Jadi inget RP Leeteuk deh..huhuhu
:
:
:
. . . .
:
:
. . . .
“Saling menyukai? Ini konyol” gumam
Taeyeon yang masih tidak bisa melupakan ucapan Kibum tadi. “Oke, mungkin aku
sedikit kesal mendengar Sora mendekatinya, tapi apa itu berarti aku
menyukainya?” pertanyaan itu terus memenuhi kepalanya, ia tidak tau persis apa
yang dirasakannya sekarang.
Ponselnya yang semula tertidur,
kini mulai terbangun dan mengeluarkan suara yang sudah tak asing lagi di
telinga Taeyeon. Ya, seseorang telah mengiriminya sebuah pesan singkat.
===============
“Aku tidak bisa menjemputmu
besok, jadi kutunggu kau didepan rumah Minyoung nuna”
===============
Pesan itu cukup membuatnya
terkejut, terlebih lagi karena pengirimnya adalah seorang Park Jungsoo, musuh
besarnya.
“Kenapa dia harus menungguku?” seakan-akan
tau apa yang Taeyeon pikirkan, ponsel Taeyeon pun kembali menjerit, kemudian
menampilkan deretan kata sebagai jawaban pertanyaannya.
===============
“Minho hyung yang memintaku
melakukan ini, dan jangan tanya kenapa aku menyetujuinya”
===============
Kini, tanpa ia sadari,
senyuman mulai terlukis di wajah mungilnya.
***
“Sorry,
apa kau sudah lama menunggu?” tanya Taeyeon ketika ia telah berdiri di hadapan
musuh besarnya, siapa lagi kalau bukan Park Jungsoo a.k.a Leeteuk.
“Kemana
saja kau?”
“Aku
harus membantu ibuku dulu, itu yang biasa kulakukan sebelum aku pergi”
“Anak
yang rajin” ucapnya sambil tersenyum dan menepuk puncak kepala Taeyeon dengan
lembut.
“YAA! Kau
memperlakukanku seperti itu seolah-olah aku ini anak kecil”
“Kau
memang anak kecil” belum sempat Taeyeon memukul lengan Leeteuk, namja itu telah
meraih lengannya dan menariknya dengan lembut.
Suasana
berubah drastis saat mereka masuk. Hening, bagaimana tidak, sebagian besar yang
hadir adalah siswa Cheongdam, dan mereka tau kalau TaeTeuk saling bermusuhan.
Tapi sekarang, pemandangan berbeda tersaji di depan mata mereka. Jari Taeteuk
saling bertautan, dan itu cukup sukses membuat Kang Sora sedikit naik darah.
Taeyeon
melirik kearahnya dan memastikan Sora sedang kesal. Dan benar saja, itu terlihat
dari caranya mencengkeram gelas yang ada ditangannya.
Sementara
itu, beberapa namja dan yeoja tengah berhigh-five ria di sudut ruangan. Siapa
lagi kalau bukan, Yoona, Sooyoung, Krystal, CL, Parkbom, Kibum, Heechul, dan
Kangin.
Suasana
yang semula hening kini kembali seperti semula, dan pesta yang meriah itu pun berjalan
dengan lancar.
Semua
gembira, semua tertawa, kecuali namja dan yeoja yang status mereka ‘bermusuhan’
itu. Mereka saling diam membisu. Kecanggungan diantara mereka terus berlangsung
sampai akhirnya pesta pun selesai.
“Kau
belum pulang?” tanya Leeteuk ketika melihat Taeyeon masih berdiri di depan
rumah Minyoung. Sepertinya ia menunggu seseorang.
“Hmm..Yoona
meninggalkanku”
“Ah..aku
juga, Kibum benar-benar menyebalkan, dia bilang akan menunggu di depan, tapi
ternyata dia malah meninggalkanku”
“Jadi
kau mau naik taksi?”
“Ini sudah malam, tidak
ada taksi, bagaimana denganmu?”
“Seharusnya
oppa menjemputku” ucapnya sambil meraih ponselnya. “Tapi ternyata ia tak bisa
dan karena kau bilang tak ada taksi, jadi kuputuskan untuk jalan kaki saja”
“Sendiri?
Yaa! Kau ini gila atau apa? Bagaimana kalau ada yang berusaha melukaimu atau
sekedar mengganggumu?”
“Kuharap
itu tak akan terjadi”
“Aigoo, tidak ada yeoja setenang
kau saat harus pulang sendiri di tengah malam seperti ini. Aku akan menemanimu”
ucap Leeteuk, setengah berbisik pada kalimat terakhir.
“Apa? Kurasa itu tidak per…”
“Sudah ayo
cepat” potongnya sambil menarik lengan Taeyeon.
5 menit,
10 menit, 15 menit mereka berjalan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut
mereka. Berkali-kali Taeyeon berdehem agar Leeteuk mau membuka percakapan
diantara mereka, tapi sepertinya Leeteuk tak menyadari semua itu.
“Kenapa kau tidak mengajak
Sora saja?” baiklah, sekarang dia benar-benar menyerah.
“Oh,
bisakah sehari saja aku tidak mendengar namanya?” ucap Leeteuk, yang kemudian
berhenti dan berbalik. “Aku benar-benar muak, bukankah dia bilang dia
menyukaiku. Sebenarnya dia ingin menjadi kekasihku atau ingin jadi penguntit?”
bentaknya.
“A..aku
t..tidak tau apa-apa, kenapa kau…”
“Ah
mian, tidak seharusnya aku membentakmu”
“Eumm, gwaenchana. Aku tau kau
benar-benar kesal” Leeteuk tersenyum, kemudian kembali melangkahkan kakinya.
“Aku benci mengatakannya, tapi kau
sungguh cantik malam ini”
“YAA! Sebelum lahir pun aku sudah
cantik” sahut Taeyeon yang berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya.
Beruntung lampu-lampu di jalan tidak terlalu terang, paling tidak Leeteuk tidak
bisa melihat dengan jelas wajah Taeyeon yang telah semerah tomat.
***
Dua bulan telah berlalu, keadaan
Cheongdam telah berubah drastis. Ya, TaeTeuk telah berpacaran. Itulah yang
membuat Cheongdam lebih tenang. Walaupun masih terdengar teriakan-teriakan
Taeyeon, tapi teriakan itu tak seheboh dulu.
“Yaa! Kau tau dimana dia?”
tanya Taeyeon pada namja yang tengah asyik menikmati burgernya.
“Tenang
saja, dalam hitungan ketiga dia akan menghubungimu” ucapnya sambil melirik jam
tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya. “1..2..3..” dan benar
saja, ponsel Taeyeon bergetar dan menampilkan nama Leeteuk disana.
“Yeoboseyo,
oppa?”
“…”
“Eodisseo?”
“…”
Taeyeon
langsung meletakkan ponselnya dan menghela nafas panjang, ia hanya bisa diam
dan berusaha menahan butir-butir kristal yang siap membasahi pipinya.
“Dia akan
berhenti” ucapnya dengan nada bergetar.
“Ah…”
Taeyeon mulai mendongakkan kepalanya dan menatap Kibum dengan tajam.
“Kau
tau kan?”
“Ah..t-tidak,
aku..”
“Jangan bohong, aku tau kau
mengetahuinya” ucap Taeyeon sedikit membentak.
“Dengar, biar kujelaskan…ah, aku
benci mengkhianati sahabatku”
Kibum pun mulai menjelaskan apa
yang diketahuinya, mulai dari orang tua Leeteuk yang tidak setuju Leeteuk pindah
sekolah, kemudian saat Leeteuk harus berusaha sendiri membiayai sekolah dan
kehidupannya, karena orang tuanya tak peduli lagi padanya, sampai saat Leeteuk
mulai menyerah pada keadaan dan berniat untuk keluar.
Namja itu sulit ditebak, pikir Taeyeon.
Dibalik sikapnya yang menyebalkan, ternyata ia mengalami masa-masa yang sulit
dalam hidupnya.
***
“Kumohon, tetaplah disini. Sehari
saja kau tidak kesekolah, itu cukup membuatku tersiksa. Apa kau akan lebih
membuatku tersiksa lagi?”
“Ne Leeteuk-ssi, aku tidak ingin
melihat Taeyeon eonni menangis” ucap Sooyoung yang tiba-tiba muncul dibelakang
Taeyeon, kemudian disusul Krystal, Yoona, Parkbom, CL, Kangin, Kibum, dan
Heechul yang memintanya untuk kembali.
Begitulah kira-kira isi video yang
dikirimkan Taeyeon untuk kekasihnya, Park Jungsoo.
***
“Yang harus kau lakukan hanyalah
memasukkannya kedalam mulutmu, kunyah, dan telan, dan yang paling penting,
jangan mengeluh” desis CL tepat di telinga kanan Heechul.
“Ya, kau sendiri yang meminta kami
untuk membawa makanan, sekarang kau harus menghabiskan semuanya” sahut Parkbom
yang duduk di sebelah kiri Heechul. Sementara itu, korban
mereka hanya menatap mereka dengan tatapan horror.
Biasanya
Taeyeon langsung tertawa melihat tingkah konyol teman-temannya, tapi kali ini
tak ada senyuman yang menghiasi wajahnya.
“Hyuuung”
tiba-tiba Kangin berteriak dan melompat dari tempat duduknya. Taeyeon pun
langsung mendongak dan mendapati seseorang tengah menghampiri mereka.
“Mianhae”
bisiknya. “Aku janji tidak akan meninggalkan kalian semua, terutama kau,
Taeyeon-i”
Kini bibir
Taeyeon pun mulai tertarik membentuk senyuman indah diwajahnya.
***
Ujian
telah selesai, yang mereka nanti-nantikan kini hanyalah nama-nama mereka yang
tertulis diantara nama siswa lain yang memperoleh kelulusan. Pengumuman itu
adalah hari ini, dan tentu saja mereka masih diliputi rasa was-was.
“Aaaaaa…”
teriakan CL langsung memenuhi ruangan ketika kertas itu telah berada dihadapannya.
Dia lulus dengan nilai yang sangat baik, bagaimana dengan Taeyeon?
Dia langsung
keluar begitu mendapatkan kertas berisi daftar nama siswa yang lulus. Ia terus
berlari, menuju ke atap sekolah dan mulai mencari apa yang ia cari.
“Oppa..eodisseo?
Leeteuk oppa..YAA, PARK JUNG S. . .”nafasnya tercekat, kakinya pun terasa sulit
digerakkan. Taeyeon berusaha agar tangisannya tidak memecah kesunyian
di tempat itu.
Taeyeon
mendekat, ia mulai menekuk lututnya dan meraih tangan kekasihnya, tangan yang
telah pucat dan sedingin es.
“KIM
TAEYEON” teriak seseorang yang berdiri beberapa meter di belakangnya.
Ekspresinya berubah begitu melihat pipi Taeyeon yang telah basah. Ia tambah terkejut
melihat seseorang yang ada dihadapan Taeyeon. Ia mencoba tenang dan langsung
berlari menghampiri Taeyeon dan Leeteuk.
“Kita
harus membawanya kerumah sakit” ucap Taeyeon dengan nada bergetar.
“Tidak,
kita harus membawanya pulang” jawab Kibum dengan tenang.
***
“Apa
aku satu-satunya orang yang tidak tau tentang hal ini?” tanya Taeyeon yang
masih mengeluarkan butir-butir kristal dari kedua matanya.
“Tidak,
semua tidak tau, hanya Leeteuk hyung dan aku yang tau”
“Dan aku”
sahut seseorang dari dekat pintu. Taeyeon dan Kibum pun langsung menoleh.
“Kang
Sora” bisik Taeyeon.
“Maaf, tapi akupun
mengetahuinya secara tidak sengaja”
“Kenapa
kau tak memberitahuku?”
“Saat itu kudengar Leeteuk oppa
tidak ingin kau mengetahuinya, jadi aku tidak ingin memberitahumu”
“Bagaimana dengan orang tuanya?”
“Mereka tidak tau, sama sekali
tidak tau, dan sepertinya tak mau tau”
“Kamarnya rapi” bisik Taeyeon
sambil memandangi tiap sudut kamar itu.
“Dulu ini kamarku, sebelum dia
kesini, kamar ini sangat berantakan, lalu kuberikan saja kamar ini padanya” jawab
Kibum sambil tertawa kecil.
“Kita harus ke pemakaman sekarang”
ucap Kangin yang baru saja memasukkan kepalanya ke ruangan itu.
Taeyeon bangun dari tempat
tidurnya,tidak, lebih tepatnya milik Leeteuk. Ia berusaha menopang tubuhnya
agar tetap berdiri tegak. Beberapa menit yang lalu, ia memang pingsan setelah
mendengar kabar buruk tentang kekasihnya itu.
Di pemakaman, Taeyeon terus
menagis, marah, kecewa, dan terus merutuki kebodohannya yang tidak menyadari
tentang keadaan Leeteuk.
“Kau bilang tidak akan meninggalkan
kami, kau bilang kau tidak akan meninggalkanku, tapi kenapa kau lakukan ini? Kenapa
kau membiarkan aku menjadi orang paling bodoh di dunia ini?” tangisnya pecah,
begitu pula dengan Yoona dan Sooyoung yang tidak sanggup melihat air mata
sahabat mereka.
***
Kelulusan sudah diumumkan sebulan
yang lalu, tapi Taeyeon masih terlihat di sekitar sekolah, bahkan ia belum
mengemasi barang-barangnya yang masih ada di asrama. Setiap sore, ia selalu
pergi ke taman belakang hanya untuk melakukan sesuatu yang tak berguna,
melamun.
“Apa kau tidak bosan setiap hari
kesini?”
“Tidak, aku akan menghabiskan
waktuku disini sebelum aku berangkat”
“Kapan?”
“Lusa”
Diam, taman itu kembali sunyi,
hanya hembusan angin sore sesekali terdengar untuk memecah kesunyian diantara
mereka.
“Aku ingin menemuinya” gumam Taeyeon,
membuat Kibum langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya.
“Baiklah, aku akan mengantarmu”
***
“Apa yang kau lakukan disini?”
desis Taeyeon ketika ia melihat seseorang tengah berdiri di samping makam
Leeteuk.
“Jangan salah paham, aku
hanya ingin mengunjunginya” jawabnya, dengan suara yang terdengar gugup. Taeyeon
mengernyit, kemudian mulai mendekati makam dan membiarkan Sora menjauh dari
tempat itu.
Hening,
Taeyeon tidak tau harus berkata apa, padahal tadi beribu kalimat telah berbaris
rapi di kepalanya.
“Hyung,
kami datang” ucap Kibum mulai membuka suara.
“Aku akan meninggalkan negara ini”
Kibum langsung menoleh, ia tidak percaya Taeyeon langsung mengatakannya tanpa
harus berbasa-basi dulu.
“Taeyeon-ah”
“Itu saja, baiklah, aku pergi”
ucapnya langsung berlari menjauhi Kibum yang masih terkejut.
Taeyeon terus berlari, ia berlari
ke Cheongdam yang letaknya memang tak jauh dari pemakaman. Sesampainya di taman
belakang, ia menangis, tak terdengar suara isakannya, namun lama-kelamaan
tangisan itu pecah, air matanya semakin deras mengalir di pipinya.
***
Hari ini, Taeyeon harus ke
bandara, karena tahun ajaran baru akan dimulai beberapa hari lagi.
“Seharusnya
Leeteuk hyung yang mengantarmu” bisik Kibum.
“Tak
apa, kau sahabatnya, aku bisa merasakan kehadirannya ditengah-tengah kita”
“Jangan
pernah melupakan mantan musuhmu yang tampan ini” Taeyeon tersenyum, kemudian
mulai berjalan menjauhi Kibum.
“Bagaimana
mungkin aku melupakan orang yang mulai kusuka” batin Taeyeon.
Note :
Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…
Via :
Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar