GG

GG
Follow my Twitter : @lovbie_df

Senin, 08 Juli 2013

[FF] This Love






Main Cast :
-          Choi Seunghyun/TOP “Big Bang”
-          Park Bom “2NE1”

Other Cast :
-          GD, Taeyang, Daesung, Seungri “Big Bang”
-          Minzy “2NE1”
-          Seven

Author : Bie (Bikry Farida)


             Sore yang cerah, memperlihatkan kedamaian jiwa-jiwa yang sepi. Angin berhembus dengan lembut, menggetarkan jiwa setiap anak manusia. Entah apa yang dirasakannya, ia hanya duduk terpaku menghadap ke arah jendela, menatap sang surya yang semakin lama menghilang dari pelupuk matanya. Semburat merah yang menghiasi langit sore kota Seoul tak berhasil membawanya kembali dari lamunan indahnya.
             “Ah, dia benar-benar menyebalkan, selalu memperlihatkan karismanya di depan yeoja” ucap seorang namja yang tengah berdiri didepan pintu, mengawasi namja yang sedang duduk itu.
             “Setelah mereka mulai tertarik, ia bersikap tak peduli” sahut namja yang lain.
             “Dan sepertinya sekarang keadaan sudah berbalik” sahut yang lain.
             “Siapa yeoja yang berhasil membuatnya seperti ini?” Tanya si maknae yang baru saja kembali dengan segelas cappucino di tangannya.
             “Sepertinya aku tau siapa yeoja itu” jawab Taeyang. Mereka segera mendekatkan kepala mereka, lalu Taeyang pun bersiap membisikkan sesuatu yang ingin mereka dengar. GD langsung menjauh dan membulatkan matanya, bahkan Seungri langsung tersedak.
             “Mwoya?” Tanya Taeyang dengan ekspresi bingungnya.
             “Maldo andwae” jawab Daesung.
             “Maldo andwae mwo? Bahkan aku belum mengatakan apapun” Seungri, Daesung, dan GD hanya bisa tercengang menyadari bahwa Taeyang memang belum mengatakan apapun.
             Mereka mulai mendekatkan kepala mereka lagi dan mendengarkan Taeyang dengan seksama.
             “Aaaaahh…” bisik Daesung sambil mengangguk. “Aku tidak mengenalnya” tambahnya ketika Taeyang telah menjauhkan kepalanya.
             Saat teman-temannya sibuk berbisik-bisik, TOP masih tenggelam dalam lamunannya, pikirannya masih melayang-layang mengingat seorang yeoja yang telah berhasil mencuri perhatiannya, bahkan ia masih mengingat tatapan mata yeoja itu, walaupun tatapan mata itu bukanlah ditujukan untuknya.
             Keesokan harinya, TOP telah bersiap-siap meninggalkan teman-temannya yang masih terlelap. Ia tidak mempedulikan betapa dinginnya kota Seoul di pagi hari, yang ia pikirkan adalah saat-saat dimana ia akan bertemu lagi dengan yeoja impiannya itu.
             Matahari telah nampak ketika TOP telah sampai di depan sebuah bangunan dengan berderet-deret rak buku didalamnya. Entah apa yang membuatnya ragu untuk masuk, sedari tadi ia hanya mengawasi orang yang lalu lalang di depannya.
             Tiba-tiba saja pandangannya terhenti pada yeoja yang ada diseberangnya. Mata yang memancarkan ketulusan serta ayunan tangan yang indah itu mampu mencuri perhatiannya.
             Yeoja itu terus menatap lurus ke arah TOP, kini ia mulai berjalan ke arahnya, mereka saling berdekatan, jarak mereka hanya beberapa centi saja, dan. . . .
             “Annyeonghaseyo” sapa yeoja itu sambil membungkuk. TOP yang terkejut pun membungkuk tanpa membalas sapaan yeoja itu.
             “Yaa! Choi Seunghyun, apa dia benar-benar menyapamu?” bisiknya dalam hati tanpa mengalihkan pandangannya dari seorang yeoja cantik bernama Park Bom.

TOP POV
             Kuikuti langkah yeoja itu, kuperhatikan dengan seksama tiap gerak-geriknya, rasanya mata ini tak bisa lepas melihat cara duduknya yang sangat anggun.
             Ah, aku benar-benar terjatuh dalam indahnya pesonamu.
             Kuambil secarik kertas dan kugoreskan tinta diatasnya, membentuk rangkaian kata yang kubuat seindah mungkin. Aku mengajaknya bertemu dan kuharap ini akan berhasil.
             “Yaa! Bisakah kau berikan ini pada noona yang duduk disana?” perintahku pada bocah kecil berkacamata sambil kusodorkan kertas itu padanya dan kutunjuk tempat dimana Parkbom duduk. Ia hanya mengangguk kemudian mengambil kertas itu dari tanganku, dan saat itu juga aku mulai merasa ragu. “Jamkkanman, jangan beritahu dia kalau itu dariku”
             “Ne…ahjusshi” jawabnya.
             “Mwo? Ahjusshi? Aku masih semuda ini dan kau memanggilku ahjusshi?” bocah kecil yang kukira polos itu kini malah mengeluarkan evil smirk-nya dan langsung berlari menjauhiku.
             Kini pandanganku kembali pada Parkbom, ia telah mengambil gulungan kertas itu dari bocah menyebalkan tadi. Kulihat ia mulai membuka gulungan itu dan membacanya, kemudian ia tersenyum pada bocah kecil itu.
             “Benar-benar senyum yang indah” bisikku.
             “Tugasku selesai ahjusshi” bisik bocah tengil yang telah duduk didepanku.
             “Yaa! Jangan duduk disini, atau dia akan tau kalau surat itu dariku” bisikku dengan sedikit membentaknya.
             “Tapi kau belum memberiku imbalan…ahjusshi” balasnya sambil merebut buku yang ada ditanganku.
             “Aisshh..berhenti memanggilku ahjusshi”
             “Asal kau memberiku imbalan sekarang…ahjusshi”
             “Arasseo arasseo..yeogi” kuambilkan coklat dari dalam tasku dan kuberikan padanya. Aigo, aku belum sarapan dan dia sudah mulai menikmatinya di depanku. “Ya! Bocah tengil, siapa namamu?”
             “Kwon Ji Dong” jawabnya dengan lantang dan penuh rasa bangga.
             “Eh? Apa kau adiknya Kwon Ji Yong?”
             “Dia pamanku” aku hanya bisa memandangnya dengan pandangan aneh, tak kusangka Jiyong memiliki keponakan yang menyebalkan sama seperti dirinya.

Author POV
==============================================
Cinta itu menyapa tanpa kuketahui, dan muncul tiba-tiba tanpa peringatan. Caramu melangkah adalah caraku bermimpi, dan untuk kesekian kalinya aku terjatuh untukmu. Bahkan aku telah melupakan bagaimana cara bernafas, yang aku ingat hanya mata kuatmu yang tersembunyi dalam lembutnya pandanganmu.
Aku tidak bisa menyangkal semua itu. Kumohon bawa aku bersamamu

                                                                                                          -S-
================================================

             Parkbom terus memutar gulungan kertas itu dan sesekali memperlihatkan senyumnya tiap kali mengingat kalimat-kalimat itu, tanpa sadar bahwa ada kertas lain yang terjatuh saat ia membuka gulungan kertas itu.
             “Yeogi, sepertinya ini milik anda” kata petugas perpustakaan ketika Parkbom telah bangkit dari tempat duduknya.
             “Ah ne, gamsahamnida” ucap Parkbom sambil menerima secarik kertas dengan ekspresi yang bingung. Ia membacanya sekilas dan tersenyum, kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan perpustakaan.

Parkbom POV
             Kurasa akhir-akhir ini waktu memang benar-benar cepat berlalu. Sepertinya baru satu jam yang lalu aku meninggalkan perpustakaan, tapi ternyata sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Entah apa yang kupikirkan, sedari tadi aku hanya sibuk memainkan gulungan kertas yang kudapatkan tadi pagi.
             “Seven oppa” sahut Minzy yang baru saja duduk disampingku. “Aku yakin itu dari Seven oppa, lihat saja inisialnya…ah, aku cemburu” lanjut Minzy.
             “Ya! Aku yakin bukan dia yang memberiku surat ini”
             “Kuharap memang begitu” balasnya sambil keluar dari kamarku.
             Aku harus segera bersiap-siap agar namja itu tidak terlalu lama menungguku.

SKIP

             Sudah sepuluh menit aku duduk di bangku taman ini, tapi tak ada satu namja pun yang datang menemuiku. Bagaimana caraku bertemu dengannya?
             Tak lama kemudian, seorang namja berjalan kearahku dengan tatapan dingin yang dibuat sehangat mungkin.
             “Dia? ah aniya..aniya, tidak mungkin dia namja yang harus kutemui hari ini” bisikku ketika kulihat ia semakin mendekat.
             “Ya! Ternyata kau disini” ucap seorang namja yang baru saja menyentuh bahuku dari belakang. Ah, ternyata itu adalah…Seven-ssi.

TOP POV
             Kuhampiri dia yang mungkin telah lama menungguku di taman ini, sekilas kulihat senyumnya yang indah, tapi tiba-tiba sirna ketika seorang namja mendekatinya, dan senyum itupun berpaling padanya.
             “Andwae..andwae, gajima..jebal” bisikku ketika kulihat ia mulai bangkit dari tempat duduknya dan pergi dengan namja itu. Aku hanya bisa tertunduk lesu menghadapi kenyataan sepahit ini.

Author POV
             “Jamkkanman” ucap Parkbom sambil berbalik dan berlari menghampiri namja yang tertunduk lesu itu. “Ini milikmu?” tanyanya sambil menunjukkan gulungan kertas yang ada digenggamannya.
             “Ne” bisik TOP.
             “Aku sering melihatmu, dengan sikapmu yang sedingin es, sulit untuk percaya kalau kau yang menulis kalimat-kalimat seindah ini”
             “Tapi kenyataannya memang aku yang menulisnya” kini TOP mulai mengangkat kepalanya dan menatap mata yeoja yang ada di depannya itu. Yeoja itu hanya tersenyum mendengar ucapan TOP. “Sasireun…nan neomu joahae”
             “Ne?”
             “Aku ingin lebih mengenalmu” ucap TOP yang langsung mengambil handphone dari tangan Parkbom. Ia melakukan panggilan ke nomornya sendiri kemudian mematikannya dan mengembalikan handphone itu pada pemiliknya. “Aku sudah mendapat nomormu” katanya sambil tersenyum.
             Parkbom yang tersenyum malu itupun segera berjalan menjauhi TOP, tapi kemudian ia berbalik lagi ketika TOP berteriak untuk mengatakan sesuatu padanya.
             “Aku mengundangmu makan nanti malam di restoran dekat perpustakaan, jam tujuh”
             “Aku akan datang Seunghyun-ssi” balas Parkbom sambil melambaikan tangannya dan pergi.
             “Aigo..dia tau namaku” bisiknya ketika Parkbom menyebut namanya. “Aku harap ini pertanda baik, aku berjanji akan menjagamu dan tidak akan pernah membuatmu menangis. Bom-ssi, aku harap kau bersedia menjadi yeojachingu-ku”


--------------------------------------------------------------------------------

                                        Inspired by EXO’s song-Don’t Go (Butterfly Girl)

Note : Maaf kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya


Via : Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]


2 komentar: