Main Cast :
-
Byun Baekhyun
-
Kim Yoojeong
Author : Bie
Yoojeong
terbangun karena mendengar teriakan ibunya dari dapur. Ia pun segera mandi
dan berlari menghampiri ibunya yang masih ngomel-ngomel.
“Eomma aku berangkat”
katanya terburu-buru.
“Mobilmu ada di bengkel, jadi kau
harus naik taksi” ucap ibunya sambil memberikan
uang saku padanya.
“Mwo?” tanya Yoojeong
tak percaya.
“Sekarang cepat berangkat atau kau
akan benar-benar terlambat” kata ibunya sambil mengantarnya
sampai depan pintu.
“Arasseo” ucap Yoojeong
sambil berlari kedepan.
Sesampainya di jalan raya,
Yoojeong menunggu taksi sambil berjalan pelan-pelan, dan akhirnya
ada satu taksi yang lewat. Ia segera melambaikan tangan untuk
menghentikan taksi itu. Taksi itu semakin mendekat, mendekat, dan. . .
“YAA! aku yang lebih
dulu melihat taksi itu” teriaknya pada orang yang baru saja menaiki
taksi tadi.
Saking kesalnya, ia
segera berlari menuju kesekolah, bahkan ia tidak memperdulikan rambutnya
yang acak-acakan karena tertiup angin. Akhirnya ia pun sampai di
sekolah yang gerbangnya hampir ditutup.
“Jamkkanmanyo, jangan
ditutup dulu” teriaknya pada satpam sekolah yang siap menutup
gerbang.
Setelah diizinkan masuk, Yoojeong
segera berlari ke kelasnya, dan bersiap membuka
pintu kelas.
“Eunjin-ah, seonsaengnim eodisseo?” tanyanya
pada Eunjin. Eunjin hanya melirik Lee seonsaengnim dengan
cemas. Yoojeong pun langsung lemas dan panik, tapi tiba-tiba saja ada
ide yang melintas di otaknya. “Dowajuseyo” pintanya sambil
berbisik. Lalu iapun memandang sekeliling kelas, ia
merasa lega karena Lee seonsaengnim sedang sibuk menulis
di papan tulis.
Yoojeong segera
memberikan tasnya pada Eunjin lewat jendela disampingnya.
Setelah itu, Yoojeong pun segera masuk
kelas dengan diam-diam agar Lee seonsaengnim tidak bertanya
dengan segudang pertanyaan.
Tapi sepertinya nasib tidak
berpihak pada Yoojeong, Lee seonsaengnim langsung menoleh ke
arah pintu ketika Yoojeong mulai masuk kelas, Yoojeong
tidak percaya ternyata Lee seonsaengnim bisa merasakan kehadirannya.
“Wae neujosseo?” tanyanya dengan
suara yang sangar.
“Em...saya...em” Yoojeong
masih gugup, ia bingung
harus menjawab apa.
“Yoojeong baru saja dari
toilet” kata Eunjin sambil mengedipkan matanya pada Yoojeong.
“Jeongmal?” tanya Lee seonsaengnim dengan nada tidak percaya. Yoojeong hanya bisa
mengangguk gugup dan berharap guru itu mempercayai kata-kata Eunjin.
Seonsaengnim tidak segera
mengambil keputusan, Ia masih memandang Yoojeong dengan tatapan ketidak
percayaannya.
“Geurae, kamu boleh
duduk” katanya
kemudian kembali menghadap papan tulis.
Yoojeong segera duduk
di samping Eunjin. Saat ia mulai duduk, Eunjin langsung
menanyainya dengan sejuta pertanyaan.
“Wae neujeosseo?” tanya nya. “Padahal
kau tak pernah terlambat sebelumnya” katanya.
“Aku...”
“Memangnya laju mobilmu hari ini seperti kura-kura?”
“Mobilku...”
“Biasanya kan cepat sampai
sekolah”
“Ssst. . .bagaimana aku bisa menjawab
kalau kau tidak memberiku kesempatan untuk
menjawab?” tanyanya dengan kesal.
“Baiklah anak-anak, sebelum kalian
mengerjakan tugas di depan, kumpulkan PR kalian sekarang juga” kata Lee seonsaengnim sambil duduk di kursinya.
Yoojeong segera membuka
tas dan mencari-cari buku PR-nya, tapi ekspresinya langsung berubah
menjadi panik karena ia tidak mendapatkan apa yang ia
cari.
“Wae?” tanya Eunjin
yang sudah kembali ke tempat duduknya. Ia tidak segera menjawab pertanyaan Eunjin
karena masih panik mencari buku itu.
“Kim Yoojeong, aku
tidak menemukan buku PR-mu disini” kata Lee seonsaengnim sambil menunjuk
tumpukan buku di depannya.
“Em...jeoseonghamnida seonsaengnim...em...saya...em”
“Dari tadi kamu menjawab hanya
dengan em...saya...emm, wae?” tanya seonsaengnim yang keheranan
dengan sikap Yoojeong.
“Buku PR saya ketinggalan” jawabnya
dengan kepala tertunduk.
“Mwo?” Lee seonsaengnim mulai menaikkan
kaca matanya. “Sekarang kerjakan PR kemarin
ditambah tugas didepan, dua kali”
“Ye?”
“Tidak perlu protes, lebih baik gunakan waktumu untuk
mengerjakan sekarang”
Yoojeong tidak bisa
protes lagi, segera saja ia mengambil buku catatan dan mengerjakan
tugas itu. Saat tengah menghadap papan tulis, tiba-tiba ada seorang namja yang
maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis.
“Nugu?” bisiknya pada Eunjin.
“Siswa baru” jawabnya tanpa menoleh kearah Yoojeong.
“Baru masuk hari ini?” Eunjin hanya
menjawabnya dengan anggukan singkat. “Siapa namanya?” tanya Yoojeong
penuh antusias.
“Baekhyun..Byun Baekhyun” ia pun hanya manggut-manggut mendengar jawaban itu.
Waktu istirahat telah tiba, ia segera mengumpulkan
tugasnya dan pergi ke kantin menyusul Eunjin. Ketika di
kantin, ia bertemu dengan namja itu, dan hanya
memandangnya penuh kagum. Karena tidak fokus pada jalan, Yoojeong
pun menginjak tali sepatunya sendiri sampai terjatuh.
“Aigo, dia melihat yang tidak seharusnya dia
lihat” bisiknya panik. Yoojeong langsung berlari menghampiri Eunjin
dengan panik ditambah rasa malu.
“Omo, dia melihatku disaat yang tidak
tepat” keluhnya.
“Uh?” tanya Eunjin dengan
ekspresi bingung.
“Aku tadi terjatuh, dan dia menoleh ke arahku, omo..bukkeuroweo” katanya sambil melirik Baekhyun yang kembali
menikmati makan siangnya.
“Geokjeonghajima” ucap
Eunjin berusaha
menenangkan sahabatnya itu.
***
Tanpa terasa, bel pulang telah
berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid segera keluar kelas dan berjalan
menuju ke gerbang sekolah, dan ada juga yang ke tempat parkir tentunya.
“Kau mau mengantarku?
Mobilku masuk rumah sakit” katanya pada Eunjin.
“Ah mianhae, aku harus cepat-cepat
pulang, aku harus
mengantar eomma” jawabnya dengan nada
menyesal.
“Geurae, doakan aku cepat
mendapat taksi” kata Yoojeong sambil berjalan menuju
gerbang sekolah.
Satu jam lebih ia
menunggu taksi, tapi tak ada satupun yang lewat, “Kemana taksi-taksi itu pergi?”
tanyanya dengan kesal.
Saking kesalnya, ia
pun pulang dengan jalan kaki, “Berangkat jalan kaki, pulang masih jalan
kaki juga” omelnya. Ia terus berjalan tanpa
memperhatikan jalan, dan tiba-tiba saja. . .brukkk.
“Aaaahh” teriaknya
saat ada ayam yang
bertengger di atas kepalanya.
Ternyata ia tadi menabrak motor penjual ayam hidup yang di
parkir di trotoar.
“Omo, ayamku” teriak
si penjual ayam sambil mengejar ayam-ayamnya yang terus berlarian.
“Ajusshi, saya yang
lebih membutuhkan bantuan” teriaknya dengan kesal.
“Kamu kan bisa bangun sendiri, tapi
ayamku bisanya cuma lari-lari” jawabnya sambil terus mengejar si
ayam.
“Aissh...” teriaknya
lagi ketika ada salah satu ayam yang buang air di sepatunya.
Ketika ia tengah jijik melihat
sepatunya yang kotor, tiba-tiba ada seseorang yang jongkok didepannya
dan membersihkan sepatunya dengan tissue yang ia bawa. “Yaa!
Neo gwaenchana?” tanya nya sambil terus membersihkan sepatu Yoojeong.
Ketika ia mengajukan pertanyaan
itu, Yoojeong langsung mendongak dan melihat namja
yang tadi hanya bisa ia lihat dari jarak jauh, kini namja itu
begitu dekat dengannya.
“Kau yang tadi terjatuh
di kantin kan?” tanya nya saat ia melihat wajah Yoojeong.
“Mwo? Kenapa ia ingat
kejadian memalukan itu?” Yoojeong terus menggerutu dalam hati
karena kesialannya hari ini.
“Galkeyo” kata Baekhyun
sambil tersenyum.
Yoojeong hanya bisa
memandang Baekhyun yang semakin menjauh sampai dia menghilang, bahkan ia
masih bisa mengingat senyuman itu dengan jelas.
“Agasshi, bukannya membantu
malah melamun” protes si penjual ayam. Yoojeong menoleh ke
arah si penjual ayam sambil tersenyum dengan terpaksa.
“Ajusshi yang
terhormat, apakah anda tidak melihat keadaan saya sekarang?” tanyanya
sambil menunjuk rambutnya yang acak-acakan, baju yang kotor, dan
sisa kotoran ayam yang baru saja singgah di sepatunya.
“Tapi ini kesalahanmu juga, kenapa
jalan sambil melamun?”
“Terus kenapa markir motor
di sini? Ini kan untuk para pejalan kaki”
“Ah geurae, saya mau mengambil
ayam-ayam saya”
“Geurae, saya juga mau
pulang” katanya sambil berjalan menjauh dari ayam-ayam sekaligus penjualnya
itu.
Ia pun terus menggerutu karena harus jalan kaki dalam keadaan kotor. Taksi tidak ada yang lewat satu pun. Akhirnya
ia pun sampai rumah, ibunya langsung kaget melihat anaknya
masuk ke dalam rumah dengan rambut acak-acakan dan baju yang super kotor.
“Yoojeong-ah, kenapa rambutmu,
bajumu, aigo” ucap ibunya sambil terus membolak-balik
badan Yoojeong.
“Ah dwaesseo eomma,
aku ingin cepat-cepat mandi lalu
istirahat” katanya sambil berjalan menuju ke kamar.
Ia segera mandi dan
ganti baju. Setelah merasa kembali segar ia pun langsung menghempaskan tubuhnya
ke tempat tidur. Hari ini ia merasa benar-benar sial, mulai bangun
kesiangan, jalan kaki ke sekolah, lupa tidak membawa buku PR, jatuh di kantin,
sampai bergulat dengan ayam-ayam yang super kotor itu.
Hanya satu yang ia
harapkan dari hari ini. Ia berharap semua kejadian yang terjadi hari
ini hanyalah sebuah mimpi, dan ketika ia terbangun nanti,
itu semua tidak terjadi, bahkan tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun,
kecuali tentang Baekhyun.
============================================
Note : Maaf kalo banyak typo.
Mohon kritik dan sarannya ya…
Via :
Flaming Pearls [ http://flamers24.blogspot.com/ ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar