnya kemana kami harus
membawamu? Dan untuk apa?"
"Bukankah?"
"Jongin
telah meyakinkan ayahku bahwa kau tidak bersalah, dan dia berhasil memberikan
bukti kejahatan ayahmu"
"Bagaimana.
. ."
"Aku
hanya merekam percakapan ayahmu dengan seseorang saat aku melihatnya di cafe
dekat sekolah. Tidak semua percakapannya berhasil kurekam, tapi cukup untuk membuktikan
kalau kau tidak bersalah"
"Maafkan
aku" bisik Minran.
"Dan
maafkan aku juga, karena menjadikan itu sebagai alasan untuk menjauhimu"
Sehun
tidak menjawab, tapi dari senyuman yang diberikannya, Minran dan Jongin tahu
Sehun telah memaafkan mereka.
"Adakah yang bernama Oh Sehun?"
"Saya"
"Pasien ingin bertemu dengan anda"
"Aku bisa sendiri" ucap Sehun saat
ibunya bersiap mendorong kursi rodanya.
"Sehun-a, kau kah itu?" Bisik Chanyeol dengan suara serak.
"Jangan bersikap lemah dihadapanku, Park
Chanyeol"
"Tidak, aku hanya pura-pura" jawabnya dengan
suara parau kemudian mencoba tertawa, sementara Sehun hanya bisa tersenyum
kecut. "Ambillah" ucapnya sambil menyerahkan kotak berukuran sedang
pada Sehun. "Buka saja saat kau sudah keluar dari ruangan ini"
"Kita harus keluar dari ruangan ini
bersama-sama, kau tidak tahu betapa sulitnya aku menjalankan kursi roda ini
sendiri, kau harus membantuku mendorongnya"
"Tidak, tugasku sudah selesai, aku tidak
bisa membantumu lagi"
"Kau yakin?"
"Ya, aku pernah mengatakan bahwa aku
akan melindungimu kan? Aku sudah melakukannya" ia pun kembali terkekeh,
suaranya semakin parau.
"Aku lelah, aku ingin tidur"
"Tidak,
kau tidak boleh tidur, kau harus tetap membuka matamu, Park Chanyeol, YAA!
Ireona, PARK CHANYEOL" mendengar teriakan itu para dokter langsung masuk
dan bergegas menangani Chanyeol.
"Tolong
selamatkan dia"
"Kami
akan berusaha" jawab salah satu perawat sambil membawa Sehun keluar dari
ruangan itu.
"Apa
dia akan baik-baik saja?"
"Kuharap
begitu" mereka langsung lemas begitu mendengar jawaban singkat Sehun yang
terkesan pasrah itu.
Melihat
ibu Chanyeol yang semakin khawatir, membuat Sehun tak tahu harus berbuat apa.
"Haruskah aku menenangkannya?" Batinnya.
"Sehun-a,
apa itu?" Tanya Minran sambil menunjuk kotak di pangkuannya.
"Buka saja saat kau sudah keluar dari ruangan
ini"
"Ya! Oh Sehun" panggil Minran
sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Sehun.
"Oh ini dari Chanyeol"
"Apa isinya?"
"Entahlah" ucapnya sambil membuka
kotak itu dengan perlahan. "Eomeoni, sepertinya ini untuk anda"
ucapnya sambil menyerahkan surat dengan amplop berwarna pink.
Sesaat setelah menerima surat itu, ibu
Chanyeol langsung menangis. Sehun yang penasaran pun mengurungkan niatnya
bertanya apa isi surat itu ketika seorang dokter keluar ruangan.
"Kami benar-benar minta maaf" ibu
Chanyeol yang tak kuasa menahan air matanya langsung berlari menghampiri
Chanyeol yang kini telah tak bernyawa.
"Chanyeol-a, ireona, kau berjanji tidak
akan pernah meninggalkan eomma, tapi kenapa sekarang kau melanggar
janjimu?" Tangisan itu benar-benar membuat hati Sehun semakin pilu,
bagaimana tidak, ia membuat Chanyeol melanggar janjinya pada ibunya hanya
karena ingin melindungi Sehun, yang bahkan statusnya bukan keluarganya.
"Park Chanyeol" terdengar bisikan
Minran di tengah isakannya.
Jongin yang berusaha tidak menghiraukan
tangisan itu mencoba menyibukkan diri dengan membaca surat yang diberikan
Chanyeol pada Sehun. Ia langsung terkejut begitu melihat kalimat yang
menurutnya aneh.
"Saranghae,
uri dongsaeng?" Bisiknya, sementara Minran dan Sehun langsung mendongak
dan meminta Jongin menjelaskan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Tapi
Jongin langsung menyerahkan surat itu pada Sehun.
Annyeong Sehun-a, ini aku, Park Chanyeol,
sahabat yang telah berjanji akan melindungimu, apa aku sudah bisa
mewujudkannya? Kurasa jawabannya ada di kepalamu. Oh ya, mungkin kau
bertanya-tanya kenapa aku dengan mudahnya mengucapkan janji itu? Kau bisa
mendapatkan jawaban itu dari orang yang paling kusayang, ibuku.
Kurasa
aku terlalu banyak bicara, aku lelah. Terima kasih telah hadir sebagai sahabat
dan...adikku. Saranghae, uri dongsaeng. ^^
***
Upacara pemakaman telah selesai, tapi rasa
penasarannya pada ucapan Chanyeol masih menghantui pikirannya. Bagaimanapun
juga ia masih ragu untuk menanyakan hal itu pada ibu Chanyeol, sampai
akhirnya..
"Sehun-a, eomeoni memanggilmu"
Jongin hanya diam membeku, air matanya
mengalir semakin deras mengingat apa yang baru saja ia dengar.
"Chanyeol dan Sehun, adalah saudara
tiri"
"Itukah alasannya kenapa kau ingin
melindunginya?" Dan silih berganti kenangannya bersama Chanyeol mulai
menghiasi pikirannya. Yang paling ia sesalkan adalah saat ia dan Chanyeol
bertengkar karena keputusan Chanyeol yang ingin melindungi Sehun.
Di tempat lain, Shin Minran mulai membongkar
ruang kerja ayahnya dan menemukan biodata lengkap Park Chanyeol disana. Nama
Park Myungdo sebagai ayahnya, orang yang sama dengan orang yang statusnya
sebagai ayah Oh Sehun, yang selama ini ia kira sebagai Oh Myungdo. Tangisnya
semakin pecah saat ia mengingat perkenalannya dengan Chanyeol, dimana ia
mengatakan bahwa ia berani bersumpah akan melindungi Oh Sehun.
Sementara
Sehun hanya bisa menangis mengingat ucapan ibu Chanyeol.
"Ayah
Chanyeol meninggalkan kami saat Chanyeol masih kecil, dan dia bilang dia akan
menikah dengan pemilik Younggu group.
Dia bertekad menghancurkan keluarga kalian untuk mendapat apa yang ia
inginkan. Dan sejak saat itu, Chanyeol kecil kami berjanji akan melindungi
keluarga Younggu group dari kejahatan ayahnya"
"Kenapa
baru sekarang kau mengatakan hal itu padaku? Kenapa baru sekarang kau
mengatakan kalau aku adalah adikmu? Tak tahukah kau bahwa dari pertama kita
bertemu aku ingin menganggapmu sebagai kakakku, tapi aku tak mungkin mengatakan
hal itu, aku takut kau akan menertawakan permintaan konyolku itu" Sehun
kembali tenggelam dalam tangisannya. "Hyung, aku janji akan menjaga ibumu,
aku janji aku akan menyayanginya seperti ibuku sendiri, semoga kau bahagia
disana. Nado saranghae, Chanyeol hyung" ucapnya sambil memandangi foto
Chanyeol yang tengah tersenyum bahagia.
THE END
Nb : Akhirnya
salah satu dari ff absurd-ku selesai juga. Mian, kalau typo
bertebaran dimana-mana. Hweeehehe, hope you like it guys^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar