GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Minggu, 24 November 2013

[FF] I CAN SEE YOUR HEARTBEAT


Cast      :
-          Lay “EXO”
-          Ne Rou(Ulzzang) as Wu Yue Ren
Author : Bie

             Seorang gadis dengan rambut tergerai indah tengah berjalan memasuki sebuah rumah mewah, bahkan bisa dikatakan rumah termewah di daerah itu. Ia terus berjalan menyusuri halaman rumah yang cukup luas itu.
             Dentingan piano mengalun lembut, menyajikan kedamaian di sore yang terasa sunyi.
             Lay, seorang pemuda yang tengah memainkan jari-jarinya diatas alat music bersuara merdu itu. Sesaat ia menghentikan aktivitasnya ketika seorang gadis tengah melintas di halaman.
             “Konsentrasi” bentak seseorang yang sedari tadi berdiri disampingnya. Lay kembali memainkan pianonya tanpa melepas pandangannya dari gadis itu. “Cukup, sekarang pulang dan berlatihlah lebih giat lagi, aku tidak mau membuang waktuku hanya untuk mendengarkan musikmu yang berantakan itu” ucapnya sambil berlalu begitu saja.
             Lay segera mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan ruangan itu, ruangan paling nyaman diantara ruangan lain. Ia melambatkan langkahnya ketika gadis yang dilihatnya tadi tengah berjalan kearahnya. Lay berharap dia akan berhenti dan menyapanya. Tapi ternyata dia terus berjalan melewati Lay yang masih terdiam memandanginya.
             “Yaa! Cepatlah sedikit” teriak seseorang dari halaman.
             “Siapa dia?” tanyanya pada Xiumin, kakak tirinya.
             “Sudahlah, ayo cepat” jawab Xiumin sambil medorong tubuh Lay.
             “Yaa! Kau bisa membuatku jatuh” keluh Lay.
***
             Keesokan harinya, Lay kembali kerumah itu, dan berharap bertemu gadis yang kemarin sempat membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dengan pianonya.
             “Apa-apaan ini?” bentak seseorang dari ruangan yang penuh dengan alat music itu. Lay memicingkan matanya, mencoba mencari tahu apa atau siapa yang berhasil membuat gurunya marah dihari yang masih pagi itu. “Inikah yang kau dapatkan selama tiga tahun belajar di luar negeri? Musik setingkat Mozart pun kau tidak bisa memainkannya” bentak Kris, dan saat itu pula Lay sadar kalau gurunya sedang memarahi gadis yang ia lihat kemarin.
             “Kalau begitu, ajari aku” jawab gadis itu dengan lirih.
             “Sudah kubilang aku tidak akan pernah menyentuh benda ini lagi” bentaknya sambil berlalu dari hadapan Yue Ren.
             Yue Ren yang terkejut pun langsung menjatuhkan permen yang baru saja diambilnya dari meja yang ada di dekatnya. Ia pun segera mencarinya, tangannya terus meraba-raba lantai di sekitarnya, tapi ia pun tak kunjung mendapatkannya.
             “Apa dia tidak bisa melihat?” tanya Lay pada Jongkook, sopir pribadinya.
             “Ssstt..kudengar pendengarannya tajam, sepertinya dia bisa mendengarmu” jawabnya.
             Lay pun mencoba masuk kedalam ruangan itu, tentu saja secara diam-diam, ia takut Kris akan melihatnya dan memarahinya habis-habisan.
             “Ni hao (hai)” sapanya sambil duduk di samping gadis itu “Aku akan menunjukkan musik yang biasa kumainkan” ucapnya, kemudian mulai memainkan musik kesukaannya itu.
             Kris yang merasa mendengar suara musik Lay pun segera berlari dan bersiap-siap menghujaninya dengan sejuta omelan karena telah masuk tanpa sepengetahuannya.
             Ia langsung mengerutkan keningnya ketika tidak melihat siapa-siapa diruangan itu kecuali Yue Ren.
             “Ta zai nali (dimana dia)?”
             “Shui (siapa)?”
             “Orang yang baru saja memainkan piano itu”
             “Tidak ada siapa-siapa selain aku disini”
             “Benarkah? Jadi maksudmu kau yang baru saja memainkannya?”
             “Begitulah”
             “Mainkan sekali lagi”
             “Aku tidak bisa memainkannya jika ada orang lain di dekatku”
             “Baiklah, aku akan pergi” ucap Kris tanpa beranjak satu sentí pun dari tempatnya berdiri.
             “Aku tahu anda masih disini” ucap Yue Ren, dan Kris pun akhirnya benar-benar meninggalkan ruangan itu.
             Lay yang sudah tidak mendengar suara Kris pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan kembali duduk disamping Yue Ren
             “Tak kusangka dia tetap sekajam itu padamu, seharusnya dia bisa memakluminya, maksudku, bermain piano dengan keadaanmu yang seperti ini saja bisa membuktikan kalau kau ini hebat”
             “Buyaojin, wo hen hao (sudahlah, aku baik-baik saja)”
             “Dia benar-benar kejam, dia itu manusia apa monster? Menyebalkan”
             “Ayahku tidak sekejam yang kau bayangkan ”
             “Hey, dia lebih kejam dari yang kubayangkan, dia pikir dia sia..pa” Lay langsung menghentikan omelannya dan menoleh pada Yue Ren.
             “Shenme (apa)? Ayah?” tanyanya dengan nada shock, sementara Yue Ren hanya mengangguk dan tersenyum geli.
             “Aku Wu Yue Ren, putri dari tuan monster” ucapnya sambil mengulurkan tangannya dan terkikik.
             “Ah, aku Zhang Yi Xing, panggil saja Lay, dan aku minta maaf karena. . .”
             “Tidak masalah, teman-temanku juga sering mengatakan kalau ayahku sangat kejam. Sebenarnya dulu dia tidak seperti itu, sikapnya berubah setelah aku memutuskan untuk menjadi pianis”
             “Wei shenme (kenapa)?”
             “Dengan aku memutuskan menjadi pianis, itu berarti dia harus sering menemaniku di tempat ini, padahal ini adalah tempat yang paling ia benci, semua kenangannya bersama ibuku ada disini” ucapnya panjang lebar. “Dia mulai bisa bernafas lega saat aku ingin belajar di luar negeri, karena itu berarti ia tidak perlu seharian berada di ruangan ini”
            “Tapi kehadiranku membuatnya harus tetap berada diruangan ini” ucap Lay sembari menghela nafas panjang. “Pantas saja ia sempat menolak saat aku memintanya untuk menjadi guruku”
             Suasana mulai hening, sesekali Lay melirik Yue Ren yang masih memainkan jari-jarinya.
             “Lay, apa masih ada permen di situ?” tanyanya sambil menunjuk toples kaca yang ada disamping Lay.
             “Eumm”
             “Bisakah kau mengambilkannya untukku?”
             “Dangran (tentu saja)” ucapnya sambil meraih toples kaca itu. Tapi tiba-tiba saja dadanya terasa sakit, jantungnya berdegup sangat cepat, bahkan lebih cepat dari saat ia menatap Yue Ren.
             “Awh” rintihnya sepelan mungkin.
             “Wei shenme?” tanya Yue Ren saat Lay mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.
             “Meiguanxi (tidak apa-apa)” jawabnya,kemudian kembali meraih permen yang tadi telah diambilnya. Ia pun menyuapkan permen itu pada Yue Ren. Ia tersenyum ketika merasakan tangannya baru saja menyentuh bibir lembut Yue Ren.
***
             Setiap hari, Lay akan mengajak Yue Ren jalan-jalan jika les pianonya telah selesai, dan tentu saja mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, Lay tidak ingin orang suruhan ayahnya tau tentang hal ini.
             “Lay, aku benar-benar ingin melihatmu”
             “Walaupun kau tidak bisa melihatku, tapi kau bisa membayangkan wajahku” ucap Lay sambil menangkupkan tangan Yue Ren ke wajahnya. “Zenmeyang (bagaimana)? Kau bisa membayangkannya?”
             “Eumm, ni hen suai (kau sangat tampan)” ucap Yue Ren dengan kedua tangan yang masih menelusuri tiap sentí wajah Lay.
             “Nali nali, ni guojiangle (tidak tidak, kau terlalu memuji)” balas Lay sambil tertawa.
             “Bu hui (tidak), aku serius”
             “Shi ma (benarkah)?” Lay pun menjauhkan tangan Yue Ren dari wajahnya dan diletakkan tepat di dada kirinya.
             “Inilah yang terjadi saat aku di dekatmu” ucap Lay yang masih membiarkan Yue Ren merasakan detak jantungnya yang semakin cepat, seakan-akan siap keluar dari rongga dadanya.
             “Kau baik-baik saja?” Tanya Yue Ren ketika Lay mulai merintih lagi.
             “Wo hen hao” jawab Lay yang masih berusaha menyamarkan suara rintihannya.
             “Shi ma?”
             “Aku akan tetap baik-baik saja jika di dekatmu” Yue Ren hanya diam dan membiarkan bibirnya membentuk lengkungan indah yang terukir sempurna di wajahnya.
***
             “Kemana dia? Seharusnya kan sudah selesai” gumam Jongkook yang terus berusaha menghubungi Lay. “Ah sial, kemana dia?”
             Beberapa menit kemudian, Jongkook menerima panggilan dari ayah Lay, tuan Zhang.
             “Kenapa belum pulang?”
             “Dui bu qi (maaf), kami akan terlambat sampai rumah”
             “Wei shenme?”
             “Ada sedikit masalah”
             “Jika sudah selesai, cepat bawa dia pulang”
             “Hao (baiklah)”
***
             Lay dan Yue Ren masih menghabiskan waktu mereka ditaman, beruntung Jongkook tidak menemukannya, karena mungkin saja dia akan diseret dari tempat itu.
             “Kuantar kau kedalam” ajak Lay sambil menarik lengan Yue Ren dengan lembut.
             “Xie xie”
             “Xie shenme la (terima kasih untuk apa)?”
             “Mengajakku keluar”
             “Bu ke qi (sama-sama)”
             “Yixing” Lay pun menoleh dan mendapati seseorang tengah berlari menghampirinya.
             “Xiu..Xiumin ge”
             “Dia ada disini” teriaknya, kemudian Jongkook pun segera menghampiri mereka dan membawa Lay keluar. “Sudah kubilang kan jangan dekati Yue Ren, baba (ayah) tidak akan membiarkan hal itu terjadi”
             “Yue Ren” Lay terus berontak, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Xiumin dan Jongkook.
             “Lay” Yue Ren terus memanggilnya, tangannya masih berusaha menggapai Lay, tapi percuma, hanya udara kosong lah yang membelai lembut kedua tangannya. “Lay..ni zai nali (dimana kau)?”
             “Yue Ren” suara Lay semakin menghilang, digantikan suara angin yang semakin kencang menerpa wajah Yue Ren.
             “Dui bu qi (maaf), aku tidak bisa membantu kalian, aku tidak ingin Zhou Mi semakin membenciku” gumam Kris yang telah menyaksikan semua itu melalui jendela kamarnya.
***
             Sejak kejadian itu, Lay tidak pernah terlihat lagi, Yue Ren pun tidak pernah keluar dari kamarnya. Yue Ren hanya bisa berharap Lay kembali kerumahnya dan bermain piano lagi.
             Tiba-tiba saja, ia mendengar suara pintu yang terbuka, ia yakin itu adalah Lay setelah mendengar suara dentingan piano yang mengalun lembut.
             “Lay” bisiknya sambil tersenyum. Yue Ren masih menikmati dentingan piano yang dimainkan Lay.
             Tapi tiba-tiba saja, suara itu menghilang digantikan oleh keributan yang membuatnya khawatir. Yue Ren hanya bisa menahan air matanya sambil menggenggam erat sebuah botol kecil ditangannya, botol yang berisi obat penghilang rasa sakit milik Lay yang terjatuh saat ia dipaksa untuk pulang.
***
             “Hati-hati” ucap Kris yang berusaha membantu Jongkook mengangkat tubuh Lay yang sudah tak berdaya.
             “Cepat” teriakan Xiumin yang menggema ditengah sunyinya malam membuat Yue Ren semakin khawatir, ia tak ingin hal buruk menimpa Lay.
             “Xie xie” ucap Jongkook setelah Kris membantunya.
             Kris pun mengangguk, ia terus memandangi mobil yang membawa Lay sampai tak terlihat lagi. Ia pun melirik ruangan atas, ruangan dimana Yue Ren masih berkutat dengan kekhawatirannya.
             “Dui bu qi” gumamnya, lalu ia pun segera memainkan piano di depannya, piano yang tidak pernah ia sentuh sejak tiga tahun lalu.
             Sementara itu, Yue Ren kembali menampakkan senyumnya, mendengar musik yang biasa dimainkan Lay benar-benar membuatnya tenang.
             “Lay, aku tahu kau baik-baik saja” bisiknya sambil tersenyum.
             Kini Lay hanya bisa berharap Yue Ren tidak menyadari kepergiannya, ia bahkan berharap, gurunya, Kris akan terus memainkan pianonya agar Yue Ren menganggap itu adalah dirinya.
             “Dui bu qi, Wu Yue Ren” ucap Lay yang kini tengah memandangi Yue Ren yang masih menikmati dentingan piano itu. “Aku akan tetap hidup dihatimu” kemudian perlahan-lahan sosoknya pun menghilang bagaikan kepulan asap yang menghilang ditengah malam.

THE END
[Flashback]
             “Duizhang? Jadi sekarang kau ketua klub music?” Tanya Zhoumi sedikit meremehkan. “Kau, yang dulu mengatakan sangat membenci music, sekarang menjadi ketua klub music, bahkan semua orang menganggap musikmu lebih indah dari musikku”
             “Bu shui, musikmu yang lebih indah”
             “Dulu saat kau mengatakannya, kupikir aku akan sukses dan tidak akan memiliki pesaing di sekolah ini, tapi tiba-tiba saja kau menghancurkan semuanya”
             “Zhoumi. . .”
             “Wo hen ni (aku membencimu)”
             “Zhang Zhou Mi”
             “Mulai saat ini, aku bukanlah temanmu, aku tidak akan ikut campur dalam kehidupanmu lagi, dan kau. . jangan pernah muncul dihadapanku ataupun ikut campur dalam masalahku” bentak Zhoumi, kemudian meninggalkan Kris yang merasa baru saja kehilangan sahabat terbaiknya.
[Flashback End]

                                                     Inspired by Jin’s MV-Gone

Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…

Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar