GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Sabtu, 20 April 2013

[FF] Haru-Haru Part.12


Cast      :
-          Taeyang and G-Dragon (Big Bang)
-          Taeyeon and Seohyun (Girls Generation)
Genre    : Sad, Romance
Other    : Big Bang, Girls Generation
Author  : Bie

Preview
             Kegaduhan itu membuat GD kesal, ia ingin menghampiri mereka dan menyuruh mereka, tapi ia hanya bisa mengurungkan niatnya karena ia tidak ingin melihat Taeyang. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang memasuki kamar itu.
             “Yaa..Kwon Ji Yong, aku tau kau belum tidur” GD segera menyibakkan selimutnya dan ia pun melihat seseorang telah duduk di sofa dekat tempat tidurnya.
             “Ddeodeuljima1..sekarang aku akan tidur” ucapnya sambil menyelimuti seluruh tubuhnya sendiri.
             “Yaa..hari ini aku akan tidur dengan Seungri”
             “Mwo?” sontak GD langsung bangkit dari tempat tidurnya. “Andwae..andwaeeee” lanjutnya sambil kembali menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur.
             “Ireona” bentak TOP sambil menarik selimut yang menutupi tubuh GD.
             “Hyung”
             “Wae?”
             “Ah..dwaesseo” ucap GD sambil berjalan meninggalkan kamar.

G-Dragon POV
             Dengan terpaksa, aku pun meninggalkan Seunghyun hyung yang tetap ingin tidur di tempat tidur Seungri. Ketika aku menuju ke dapur, kulihat Youngbae sedang membuat sesuatu, aku pun berusaha untuk berpura-pura tidak melihatnya.
             “Kenapa? Ada yang kau butuhkan?” kukira Youngbae akan cuek dengan kehadiranku, tapi tak kusangka ia malah menyapaku seperti itu.
             “Aniyo” aku tetap berusaha bersikap dingin padanya.
             “Kau bisa tidur di tempat tidurku” ucapnya sambil berjalan menjauh dariku. “Kalau kau mau”
             “A. .” aku berusaha menolak.
             “Aku akan tidur di tempat tidur Daesung”
             Baru beberapa jam yang lalu dia berkelahi denganku, tapi kenapa sekarang dia malah menawariku untuk tidur di tempat tidurnya? apa dia menyesal atas perkelahian itu? Ataukah ini hanya kebohongan saja? ah..entahlah.

Taeyang POV
             Baru beberapa jam yang lalu kami tertidur, tapi aku harus segera bangun karena aku berjanji akan menemui Taeyeon. Aku pun segera bersiap-siap untuk menemui Taeyeon di cafe dekat gedung SG.
            Sesampainya disana, ternyata Taeyeon belum datang, aku pun segera mencari tempat duduk di dekat jendela, yang menurutku disitu sangatlah nyaman.
             “Oppa” tiba-tiba saja seorang yeoja menepuk bahuku dengan sangat keras.
             “Yaa..tidak bisakah kau bersikap layaknya seorang yeoja?” bentakku.
             “Mianhae…” ucapnya sambil memasang tampang polosnya.
             “Aigoo.. jangan memasang tampang polos lagi ketika aku marah”
             “Wae?”
             “Karena aku tidak akan bisa marah lagi padamu” Taeyeon langsung terdiam setelah aku mengatakan hal itu. “Taeyeon-ah? Gwaenchana?” aku mulai khawatir melihatnya tiba-tiba diam.
             “Gwaenchana” jawabnya dengan senyum singkat.

Taeyeon POV
             “Aigoo.. jangan memasang tampang polos lagi ketika aku marah” kata Youngbae yang terlihat masih kesal.
             “Wae?”
             “Karena aku tidak akan bisa marah lagi padamu” aku langsung diam, dan tiba-tiba saja teringat ketika Jiyong oppa mengatakan hal yang sama.
             “Yaa, jangan memasang tampang polos ketika aku marah”
             “Wae?”
             “Karena aku tidak akan bisa marah lagi”
             “Taeyeon-ah? Gwaenchana?” Youngbae oppa terlihat mulai khawatir melihatku tiba-tiba diam.
             “Gwaenchana” jawabku dengan senyum singkat. Semoga saja ia tidak tau apa yang kupikirkan.
             “Kenapa harus kata-kata yang sama?” bisikku dalam hati.
             Tak lama kemudian, tiba-tiba ponselku berbunyi, ternyata Sooyoung yang meneleponku. Karena tempat itu terlalu ramai, aku pun meminta izin pada Youngbae oppa untuk ke kamar mandi sebentar.
             “Yeoboseyo..Sooyoung-ah,waeyo?”
             “Taeyeon-ah, sajangnim baru saja memberitahuku kalau sebentar lagi kita harus ke Jepang”
             “Sajangnim tidak memberitahuku sebelumnya kalau akan ada konser di Jepang”
             “Geureohke aniya..ini sebuah drama”
             “Drama? Maksudmu kita akan bermain drama di Jepang? Kita semua?”
             “Aniyo, hanya kau dan aku”
             “Jinjja? Eonje?”
             “Kira-kira satu minggu lagi”
             “Ah ne..gomawo Sooyoung-ah” setelah berbicara dengan Sooyoung, aku pun berencana untuk memberitahukan kabar ini pada Youngbae oppa.
             “Oh..” aku terkejut ketika Youngbae oppa sudah tidak disana. “Sillyehamnida, dangsineun jeone nawa hamkke anja namjareul bol su isseumnikka1? tanyaku pada yeoja yang duduk didekat tempat duduk yang kami duduki tadi.
             “Ah ne..tadi dia menerima telepon dan langsung pergi, sepertinya kearah taman dibelakang cafe ini”
             “Ne? Emm..gamsahamnida” aku pun segera berlari menuju ke taman belakang yang ditunjukkan yeoja tadi.
             BUGHH~ tiba-tiba kulihat sebuah pukulan mendarat di pipi kiri Youngbae oppa. Darah segar pun langsung keluar dari ujung bibirnya. Sepertinya mereka tidak menyadari kehadiranku karena perkelahian itu masih terus berlanjut.
             “STOOOOOPPP” aku berteriak sekuat tenaga berharap mereka mau berhenti. Jiyong oppa telah siap dengan pukulannya, tapi Youngbae oppa berhasil menangkisnya karena telah menyadari kehadiranku. “Mwohaneungeoya?”
             “Taeyeon-ah” sepertinya Jiyong oppa terkejut melihat kehadiranku.
             “Kenapa kau memukulnya?” belum sempat Jiyong oppa menjawab pertanyaanku, Youngbae oppa malah meninggalkan kami begitu saja. “Oppa..eodiga? Yaa Dong Young Bae” tanpa mempedulikan Kwon Ji Yong, aku segera berlari menyusul Youngbae oppa.
             Ia berhenti tepat di pinggir danau buatan itu, aku langsung menghampirinya dan memastikan ia tidak mendapat luka yang terlalu parah.
             “Gwaenchana?” tanyaku sambil kusentuh pipi kirinya, tapi ia langsung menjauhkan tanganku dari wajahnya. “Dachingeo anya2?”
             “Taeyeon-ah..kita harus menghentikan semua ini”
             “Ne? wae gabjagi3?”
             “Mianhae” ucapnya sambil memberikan cincin itu padaku dan meninggalkanku sendiri di danau. Cincin itu adalah cincin yang kami pakai untuk meyakinkan semua orang bahwa kami benar-benar sepasang kekasih. Kini, hubungan kami benar-benar berakhir, walaupun itu hanyalah sebuah sandiwara, tapi entah mengapa air mata ini terus mengalir dengan deras.


1Sillyehamnida, dangsineun jeone nawa hamkke anja namjareul bol su isseumnikka? :
permisi, apakah kalian melihat laki-laki yang duduk denganku tadi?

2Dachingeo anya?  :     bukankah itu sakit?
3wae gabjagi?        :     kenapa tiba-tiba?


Note : maaf kalau banyak typo ^_^

Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar