GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Sabtu, 09 November 2013

[FF] ILLUSION Part.2

  Jadi inget RP Leeteuk deh..huhuhu



:
:
:
. . . .
             “Saling menyukai? Ini konyol” gumam Taeyeon yang masih tidak bisa melupakan ucapan Kibum tadi. “Oke, mungkin aku sedikit kesal mendengar Sora mendekatinya, tapi apa itu berarti aku menyukainya?” pertanyaan itu terus memenuhi kepalanya, ia tidak tau persis apa yang dirasakannya sekarang.
             Ponselnya yang semula tertidur, kini mulai terbangun dan mengeluarkan suara yang sudah tak asing lagi di telinga Taeyeon. Ya, seseorang telah mengiriminya sebuah pesan singkat.
===============
             Aku tidak bisa menjemputmu besok, jadi kutunggu kau didepan rumah Minyoung nuna”
===============

             Pesan itu cukup membuatnya terkejut, terlebih lagi karena pengirimnya adalah seorang Park Jungsoo, musuh besarnya.
             “Kenapa dia harus menungguku?” seakan-akan tau apa yang Taeyeon pikirkan, ponsel Taeyeon pun kembali menjerit, kemudian menampilkan deretan kata sebagai jawaban pertanyaannya.

===============
             “Minho hyung yang memintaku melakukan ini, dan jangan tanya kenapa aku menyetujuinya”
===============

             Kini, tanpa ia sadari, senyuman mulai terlukis di wajah mungilnya.

***
             “Sorry, apa kau sudah lama menunggu?” tanya Taeyeon ketika ia telah berdiri di hadapan musuh besarnya, siapa lagi kalau bukan Park Jungsoo a.k.a Leeteuk.
             “Kemana saja kau?”
             “Aku harus membantu ibuku dulu, itu yang biasa kulakukan sebelum aku pergi”
             “Anak yang rajin” ucapnya sambil tersenyum dan menepuk puncak kepala Taeyeon dengan lembut.
             “YAA! Kau memperlakukanku seperti itu seolah-olah aku ini anak kecil”
             “Kau memang anak kecil” belum sempat Taeyeon memukul lengan Leeteuk, namja itu telah meraih lengannya dan menariknya dengan lembut.
             Suasana berubah drastis saat mereka masuk. Hening, bagaimana tidak, sebagian besar yang hadir adalah siswa Cheongdam, dan mereka tau kalau TaeTeuk saling bermusuhan. Tapi sekarang, pemandangan berbeda tersaji di depan mata mereka. Jari Taeteuk saling bertautan, dan itu cukup sukses membuat Kang Sora sedikit naik darah.
             Taeyeon melirik kearahnya dan memastikan Sora sedang kesal. Dan benar saja, itu terlihat dari caranya mencengkeram gelas yang ada ditangannya.
             Sementara itu, beberapa namja dan yeoja tengah berhigh-five ria di sudut ruangan. Siapa lagi kalau bukan, Yoona, Sooyoung, Krystal, CL, Parkbom, Kibum, Heechul, dan Kangin.
             Suasana yang semula hening kini kembali seperti semula, dan pesta yang meriah itu pun berjalan dengan lancar.
             Semua gembira, semua tertawa, kecuali namja dan yeoja yang status mereka ‘bermusuhan’ itu. Mereka saling diam membisu. Kecanggungan diantara mereka terus berlangsung sampai akhirnya pesta pun selesai.
             “Kau belum pulang?” tanya Leeteuk ketika melihat Taeyeon masih berdiri di depan rumah Minyoung. Sepertinya ia menunggu seseorang.
             “Hmm..Yoona meninggalkanku”
             “Ah..aku juga, Kibum benar-benar menyebalkan, dia bilang akan menunggu di depan, tapi ternyata dia malah meninggalkanku”
             “Jadi kau mau naik taksi?”
             “Ini sudah malam, tidak ada taksi, bagaimana denganmu?”
             “Seharusnya oppa menjemputku” ucapnya sambil meraih ponselnya. “Tapi ternyata ia tak bisa dan karena kau bilang tak ada taksi, jadi kuputuskan untuk jalan kaki saja”
             “Sendiri? Yaa! Kau ini gila atau apa? Bagaimana kalau ada yang berusaha melukaimu atau sekedar mengganggumu?”
             “Kuharap itu tak akan terjadi”
             “Aigoo, tidak ada yeoja setenang kau saat harus pulang sendiri di tengah malam seperti ini. Aku akan menemanimu” ucap Leeteuk, setengah berbisik pada kalimat terakhir.
             “Apa? Kurasa itu tidak per…”
             “Sudah ayo cepat” potongnya sambil menarik lengan Taeyeon.
             5 menit, 10 menit, 15 menit mereka berjalan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Berkali-kali Taeyeon berdehem agar Leeteuk mau membuka percakapan diantara mereka, tapi sepertinya Leeteuk tak menyadari semua itu.
             “Kenapa kau tidak mengajak Sora saja?” baiklah, sekarang dia benar-benar menyerah.
             “Oh, bisakah sehari saja aku tidak mendengar namanya?” ucap Leeteuk, yang kemudian berhenti dan berbalik. “Aku benar-benar muak, bukankah dia bilang dia menyukaiku. Sebenarnya dia ingin menjadi kekasihku atau ingin jadi penguntit?” bentaknya.
             “A..aku t..tidak tau apa-apa, kenapa kau…”
             “Ah mian, tidak seharusnya aku membentakmu”
             “Eumm, gwaenchana. Aku tau kau benar-benar kesal” Leeteuk tersenyum, kemudian kembali melangkahkan kakinya.
             “Aku benci mengatakannya, tapi kau sungguh cantik malam ini”
             “YAA! Sebelum lahir pun aku sudah cantik” sahut Taeyeon yang berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya. Beruntung lampu-lampu di jalan tidak terlalu terang, paling tidak Leeteuk tidak bisa melihat dengan jelas wajah Taeyeon yang telah semerah tomat.
***
             Dua bulan telah berlalu, keadaan Cheongdam telah berubah drastis. Ya, TaeTeuk telah berpacaran. Itulah yang membuat Cheongdam lebih tenang. Walaupun masih terdengar teriakan-teriakan Taeyeon, tapi teriakan itu tak seheboh dulu.
             “Yaa! Kau tau dimana dia?” tanya Taeyeon pada namja yang tengah asyik menikmati burgernya.
             “Tenang saja, dalam hitungan ketiga dia akan menghubungimu” ucapnya sambil melirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya. “1..2..3..” dan benar saja, ponsel Taeyeon bergetar dan menampilkan nama Leeteuk disana.
             “Yeoboseyo, oppa?”
             “…”
             “Eodisseo?”
             “…”
             Taeyeon langsung meletakkan ponselnya dan menghela nafas panjang, ia hanya bisa diam dan berusaha menahan butir-butir kristal yang siap membasahi pipinya.
             “Dia akan berhenti” ucapnya dengan nada bergetar.
             “Ah…” Taeyeon mulai mendongakkan kepalanya dan menatap Kibum dengan tajam.
             “Kau tau kan?”
             “Ah..t-tidak, aku..”
             “Jangan bohong, aku tau kau mengetahuinya” ucap Taeyeon sedikit membentak.
             “Dengar, biar kujelaskan…ah, aku benci mengkhianati sahabatku”
             Kibum pun mulai menjelaskan apa yang diketahuinya, mulai dari orang tua Leeteuk yang tidak setuju Leeteuk pindah sekolah, kemudian saat Leeteuk harus berusaha sendiri membiayai sekolah dan kehidupannya, karena orang tuanya tak peduli lagi padanya, sampai saat Leeteuk mulai menyerah pada keadaan dan berniat untuk keluar.
             Namja itu sulit ditebak, pikir Taeyeon. Dibalik sikapnya yang menyebalkan, ternyata ia mengalami masa-masa yang sulit dalam hidupnya.
***
             “Kumohon, tetaplah disini. Sehari saja kau tidak kesekolah, itu cukup membuatku tersiksa. Apa kau akan lebih membuatku tersiksa lagi?”
             “Ne Leeteuk-ssi, aku tidak ingin melihat Taeyeon eonni menangis” ucap Sooyoung yang tiba-tiba muncul dibelakang Taeyeon, kemudian disusul Krystal, Yoona, Parkbom, CL, Kangin, Kibum, dan Heechul yang memintanya untuk kembali.
             Begitulah kira-kira isi video yang dikirimkan Taeyeon untuk kekasihnya, Park Jungsoo.
***
             “Yang harus kau lakukan hanyalah memasukkannya kedalam mulutmu, kunyah, dan telan, dan yang paling penting, jangan mengeluh” desis CL tepat di telinga kanan Heechul.
            “Ya, kau sendiri yang meminta kami untuk membawa makanan, sekarang kau harus menghabiskan semuanya” sahut Parkbom yang duduk di sebelah kiri Heechul. Sementara itu, korban mereka hanya menatap mereka dengan tatapan horror.
             Biasanya Taeyeon langsung tertawa melihat tingkah konyol teman-temannya, tapi kali ini tak ada senyuman yang menghiasi wajahnya.
             “Hyuuung” tiba-tiba Kangin berteriak dan melompat dari tempat duduknya. Taeyeon pun langsung mendongak dan mendapati seseorang tengah menghampiri mereka.
             “Mianhae” bisiknya. “Aku janji tidak akan meninggalkan kalian semua, terutama kau, Taeyeon-i”
             Kini bibir Taeyeon pun mulai tertarik membentuk senyuman indah diwajahnya.
***
             Ujian telah selesai, yang mereka nanti-nantikan kini hanyalah nama-nama mereka yang tertulis diantara nama siswa lain yang memperoleh kelulusan. Pengumuman itu adalah hari ini, dan tentu saja mereka masih diliputi rasa was-was.
             “Aaaaaa…” teriakan CL langsung memenuhi ruangan ketika kertas itu telah berada dihadapannya. Dia lulus dengan nilai yang sangat baik, bagaimana dengan Taeyeon?
             Dia langsung keluar begitu mendapatkan kertas berisi daftar nama siswa yang lulus. Ia terus berlari, menuju ke atap sekolah dan mulai mencari apa yang ia cari.
             “Oppa..eodisseo? Leeteuk oppa..YAA, PARK JUNG S. . .”nafasnya tercekat, kakinya pun terasa sulit digerakkan. Taeyeon berusaha agar tangisannya tidak memecah kesunyian di tempat itu.
             Taeyeon mendekat, ia mulai menekuk lututnya dan meraih tangan kekasihnya, tangan yang telah pucat dan sedingin es.
             “KIM TAEYEON” teriak seseorang yang berdiri beberapa meter di belakangnya. Ekspresinya berubah begitu melihat pipi Taeyeon yang telah basah. Ia tambah terkejut melihat seseorang yang ada dihadapan Taeyeon. Ia mencoba tenang dan langsung berlari menghampiri Taeyeon dan Leeteuk.
             “Kita harus membawanya kerumah sakit” ucap Taeyeon dengan nada bergetar.
             “Tidak, kita harus membawanya pulang” jawab Kibum dengan tenang.
***
             “Apa aku satu-satunya orang yang tidak tau tentang hal ini?” tanya Taeyeon yang masih mengeluarkan butir-butir kristal dari kedua matanya.
             “Tidak, semua tidak tau, hanya Leeteuk hyung dan aku yang tau”
             “Dan aku” sahut seseorang dari dekat pintu. Taeyeon dan Kibum pun langsung menoleh.
             “Kang Sora” bisik Taeyeon.
             “Maaf, tapi akupun mengetahuinya secara tidak sengaja”
             “Kenapa kau tak memberitahuku?”
             “Saat itu kudengar Leeteuk oppa tidak ingin kau mengetahuinya, jadi aku tidak ingin memberitahumu”
             “Bagaimana dengan orang tuanya?”
             “Mereka tidak tau, sama sekali tidak tau, dan sepertinya tak mau tau”
             “Kamarnya rapi” bisik Taeyeon sambil memandangi tiap sudut kamar itu.
             “Dulu ini kamarku, sebelum dia kesini, kamar ini sangat berantakan, lalu kuberikan saja kamar ini padanya” jawab Kibum sambil tertawa kecil.
             “Kita harus ke pemakaman sekarang” ucap Kangin yang baru saja memasukkan kepalanya ke ruangan itu.
             Taeyeon bangun dari tempat tidurnya,tidak, lebih tepatnya milik Leeteuk. Ia berusaha menopang tubuhnya agar tetap berdiri tegak. Beberapa menit yang lalu, ia memang pingsan setelah mendengar kabar buruk tentang kekasihnya itu.
             Di pemakaman, Taeyeon terus menagis, marah, kecewa, dan terus merutuki kebodohannya yang tidak menyadari tentang keadaan Leeteuk.
             “Kau bilang tidak akan meninggalkan kami, kau bilang kau tidak akan meninggalkanku, tapi kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau membiarkan aku menjadi orang paling bodoh di dunia ini?” tangisnya pecah, begitu pula dengan Yoona dan Sooyoung yang tidak sanggup melihat air mata sahabat mereka.
***
             Kelulusan sudah diumumkan sebulan yang lalu, tapi Taeyeon masih terlihat di sekitar sekolah, bahkan ia belum mengemasi barang-barangnya yang masih ada di asrama. Setiap sore, ia selalu pergi ke taman belakang hanya untuk melakukan sesuatu yang tak berguna, melamun.
             “Apa kau tidak bosan setiap hari kesini?”
             “Tidak, aku akan menghabiskan waktuku disini sebelum aku berangkat”
             “Kapan?”
             “Lusa”
             Diam, taman itu kembali sunyi, hanya hembusan angin sore sesekali terdengar untuk memecah kesunyian diantara mereka.
             “Aku ingin menemuinya” gumam Taeyeon, membuat Kibum langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya.
             “Baiklah, aku akan mengantarmu”
***
             “Apa yang kau lakukan disini?” desis Taeyeon ketika ia melihat seseorang tengah berdiri di samping makam Leeteuk.
             “Jangan salah paham, aku hanya ingin mengunjunginya” jawabnya, dengan suara yang terdengar gugup. Taeyeon mengernyit, kemudian mulai mendekati makam dan membiarkan Sora menjauh dari tempat itu.
             Hening, Taeyeon tidak tau harus berkata apa, padahal tadi beribu kalimat telah berbaris rapi di kepalanya.
             “Hyung, kami datang” ucap Kibum mulai membuka suara.
             “Aku akan meninggalkan negara ini” Kibum langsung menoleh, ia tidak percaya Taeyeon langsung mengatakannya tanpa harus berbasa-basi dulu.
             “Taeyeon-ah”
             “Itu saja, baiklah, aku pergi” ucapnya langsung berlari menjauhi Kibum yang masih terkejut.
             Taeyeon terus berlari, ia berlari ke Cheongdam yang letaknya memang tak jauh dari pemakaman. Sesampainya di taman belakang, ia menangis, tak terdengar suara isakannya, namun lama-kelamaan tangisan itu pecah, air matanya semakin deras mengalir di pipinya.
***
             Hari ini, Taeyeon harus ke bandara, karena tahun ajaran baru akan dimulai beberapa hari lagi.
             “Seharusnya Leeteuk hyung yang mengantarmu” bisik Kibum.
             “Tak apa, kau sahabatnya, aku bisa merasakan kehadirannya ditengah-tengah kita”
             “Jangan pernah melupakan mantan musuhmu yang tampan ini” Taeyeon tersenyum, kemudian mulai berjalan menjauhi Kibum.
             “Bagaimana mungkin aku melupakan orang yang mulai kusuka” batin Taeyeon.


Note : Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…

Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar