GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Selasa, 04 Maret 2014

[FF] MAMA BEAT Part.2

Cast :

-Shin Minran
-Kim Jongin
-Park Chanyeol
-Oh Sehun

Author : Bie


"Kau tahu dimana Oh Sehun?"
         "Tidak, dia tidak ke sekolah hari ini"
        "Aku harus segera mendapatkan anak itu"
         "Kenapa?" Ayahnya pun segera menyodorkan selembar kertas pada Minran, dan itu cukup membuatnya shock. Bahkan matanya tak berkedip untuk beberapa detik.


"Bagaimanapun kau harus membantuku"
         "Tapi. . ."
        "Kau sendiri yang bilang, tidak peduli dia sahabat, saudara, atau orang tua sekalipun, jika bersalah harus tetap dihukum"
        "Kurasa aku tidak.  . ."
        "Kau bisa"
        "Appa" isak tangisnya semakin terdengar, sementara ayahnya langsung menarik Minran dalam pelukannya.
      Di sudut lain, Park Chanyeol menyaksikan hal itu dengan kebencian yang memenuhi relung hatinya.
        "Bagaimanapun juga, Oh Sehun tidak akan pernah lolos, Minran ada di pihak kami"
        "Aku akan tetap melindungi anak itu"
        "Jangan keras kepala, Chanyeol"
        "Aku hanya ingin menyelamatkannya dari kesalah pahaman ini"
        "Ini bukan kesalah pahaman"
        "Aku tahu semuanya"
         "Tapi aku yang lebih dulu mengenalnya"
        "Jika kau mengenalnya, kau pasti tahu yang sebenarnya" geram Chanyeol yang langsung meninggalkan Jongin.
***
        Keesokan harinya, sinar matahari masuk melalui celah sempit diatas pintu kecil bangunan tua itu, tempat dimana Oh Sehun kini mulai meregangkan otot-ototnya. Perlu beberapa menit untuk menyadari dimana ia berada, sampai benda disampingnya bergetar dan menampilkan kata "Eomma" disana.
        "Sehun-a, dimana kau nak? pergilah ke Younggu sekarang, helikopter akan segera datang menjemputmu" ucap wanita itu dengan panik.
        "Aku tidak akan pernah meninggalkan negara ini, aku tidak bersalah"
         "Aku tahu kau tidak mungkin melakukannya, tapi kau juga harus menghindar dari orang-orang itu"
         "Baiklah, aku akan kesana"

        "Shin Minran, kenapa harus ke tempat ini? Makanan di kantin sekolah tak kalah enak"
         "Tapi membosankan"
         "Apanya yang membosankan, dimanapun tempat yang kau singgahi, makanan yang kau makan selalu sa. . ." Jongin langsung menghentikan ocehannya begitu Minran mengisyaratkannya untuk diam.
        "Oh appa, wae?"
        "Kalau kau masih penasaran pada pemuda penghianat itu, pergilah ke Younggu sekarang"
        "Younggu? Baiklah aku akan kesana" Minran segera mengakhiri percakapannya dan melirik Jongin sejenak. "Aku tidak bisa kembali ke sekolah, aku harus membantu ayahku"
        "Dimana?"
        "Younggu"
        "Younggu? Oh Sehun?" Minran hanya mengangguk, dan sedetik kemudian sosoknya telah menghilang dari hadapan Jongin.
        Saat Jongin tengah tenggelam dalam lamunannya, tiba-tiba ia merasa ada kekuatan aneh yang sengaja memaksa menolehkan kepalanya ke kiri, dimana sekitar dua meter darinya, nampaklah ayah Oh Sehun yang sedang duduk santai dengan ponsel yang menempel ditelinganya.
      Jongin langsung mengurungkan niat untuk menyapanya saat ia mendengar sesuatu yang menurutnya sangatlah aneh.
        "Aku sudah memberitahu kejaksaan bahwa Sehun akan ke Younggu dan kabur ke negara lain, aku yakin mereka akan segera  bertemu. Sebentar lagi mereka akan menangkap anak kurang ajar itu dan dengan begitu aku bisa memiliki Younggu group. Tak kusangka Oh Sehun sebodoh itu"
         Sejenak Jongin teringat ucapan Chanyeol yang mengatakan bahwa Sehun hanya dijebak. Dan kini ia mulai menyesal karena tidak mempercayai ucapan sahabatnya itu.
      "Aku harus kesana sekarang, aku tidak sabar ingin melihat ekspresi ketakutannya, dan kuharap aku bisa melihatnya memohon-mohon padaku agar aku mau membantunya" setelah mengeluarkan tawa yang menyebalkan, pria itu langsung pergi dan dengan sekali sentakan, mobil Jongin telah berada tepat di belakang mobil pria itu.
        Jongin mulai resah, tak biasanya Sehun memenuhi pikirannya, silih berganti ucapan Chanyeol pun mengisi pikirannya.
        "Semoga kau baik-baik saja" bisiknya.

        "Appa" panggil Minran pada pria yang telah mengarahkan pistolnya pada dua orang yang di seberangnya.
        "Park Chanyeol, sekali lagi kau mencoba melindungi Oh Sehun, akan kupastikan peluru ini menembus kulitmu" Minran tersentak, ia langsung memandangi ayahnya dan Chanyeol secara bergantian.
        "Park Chanyeol?"
        "Ya, aku Chanyeol, sahabat Oh Sehun yang berani bersumpah akan melindunginya" ucap Chanyeol sambil melepas topengnya.
        "Oh, jadi kau orang yang berani menghianati ayahku? Tak kusangka kau berani melakukannya"
        "Aku hanya ingin membela orang yang tidak bersalah, percayalah, ini hanya salah paham"
        "Aku sudah bosan mendengar kalimat itu, semua orang yang akan mendapat hadiah peluru dari ayahku selalu mengatakan hal yang sama"
        "Haruskah appa menembaknya sekarang?"
        "Jangan tembak dia, dia tidak bersalah kan" bisik Minran.
        "HENTIKAN" teriak seseorang dari belakang mereka, sontak Minran pun menoleh dan ayahnya memanfaatkan hal itu untuk melepaskan tembakannya tepat di dada Chanyeol.
        Minran kembali menoleh dan kini mendapati Chanyeol telah tergeletak tak berdaya. Sementara Oh Sehun yang sedari tadi telah berdiri di belakang Chanyeol pun mulai tak tahan dan langsung melepas topengnya. Tanpa sadar ia telah menjatuhkan senjatanya, dan ia pun langsung mendapat tembakan tepat di perutnya.
        Minran memekik ngeri sementara Jongin langsung berlari menghampiri kedua sahabatnya yang masih menahan rasa sakit.
        "Selamatkan Sehun" ucap Chanyeol sebelum menutup matanya.
***
        Sehun mulai membuka matanya dan bau khas rumah sakit telah menghiasi indera penciumannya. Ia mencoba bangkit, menahan rasa sakit yang memenuhi rongga perutnya.
        "Sehun-a, kau sudah sadar?"
        "Chanyeol, dimana Chanyeol? Biarkan aku bertemu dengannya" ibunya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk dan membawa Sehun keluar dari kamarnya.
        Di ujung lorong, terlihat Jongin, Minran, dan seorang wanita tengah resah memandang ruangan di dekat mereka, seakan-akan mereka berharap Chanyeol akan keluar dari ruangan itu dengan senyum khasnya.
        "Kau bisa membawaku setelah aku bertemu Chanyeol" bisiknya.
        "Membawamu? Memangnya kemana kami harus membawamu? Dan untuk apa?"
        "Bukankah?"
        "Jongin telah meyakinkan ayahku bahwa kau tidak bersalah, dan dia berhasil memberikan bukti kejahatan ayahmu"
        "Bagaimana. . ."
        "Aku hanya merekam percakapan ayahmu dengan seseorang saat aku melihatnya di cafe dekat sekolah. Tidak semua percakapannya berhasil kurekam, tapi cukup untuk membuktikan kalau kau tidak bersalah"
        "Maafkan aku" bisik Minran.
         "Dan maafkan aku juga, karena menjadikan itu sebagai alasan untuk menjauhimu"
        Sehun tidak menjawab, tapi dari senyuman yang diberikannya, Minran dan Jongin tahu Sehun telah memaafkan mereka.
        "Adakah yang bernama Oh Sehun?"
        "Saya"
        "Pasien ingin bertemu dengan anda"
        "Aku bisa sendiri" ucap Sehun saat ibunya bersiap mendorong kursi rodanya.
        "Sehun-a, kau kah itu?" Bisik Chanyeol dengan suara serak.
        "Jangan bersikap lemah dihadapanku, Park Chanyeol"
        "Tidak, aku hanya pura-pura" jawabnya dengan suara parau kemudian mencoba tertawa, sementara Sehun hanya bisa tersenyum kecut. "Ambillah" ucapnya sambil menyerahkan kotak berukuran sedang pada Sehun. "Buka saja saat kau sudah keluar dari ruangan ini"
        "Kita harus keluar dari ruangan ini bersama-sama, kau tidak tahu betapa sulitnya aku menjalankan kursi roda ini sendiri, kau harus membantuku mendorongnya"
        "Tidak, tugasku sudah selesai, aku tidak bisa membantumu lagi"
        "Kau yakin?"
        "Ya, aku pernah mengatakan bahwa aku akan melindungimu kan? Aku sudah melakukannya" ia pun kembali terkekeh, suaranya semakin parau.
        "Aku lelah, aku ingin tidur"
        "Tidak, kau tidak boleh tidur, kau harus tetap membuka matamu, Park Chanyeol, YAA! Ireona, PARK CHANYEOL" mendengar teriakan itu para dokter langsung masuk dan bergegas menangani Chanyeol.
        "Tolong selamatkan dia"
        "Kami akan berusaha" jawab salah satu perawat sambil membawa Sehun keluar dari ruangan itu.
         "Apa dia akan baik-baik saja?"
        "Kuharap begitu" mereka langsung lemas begitu mendengar jawaban singkat Sehun yang terkesan pasrah itu.
        Melihat ibu Chanyeol yang semakin khawatir, membuat Sehun tak tahu harus berbuat apa. "Haruskah aku menenangkannya?" Batinnya.
        "Sehun-a, apa itu?" Tanya Minran sambil menunjuk kotak di pangkuannya.
        "Buka saja saat kau sudah keluar dari ruangan ini"
         "Ya! Oh Sehun" panggil Minran sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Sehun.
         "Oh ini dari Chanyeol"
         "Apa isinya?"
         "Entahlah" ucapnya sambil membuka kotak itu dengan perlahan. "Eomeoni, sepertinya ini untuk anda" ucapnya sambil menyerahkan surat dengan amplop berwarna pink.
        Sesaat setelah menerima surat itu, ibu Chanyeol langsung menangis. Sehun yang penasaran pun mengurungkan niatnya bertanya apa isi surat itu ketika seorang dokter keluar ruangan.
        "Kami benar-benar minta maaf" ibu Chanyeol yang tak kuasa menahan air matanya langsung berlari menghampiri Chanyeol yang kini telah tak bernyawa.
        "Chanyeol-a, ireona, kau berjanji tidak akan pernah meninggalkan eomma, tapi kenapa sekarang kau melanggar janjimu?" Tangisan itu benar-benar membuat hati Sehun semakin pilu, bagaimana tidak, ia membuat Chanyeol melanggar janjinya pada ibunya hanya karena ingin melindungi Sehun, yang bahkan statusnya bukan keluarganya.
         "Park Chanyeol" terdengar bisikan Minran di tengah isakannya.
        Jongin yang berusaha tidak menghiraukan tangisan itu mencoba menyibukkan diri dengan membaca surat yang diberikan Chanyeol pada Sehun. Ia langsung terkejut begitu melihat kalimat yang menurutnya aneh.
          "Saranghae, uri dongsaeng?" Bisiknya, sementara Minran dan Sehun langsung mendongak dan meminta Jongin menjelaskan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Tapi Jongin langsung menyerahkan surat itu pada Sehun.

        Annyeong Sehun-a, ini aku, Park Chanyeol, sahabat yang telah berjanji akan melindungimu, apa aku sudah bisa mewujudkannya? Kurasa jawabannya ada di kepalamu. Oh ya, mungkin kau bertanya-tanya kenapa aku dengan mudahnya mengucapkan janji itu? Kau bisa mendapatkan jawaban itu dari orang yang paling kusayang, ibuku.
        Kurasa aku terlalu banyak bicara, aku lelah. Terima kasih telah hadir sebagai sahabat dan...adikku. Saranghae, uri dongsaeng. ^^

***
        Upacara pemakaman telah selesai, tapi rasa penasarannya pada ucapan Chanyeol masih menghantui pikirannya. Bagaimanapun juga ia masih ragu untuk menanyakan hal itu pada ibu Chanyeol, sampai akhirnya..
         "Sehun-a, eomeoni memanggilmu"

        Jongin hanya diam membeku, air matanya mengalir semakin deras mengingat apa yang baru saja ia dengar.
        "Chanyeol dan Sehun, adalah saudara tiri"
        "Itukah alasannya kenapa kau ingin melindunginya?" Dan silih berganti kenangannya bersama Chanyeol mulai menghiasi pikirannya. Yang paling ia sesalkan adalah saat ia dan Chanyeol bertengkar karena keputusan Chanyeol yang ingin melindungi Sehun.
        Di tempat lain, Shin Minran mulai membongkar ruang kerja ayahnya dan menemukan biodata lengkap Park Chanyeol disana. Nama Park Myungdo sebagai ayahnya, orang yang sama dengan orang yang statusnya sebagai ayah Oh Sehun, yang selama ini ia kira sebagai Oh Myungdo. Tangisnya semakin pecah saat ia mengingat perkenalannya dengan Chanyeol, dimana ia mengatakan bahwa ia berani bersumpah akan melindungi Oh Sehun.
        Sementara Sehun hanya bisa menangis mengingat ucapan ibu Chanyeol.
        "Ayah Chanyeol meninggalkan kami saat Chanyeol masih kecil, dan dia bilang dia akan menikah dengan pemilik Younggu group.  Dia bertekad menghancurkan keluarga kalian untuk mendapat apa yang ia inginkan. Dan sejak saat itu, Chanyeol kecil kami berjanji akan melindungi keluarga Younggu group dari kejahatan ayahnya"
        "Kenapa baru sekarang kau mengatakan hal itu padaku? Kenapa baru sekarang kau mengatakan kalau aku adalah adikmu? Tak tahukah kau bahwa dari pertama kita bertemu aku ingin menganggapmu sebagai kakakku, tapi aku tak mungkin mengatakan hal itu, aku takut kau akan menertawakan permintaan konyolku itu" Sehun kembali tenggelam dalam tangisannya. "Hyung, aku janji akan menjaga ibumu, aku janji aku akan menyayanginya seperti ibuku sendiri, semoga kau bahagia disana. Nado saranghae, Chanyeol hyung" ucapnya sambil memandangi foto Chanyeol yang tengah tersenyum bahagia.

THE END

Nb : Akhirnya salah satu dari ff absurd-ku selesai juga. Mian, kalau typo bertebaran dimana-mana. Hweeehehe, hope you like it guys^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar