GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Minggu, 06 April 2014

[FF] STAY_Part.4 (Last)




Main Cast         : Byun Baekhyun, Hwang Eunri (OC)
Author             : Bie



        "Sejak saat itu aku mulai berpikir bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan orang yang belum pernah kukenal. Jangankan kenal, melihatnya pun belum pernah, sampai akhirnya kau menceritakan cerita itu dan aku senang karena telah menemukan adik sahabatku"
        "Dan kau pikir setelah memberikan hadiah ini padaku tugasmu telah selesai?" Baekhyun menoleh, memandang Eunri tak mengerti, sampai Eunri mengeluarkan sesuatu dari saku celananya yang berhasil membuat Baekhyun berjengit.
=============================
       
        "Aku yang menerima tiket ini, dan di amplop itu tertulis namamu"
        "Eunri-a"
        "Bahkan kau akan pergi sebelum hari kelulusan. Kalian berdua sama, tak pernah menepati janji kalian sendiri" ucap Eunri yang langsung berlari meninggalkan Baekhyun yang masih shock memandangi tiket pesawatnya.

***

        Semakin hari Eunri terlihat semakin murung dan sering melamun. Hari ini hari terakhir Baekhyun ujian, itu berarti dia akan segera pergi. Dan hal itu semakin membuatnya murung. Bahkan Eunbi yang sedari tadi bicara panjang lebar pun tak digubrisnya. Ia baru tersadar dari lamunannya setelah Eunbi memukul meja dan marah-marah padanya. Tapi lagi-lagi ia tak mempedulikan teriakan-teriakan Eunbi, ia malah keluar kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun.
        "Sunbaenim, gawat. Eunri"
        "Kenapa? Ingin minum bubble tea lagi?" Tanya Baekhyun dengan malas.
        "Tidak. Dia aneh, dia terlihat murung akhir-akhir ini"
         "Dimana dia?"
        "Aku tidak tahu, dia pergi begitu saja, hari ini dia cukup membuatku kesal, aku sudah cerita panjang lebar tapi. .YAAA! SUNBAENIM" teriak Eunbi saat Baekhyun langsung berlari meninggalkannya dan Junmyeon. "Kenapa mereka berdua terlihat aneh?" Gerutunya, sementara Junmyeon hanya menggeleng.

        "Aku harus melupakan semuanya" batin Eunri. Ia kembali memutar video yang pernah Baekhyun kirimkan padanya, video permintaan maaf saat namja itu baru saja tiba dirumahnya. "Baboya, kenapa kau meminta maaf padahal kau tak bersalah?" Rutuknya seraya berusaha menahan air matanya yang siap meluncur membasahi pipi.
        Eunri mulai memejamkan matanya, perlahan semua ingatan saat ia bersama Baekhyun muncul.
        "Apa yang terjadi?" Gumamnya seraya merasakan detak jantungnya yang menurutnya terasa aneh. "Ini karena aku sedih dia akan meninggalkanku, iya kan? Tidak lebih?"
         "Eunri-a" terdengar suara seseorang dibelakang. Eunri berbalik seraya menormalkan kembali detak jantungnya. Tapi percuma, jantungnya kini semakin tak karuan. Yang ia takutkan sekarang adalah, jika Baekhyun juga merasakan ketidak normalan jantungnya. Karena kini Baekhyun telah memeluknya.
        "Baekhyun-a"
        "Mianhae, aku tau kau kecewa dengan keputusanku"
        "Lalu?" Tanya Eunri seraya melepaskan diri dari pelukan Baekhyun.
        "Aku punya banyak alasan untuk pergi"
        "Apa misalnya?"
         "Aku tidak punya tempat tinggal lagi di negara ini"
        "Apa kau gila? Kau ini kakakku, jadi rumahku juga rumahmu. Apa kau tidak menyadari itu?"
        "Tidak, kurasa itu terlalu berlebihan. Dan lagipula aku juga punya alasan lain. Yang tidak bisa kuberitahukan padamu"
        "Aku adikmu"
         "Aku tau, tapi tidak semua hal harus kau ketahui hanya karena kau adalah adikku"
         "Aku tidak akan mengantarmu ke bandara"
        "Tidak perlu, aku hanya ingin kau membiarkanku pergi"
        "Kumohon, tetaplah disini. Paling tidak tunggu sampai hari kelulusanmu" Baekhyun hanya tersenyum dan menggeleng, kemudian mulai bangkit dan meninggalkan Eunri. "Baekhyun-a, jebal" lagi-lagi Baekhyun tidak mempedulikannya, ia malah melambaikan tangan tanpa berbalik. "Oppa, Baekhyun oppa"
        "Mianhae" gumam Baekhyun yang terus menjauh tanpa menghiraukan teriakan-teriakan Eunri.

***

Mentari pagi tak sehangat biasanya. Dengan enggan Eunri mulai menyibak selimutnya dan berlari ke kamar mandi. Melakukan serangkaian aktivitas pagi dengan mata yang masih setengah tertutup. Kemudian bergegas turun dan menghampiri ibunya yang tengah sibuk di dapur.
        "Oh kau sudah bangun? Tadi Baekhyun tidak tega membangunkanmu, jadi dia hanya menitipkan sesuatu" ucap ibunya seraya menyerahkan sebuah paper bag padanya.
        "Baekhyun" gumam Eunri yang langsung menyambar paper bag itu dan berlari meninggalkan ibunya.
        "Dia sudah pergi dua jam yang lalu" teriak ibunya dari dapur. Eunri yang tidak menghiraukan teriakan ibunya terus berlari, sampai akhirnya ia berhenti tepat di depan kamar Baekhyun.
        Perlahan ia membuka pintu kamar itu, pandangannya menyapu seluruh ruangan, tak ada yang ia lewatkan. Tiap sudut telah terjamah oleh pandangannya. Satu hal yang ia yakini sekarang, Baekhyun benar-benar telah pergi. Tak ada satu pun barang Baekhyun disana. Meja yang sebelumnya penuh dengan buku, kini hanyalah sebuah meja kosong yang berdiri kokoh di sudut ruangan. Tak ada lagi foto keluarga Baekhyun dan anjing kesayangannya, tak ada lagi ocehan Baekhyun yang selalu membuat Eunri ingin menjerit, tak ada lagi gitar tua yang biasa Baekhyun pamerkan padanya, tak ada lagi suara merdu Baekhyun yang biasa terdengar saat Eunri tak bisa tidur. Semua tak akan pernah ada lagi.
        Eunri langsung membuka paper bag yang diberikan ibunya tadi. Sesuatu didalamnya berhasil membuatnya tersenyum tipis. Senyum senang bercampur tangis langsung nampak di wajahnya. Sebuah boneka dan gelang bertuliskan "BaekRi" kini ada dalam genggamannya.

----------------------------
      Daehyun memberikan sesuatu sebelum meninggalkanmu, jadi kurasa aku harus melakukan hal yang sama. Tapi aku memberimu dua benda, itu berarti aku unggul satu benda dari Daehyun.
        Kuharap kau menyukainya. Kakak yang selalu mencintaimu-Baekhyun.
-----------------------------

        "Bawa aku kemana pun kau pergi, kumohon" Isaknya. Ia merasa kakinya tak kuat lagi menopang tubuhnya, kini ia hanya bisa menangis sementara tubuhnya telah bersandar di kaki tempat tidur Baekhyun. "Ppalli dorawa, jebal"
.
.
.
2 tahun kemudian
.
.
.
        Tak banyak yang berubah dari tempat yang sempat ia tinggalkan, bahkan jika tidak teliti mungkin ia akan mengira tidak ada yang berubah sama sekali. Perlahan ia mulai melangkahkan kakinya memasuki sebuah cafe bergaya klasik yang dulu sering ia kunjungi bersama seseorang yang sangat ia sayangi, tidak, lebih tepatnya seseorang yang sangat ia cintai.
        "Hwang Baekhyun" Baekhyun terlonjak, ia merasa mengenal suara itu. Hwang Baekhyun memang bukanlah namanya, tapi entah mengapa ia merasa panggilan itu ditujukan padanya. Jika memang panggilan itu ditujukan padanya, kemungkinan pemilik suara itu adalah Taehyun, Junmyeon, atau Eunbi, karena hanya mereka lah yang tahu tentang asal-usul munculnya nama itu. Tunggu, tidak mungkin itu Eunbi karena, suara itu adalah suara namja. "Ya! Hwang Baekhyun" kali ini Baekhyun memberanikan diri untuk berbalik, dan mendapati seseorang yang ia kenal tengah tersenyum padanya, Nam Taehyun, lengkap dengan seragam pelayan cafe yang melekat ditubuhnya.
        "Nam Taehyun" gumamnya seraya berlari menghampiri sahabatnya itu. Mereka pun segera bertukar cerita, karena mereka tak saling menyapa selama dua tahun belakangan, mengingat kembali masa-masa SMA mereka yang terkesan menyebalkan. Mereka saling tertawa bahagia, sampai akhirnya nama Eunri terselip dalam obrolan mereka.
        "Dia sudah pindah, sejak hari pertama kuliah. Tapi dia masih menyempatkan diri ke cafe ini. Kebiasaannya selalu sama, duduk disini dan memesan dua gelas cappucino. Mungkin berharap kau akan datang menemuinya"
        "Apa hari ini dia sudah kesini?"
        "Kurasa begitu. Aku sendiri yang membereskan meja ini"
        "Kau tau alamat rumahnya yang baru?"

        "Eunri-a, cepat makan" teriak ibunya dari dapur. Dengan langkah berat pun Eunri mulai menyeret kakinya. Hidangan yang biasa tersaji di atas meja berhasil membuatnya mengeluh.
        "Tidak ada yang lain? Misalnya makanan kesukanku?" Keluhnya.
         "Makan saja apa yang sudah ada disana, kau perlu sayur untuk kesehatanmu"
        "Eomma"
        "Eunri" bantah ibunya seraya memberinya tatapan tajam.
"Eomma-ya" rengeknya.
        "Hwang Eunri, cepat makan" bentak ibunya.
        Tak lama setelah saling melempar bantahan, bel pintu rumah berbunyi. Eunri langsung terlonjak dan berbalik karena ia teringat sesuatu.
        "Caranya membunyikan bel seperti. . .BYUN BAEKHYUN" teriaknya seraya berlari dan langsung membuka pintu rumahnya. "BYUN BAEK. . .oh, ada apa?" Tanyanya ketika sosok yang ada dihadapannya bukanlah Byun Baekhyun yang ia harapkan.
        "Bisakah kau ikut aku sekarang?"
        "Ada apa?"
        "Sudahlah, ini penting"
        "Sekarang?"
        "Tentu saja" ucap Taehyun seraya menarik lengan Eunri. Sesekali Eunri meronta, bertanya kemana Taehyun akan membawanya.
        "Aku akan memberikan kejutan untukmu"
        "Mwo?"
          "Kau siap?" Tanya Taehyun yang telah bersiap membuka pintu cafe.
        Dengan nafas tertahan Eunri pun mengangguk pelan, dan ia langsung berjengit begitu melihat sosok yang ada dihadapannya. Byun Baekhyun.
        "Long time no see" ucapnya seraya tersenyum pada Eunri.
        "Oppa, apa aku bermimpi? Kumohon jangan bangunkan aku" bisiknya pada Taehyun.
        "Hey, siapa bilang kau bermimpi? Ini nyata" jawab Taehyun sambil mencubit lengan Eunri.
        "YAA!" Teriak Eunri yang langsung memukul namja disampingnya itu.
        "Ya! Sampai kapan kau akan berdiri disitu?" Taehyun pun langsung mendorong Eunri dan menggumamkan kata "Fighting" pada Baekhyun, kemudian sosoknya pun langsung menghilang di balik meja counter.
        "Bagaimana kabarmu?"
        "Baik" jawab Eunri tanpa mengangkat wajahnya.
        "Aku akan tinggal disini, bagaimana menurutmu?" Eunri langsung mendongak dan tersenyum tipis.
        "Kau akan tinggal dimana?"
        "Apartemenku yang dulu"
        "Jadi, kenapa kau harus pergi jika pada akhirnya kau kembali dan akan menetap disini lagi" ucap Eunri, ada nada kekecewaan dalam suaranya.
        "Aku. . .haruskah aku mengatakannya sekarang?"
        "Apa kau akan menundanya dan pergi meninggalkanku lagi?"
        "Baiklah, aku hanya. . .butuh waktu untuk membiasakan diri. . . untuk tidak menganggapmu sebagai adikku lagi"
        "Wae? Kau tidak menyayangiku lagi?"
        "Tentu saja aku masih menyayangimu, tapi dari sudut pandang lain"
        "A-aku tidak mengerti"
        "Aku menyukaimu" bisik Baekhyun.
        "Kau menyukaiku karena aku adikmu?"
        "Tidak tidak, bukan rasa suka yang seperti itu, itu berbeda. Maksudku antara orang yang tak memiliki hubungan darah. Kau sudah dewasa, jadi kurasa kau paham maksudku"
        "Seolma. . .sarang?"
         "Begitulah. Jadi, apa kau menjadi Yeojachingu-ku?"
        "Yeoja chingu atau yeojachingu?"
        "Ya! Hwang Eunri"
        "Arasseo arasseo" sergah Eunri seraya berusaha menahan tawanya.
        "Ambil bunga ini jika kau menerimaku" ucap Baekhyun seraya mengacungkan bunga dalam genggamannya. "Atau ambil bunga yang ada di meja Taehyun jika kau menolakku" Taehyun yang namanya disebut pun langsung mengangkat bunganya dan memberi tatapan  -jangan-ambil-ini- pada Eunri.
        Tiba-tiba Eunri langsung bangkit dari tempat duduknya dan melangkah ke arah Taehyun. Sontak Baekhyun dan Taehyun pun langsung berjengit, bahkan Baekhyun mulai menunduk dan menghela nafas panjang.
        "Kau tidak berpikir aku akan mengambil bunga itu kan?" Tanya Eunri yang telah berdiri di samping Baekhyun seraya menunjuk bunga di tangan Taehyun. "Aku lebih memilih ini"
        Baekhyun pun dengan senang hati langsung memberikan bunga itu pada Eunri dan tersenyum puas.
        "Tunggu, aku masih penasaran, bagaimana mungkin caramu dan Taehyun oppa membunyikan bel bisa sama? Kukira tadi kau" ucap Eunri dengan kecewa.
        "Ah itu. . ."

---------------------------
        "Kau tau alamat rumahnya yang baru?"
        "Wae? Kau mau kesana?"
        "Tidak, tapi kuharap kau mau kesana"
        "Mwo?"
        "Jebal, dan usahakan dia mengira akulah yang datang"
        "Wae?"
        "Aku ingin dia sendiri yang membuka pintu. Aku yakin dia akan langsung berlari jika mengira akulah yang datang"
        "Bagaimana mungkin dia akan mengira aku adalah kau?"
        "Dengar, kau harus membunyikan bel seperti yang biasa kulakukan"
        "Big Bang-Fantastic Baby?"
        "Yup, 'Wow, fantastic baby'. Yang itu, Ok?"
         "Aigoo, geurae geurae"
-------------------------

        "Seyakin itukah kalau aku yang akan membukakan pintu?"
        "Sudah terbukti kan?"ucap Baekhyun dengan bangga. "Cuaca yang bagus, kau tidak ingin ke suatu tempat?" Sergah Baekhyun sebelum Eunri berhasil memukul lengannya.
        "Kemana, misalnya?"
        "Bersepeda di dekat sungai Han? Sepertinya itu menyenangkan"
        "Ya! Ya! Ya! Tetap di tempat, aku akan memberi kesempatan untuk makan gratis di hari bahagia kalian" ucap Taehyun yang muncul dari balik meja counter nya.
        "Nam Taehyun" teriak sang pemilik cafe seraya memberinya ancaman dalam tatapan tajamnya.
        "Joesonghamnida" gumamnya salah tingkah.
        "Thanks bro, tapi aku tidak akan membiarkanmu kehilangan pekerjaan di hari bahagiaku" ucap Baekhyun sambil menepuk bahu Taehyun.
          Setelah menyelesaikan pembayaran untuk makanan dan minuman yang ia pesan, Baekhyun pun segera mengajak Eunri ke sungai Han. Ia terus memandangi senyum di wajah yeoja itu, senyuman yang selama dua tahun terakhir tak dilihatnya.
        "Aku janji tak akan pernah meninggalkanmu lagi. Aku akan selalu ada untukmu, kapan pun kau membutuhkanku. Sebagai kakak, dan juga sebagai kekasihmu"
.
 .
.
 .
.
THE END^^

Thanks buat yang udah mau baca FF-ku… Maaf kalo Typo bertebaran..hehe
Cuma mau ngingetin, kalo mau Copas apapun dari blog ini, please pake Cr ya…bukan Cuma dari blog ini aja, tapi dari blog lain juga kalian harus pake Cr, hargai yang udah bikin/yang udah posting. Pencurian itu tindakan kriminal #ngomongin_apa_ini
Sekali lagi thanks ya…Salam super #eh. Salam sayang dari author deh..hehehe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar