Main
Cast :
-
Choi Seunghyun/TOP “Big Bang”
-
Park Bom “2NE1”
Other
Cast :
-
GD, Taeyang, Daesung, Seungri “Big
Bang”
-
Minzy “2NE1”
-
Seven
Author : Bie (Bikry Farida)
Sore yang cerah, memperlihatkan
kedamaian jiwa-jiwa yang sepi. Angin berhembus dengan lembut, menggetarkan jiwa
setiap anak manusia. Entah apa yang dirasakannya, ia hanya duduk terpaku
menghadap ke arah jendela, menatap sang surya yang semakin lama menghilang dari
pelupuk matanya. Semburat merah yang menghiasi langit sore kota Seoul tak berhasil
membawanya kembali dari lamunan indahnya.
“Ah, dia benar-benar menyebalkan,
selalu memperlihatkan karismanya di depan yeoja” ucap seorang namja yang tengah
berdiri didepan pintu, mengawasi namja yang sedang duduk itu.
“Setelah mereka mulai tertarik, ia
bersikap tak peduli” sahut namja yang lain.
“Dan sepertinya sekarang keadaan
sudah berbalik” sahut yang lain.
“Siapa yeoja yang berhasil
membuatnya seperti ini?” Tanya si maknae yang baru saja kembali dengan
segelas cappucino di tangannya.
“Sepertinya
aku tau siapa yeoja itu” jawab Taeyang. Mereka segera mendekatkan kepala
mereka, lalu Taeyang pun bersiap membisikkan sesuatu yang ingin mereka dengar. GD langsung
menjauh dan membulatkan matanya, bahkan Seungri langsung tersedak.
“Mwoya?” Tanya
Taeyang dengan ekspresi bingungnya.
“Maldo andwae”
jawab Daesung.
“Maldo andwae mwo? Bahkan aku belum
mengatakan apapun” Seungri, Daesung, dan GD hanya bisa tercengang menyadari
bahwa Taeyang memang belum mengatakan apapun.
Mereka mulai mendekatkan kepala
mereka lagi dan mendengarkan Taeyang dengan seksama.
“Aaaaahh…” bisik Daesung sambil
mengangguk. “Aku tidak mengenalnya” tambahnya ketika Taeyang telah menjauhkan
kepalanya.
Saat teman-temannya sibuk
berbisik-bisik, TOP masih tenggelam dalam lamunannya, pikirannya masih
melayang-layang mengingat seorang yeoja yang telah berhasil mencuri
perhatiannya, bahkan ia masih mengingat tatapan mata yeoja itu, walaupun
tatapan mata itu bukanlah ditujukan untuknya.
Keesokan harinya, TOP telah
bersiap-siap meninggalkan teman-temannya yang masih terlelap. Ia tidak
mempedulikan betapa dinginnya kota Seoul di pagi hari, yang ia pikirkan adalah
saat-saat dimana ia akan bertemu lagi dengan yeoja impiannya itu.
Matahari telah nampak ketika TOP
telah sampai di depan sebuah bangunan dengan berderet-deret rak buku
didalamnya. Entah apa yang membuatnya ragu untuk masuk, sedari tadi ia hanya
mengawasi orang yang lalu lalang di depannya.
Tiba-tiba saja
pandangannya terhenti pada yeoja yang ada diseberangnya. Mata yang memancarkan
ketulusan serta ayunan tangan yang indah itu mampu mencuri perhatiannya.
Yeoja
itu terus menatap lurus ke arah TOP, kini ia mulai berjalan ke arahnya, mereka
saling berdekatan, jarak mereka hanya beberapa centi saja, dan. . . .
“Annyeonghaseyo”
sapa yeoja itu sambil membungkuk. TOP yang terkejut pun membungkuk tanpa membalas sapaan yeoja itu.
“Yaa! Choi Seunghyun, apa dia
benar-benar menyapamu?” bisiknya dalam hati tanpa mengalihkan pandangannya dari
seorang yeoja cantik bernama Park Bom.
TOP
POV
Kuikuti langkah yeoja itu,
kuperhatikan dengan seksama tiap gerak-geriknya, rasanya mata ini tak bisa
lepas melihat cara duduknya yang sangat anggun.
Ah, aku
benar-benar terjatuh dalam indahnya pesonamu.
Kuambil
secarik kertas dan kugoreskan tinta diatasnya, membentuk rangkaian kata yang
kubuat seindah mungkin. Aku mengajaknya bertemu dan kuharap ini akan berhasil.
“Yaa! Bisakah
kau berikan ini pada noona yang duduk disana?” perintahku pada bocah kecil
berkacamata sambil kusodorkan kertas itu padanya dan kutunjuk tempat dimana
Parkbom duduk. Ia hanya mengangguk kemudian mengambil kertas itu dari tanganku,
dan saat itu juga aku mulai merasa ragu. “Jamkkanman, jangan beritahu dia kalau
itu dariku”
“Ne…ahjusshi”
jawabnya.
“Mwo? Ahjusshi?
Aku masih semuda ini dan kau memanggilku ahjusshi?” bocah kecil yang kukira
polos itu kini malah mengeluarkan evil smirk-nya dan langsung berlari
menjauhiku.
Kini
pandanganku kembali pada Parkbom, ia telah mengambil gulungan kertas itu dari
bocah menyebalkan tadi. Kulihat ia mulai membuka gulungan itu dan membacanya,
kemudian ia tersenyum pada bocah kecil itu.
“Benar-benar
senyum yang indah” bisikku.
“Tugasku
selesai ahjusshi” bisik bocah tengil yang telah duduk didepanku.
“Yaa! Jangan
duduk disini, atau dia akan tau kalau surat itu dariku” bisikku dengan sedikit
membentaknya.
“Tapi
kau belum memberiku imbalan…ahjusshi” balasnya sambil merebut buku yang ada
ditanganku.
“Aisshh..berhenti
memanggilku ahjusshi”
“Asal kau memberiku imbalan
sekarang…ahjusshi”
“Arasseo arasseo..yeogi” kuambilkan
coklat dari dalam tasku dan kuberikan padanya. Aigo, aku belum
sarapan dan dia sudah mulai menikmatinya di depanku. “Ya! Bocah tengil, siapa
namamu?”
“Kwon
Ji Dong” jawabnya dengan lantang dan penuh rasa bangga.
“Eh? Apa kau
adiknya Kwon Ji Yong?”
“Dia pamanku” aku hanya bisa
memandangnya dengan pandangan aneh, tak kusangka Jiyong memiliki keponakan yang
menyebalkan sama seperti dirinya.
Author POV
==============================================
Cinta itu
menyapa tanpa kuketahui, dan muncul tiba-tiba tanpa peringatan. Caramu
melangkah adalah caraku bermimpi, dan untuk kesekian kalinya aku terjatuh
untukmu. Bahkan aku telah melupakan bagaimana cara bernafas, yang aku ingat
hanya mata kuatmu yang tersembunyi dalam lembutnya pandanganmu.
Aku tidak bisa
menyangkal semua itu. Kumohon bawa aku bersamamu
-S-
================================================
Parkbom terus memutar gulungan
kertas itu dan sesekali memperlihatkan senyumnya tiap kali mengingat
kalimat-kalimat itu, tanpa sadar bahwa ada kertas lain yang terjatuh saat ia
membuka gulungan kertas itu.
“Yeogi, sepertinya ini milik anda”
kata petugas perpustakaan ketika Parkbom telah bangkit dari tempat duduknya.
“Ah ne,
gamsahamnida” ucap Parkbom sambil menerima secarik kertas dengan ekspresi yang
bingung. Ia membacanya sekilas dan tersenyum, kemudian melanjutkan langkahnya
meninggalkan perpustakaan.
Parkbom POV
Kurasa
akhir-akhir ini waktu memang benar-benar cepat berlalu. Sepertinya baru satu
jam yang lalu aku meninggalkan perpustakaan, tapi ternyata sekarang jam sudah
menunjukkan pukul setengah tiga sore. Entah apa yang kupikirkan, sedari tadi
aku hanya sibuk memainkan gulungan kertas yang kudapatkan tadi pagi.
“Seven
oppa” sahut Minzy yang baru saja duduk disampingku. “Aku yakin itu dari Seven
oppa, lihat saja inisialnya…ah, aku cemburu” lanjut Minzy.
“Ya! Aku
yakin bukan dia yang memberiku surat ini”
“Kuharap
memang begitu” balasnya sambil keluar dari kamarku.
Aku
harus segera bersiap-siap agar namja itu tidak terlalu lama menungguku.
SKIP
Sudah
sepuluh menit aku duduk di bangku taman ini, tapi tak ada satu namja pun yang
datang menemuiku. Bagaimana caraku bertemu dengannya?
Tak
lama kemudian, seorang namja berjalan kearahku dengan tatapan dingin yang
dibuat sehangat mungkin.
“Dia?
ah aniya..aniya, tidak mungkin dia namja yang harus kutemui hari ini” bisikku
ketika kulihat ia semakin mendekat.
“Ya! Ternyata
kau disini” ucap seorang namja yang baru saja menyentuh bahuku dari belakang.
Ah, ternyata itu adalah…Seven-ssi.
TOP POV
Kuhampiri
dia yang mungkin telah lama menungguku di taman ini, sekilas kulihat senyumnya
yang indah, tapi tiba-tiba sirna ketika seorang namja mendekatinya, dan senyum
itupun berpaling padanya.
“Andwae..andwae,
gajima..jebal” bisikku ketika kulihat ia mulai bangkit dari tempat duduknya dan
pergi dengan namja itu. Aku hanya bisa tertunduk lesu menghadapi kenyataan
sepahit ini.
Author POV
“Jamkkanman”
ucap Parkbom sambil berbalik dan berlari menghampiri namja yang tertunduk lesu
itu. “Ini milikmu?” tanyanya sambil menunjukkan gulungan kertas yang ada
digenggamannya.
“Ne” bisik TOP.
“Aku sering melihatmu, dengan
sikapmu yang sedingin es, sulit untuk percaya kalau kau yang menulis
kalimat-kalimat seindah ini”
“Tapi kenyataannya memang aku yang menulisnya”
kini TOP mulai mengangkat kepalanya dan menatap mata yeoja yang ada di depannya
itu. Yeoja itu hanya tersenyum mendengar ucapan TOP. “Sasireun…nan
neomu joahae”
“Ne?”
“Aku ingin lebih mengenalmu” ucap
TOP yang langsung mengambil handphone dari tangan Parkbom. Ia melakukan
panggilan ke nomornya sendiri kemudian mematikannya dan mengembalikan handphone
itu pada pemiliknya. “Aku sudah mendapat nomormu” katanya sambil tersenyum.
Parkbom yang tersenyum malu itupun
segera berjalan menjauhi TOP, tapi kemudian ia berbalik lagi ketika TOP
berteriak untuk mengatakan sesuatu padanya.
“Aku mengundangmu makan nanti malam
di restoran dekat perpustakaan, jam tujuh”
“Aku akan datang Seunghyun-ssi”
balas Parkbom sambil melambaikan tangannya dan pergi.
“Aigo..dia tau namaku” bisiknya
ketika Parkbom menyebut namanya. “Aku harap ini pertanda baik, aku berjanji
akan menjagamu dan tidak akan pernah membuatmu menangis. Bom-ssi, aku harap kau
bersedia menjadi yeojachingu-ku”
--------------------------------------------------------------------------------
Inspired by EXO’s
song-Don’t Go (Butterfly Girl)
Note
: Maaf
kalo banyak typo. Mohon kritik dan sarannya ya…
Via
: Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]
keren!! ceritanya masih bisa dilanjut nih^^
BalasHapusbingung nglanjutinnya ^^
Hapus